CARA MENGATASI ,HUKUM PERSELINGKUHAN MENURUT ISLAM

Cara mengatasi, Hukum dan Ciri Suami Istri selingkuh dalam Islam

 · Filed under Solusi Keluarga Muslim

Cara mengatasi,  Hukum dan Ciri  Suami  Istri selingkuh dalam Islam

Tidak mudah mengambil sikap yang tepat saat menghadapi suami atau isteri  selingkuh  karena  biasanya pasangan yang  baru ditinggal selingkuh merasa sangat sakit hati, marah, pikiran kalut  dan  pada sebagian orang akan susah untuk berpikir jernih sehingga membutuhkan masukan positif dari orang lain, sedangkan jika salah curhat  (pada lawan jenis)  justru akan membuka jalannya perselingkuhan baru,  Semoga tulisan saya  ini dapat membantu  pembaca yang mengalami keadaan tersebut.

Definisi Selingkuh

Untuk menyelesaikan permasalahan selingkuh perlu diperjelas dulu apa arti selingkuh. Selingkuh  dalam  Kamus Besar Bahasa Indonesia artinya  adalah : suka menyembunyikan sesuatu untuk kepentingan sendiri; tidak berterus terang; tidak jujur; curang; serong; 2 suka menggelapkan uang; korup; 3 suka menyeleweng .

Dalam hubungan perkawinan secara umum orang mengartikan selingkuh adalah zina

Maaf sebelumnya, izinkan saya bertanya. Apakah anda sudah menikah dan hal diatas (perselingkuhan )  sedang terjadi  pada diri  anda atau pasangan anda?

Jika anda jawab: YaSelamat ..!!  karena   anda atau pasangan anda yang  berselingkuh akan mendapatkan  7 kesempatan  “emas”    yaitu :

1. Kesempatan emas pertama yaitu sebagai Balon (Bakal calon) bahan sate di neraka, Jika  anda Wanita  “paling hanya” akan  ditusuk  tepat di kemaluan  dengan batang besi  kasar berwarna merah karena panasnya sebagai balasan bagi wanita yang suka  mengikuti nafsunya   memasukkan “batang” yang tidak halal dikemaluannya,   begitu juga  bagi laki-laki yang suka menjepitkan “batangnya”  di kemaluan yang tidak halal  akan mendapatkan hal yang hampir sama yaitu batang kemaluannya di neraka akan dijepit dengan penjepit besi yang sangat luarbiasa  panasmya, sehingga   Wanita dan laki-laki pezina ini  akan menjerit-jerit dengan  suara yang sungguh sangat- sangat keras  karena sangat luar biasa rasa sakitnya akibat siksaan ini. Siksaan ini  akan  menyebabkan seluruh  kulit  kemaluan melepuh sampai kedalam dan akhirnya  badanpun menjadi ikut terbakar  karena sangat  panasnya besi tersebut,   tapi  ” jangan khawatir”  kulit yang terbakar hangus akan diganti  dengan yang baru oleh Allah SWT,  yang perlu dikhawatirkan adalah : Siksaan tersebut akan  terjadi berulang ulang terus menerus tanpa ada  batas waktu akhirnya alias SIKSAAN ABADI (selamanya / kekal didalamnya),  setiap kali kulit rusak disiksa dan diganti normal lagi secara sekejab kemudian disiksa lagi  agar mereka merasakan azab.  Hal ini sesuai dengan  firman Allah dalam Alquran:

Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan azab Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana..(QS An Nisa  56)

Dan barangsiapa yang mendurhakai Allah dan rasul-Nya dan melanggar ketentuan-ketentuan-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam api neraka sedang ia kekal di dalamnya; dan baginya siksa yang menghinakan. (QS. An Nisa 14)

Bagi sebagian orang yang dangkal pengetahuan agamanya  gambaran siksa neraka itu seperti cerita dongeng pengantar tidur, tapi bagi yang mempunyai pengetahuan agama  pasti akan  berpikir dua kali untuk melakukan zina karena dia tahu  siksa neraka yang paling ringan adalah  sebagai berikut :

An-Nu’man bin Basyir r.a. berkata: Aku telah mendengar Nabi SAW. bersabda: Sesungguhnya seringan-ringan siksa ahli neraka di hari kiamat, ialah orang yang di bawah telapak kakinya diletakkan bara api yang dapat mendidihkan otaknya. (HR Bukhari  Muslim)

Jika anda termasuk anggota  ”OSIS” ( Organisasi Suami Isteri Selingkuh bukan Organisasi Siswa Intra Sekolah lho.. )  dan belum mau keluar dari anggota serta   berani   menanggung resiko selingkuh,   Nggak masalah..!  Lewati saja test berikut  agar  anda semakin yakin dengan keanggotaan anda,

Bagi wanita, Test bisa dilakukan dengan cara:  saat anda makan di warung sate atau ikan bakar,  anda bisa dekatkan tangan anda pada api pembakaran  dan rasakan…  jangan sampai anda merasa bahan sate atau ikan yang dibakar adalah anda sendiri  (meskipun akan begitu nantinya) atau diwaktu lain  saat anda berada didapur coba rasakan sesaat saat memasak ,  dekatkan  tangan anda pada api kompor .. rasakan .. itung -itung itu sebagai  “latihan kecil ”  untuk mendapatkan hadiah panas yang lebih besar lagi nantinya.

Bagi Laki-laki, Test bisa dilakukan dengan mendekatkan  tangan pada korek api gas  atau rokok menyala pada tangan anda dan rasakan  Jika tangan anda tahan panas dekatkan sumber panas lebih dekat lagi…  jika tangan anda tidak tahan panas  … saya sungguh heran jika  masih ada yang berani selingkuh ? kenikmatan farji perempuan atau bagi wanita “batang”  laki-laki yang tidak halal sungguh  tidak sebanding dengan siksa neraka yang harus ditanggung, Jika anda muslim anda pasti percaya isi Alquran itu 100% PASTI BENAR  ( QS.An Nisa ayat 14 &56 diatas ).

Dijaman sekarang ini sungguh  setan sudah sangat berkuasa atas manusia  karena banyak suami atau isteri tidak takut siksaan diatas bakal terjadi pada dirinya meskipun diingatkan dan masih  diberi kesempatan hidup  tetap saja tidak mau bertobat,  bahkan mungkin  masih ada yang berani tersenyum sinis membaca tulisan saya diatas ,  tapi tidak mengapa….   apakah pezina sombong ini masih bisa tersenyum saat maut datang padanya dan tidak punya kesempatan lagi untuk bertobat Nasuha ( Tobat semurni-murninya / Benar-benar Tobat) .  Enggan bertobat atau mengulur-ulur waktu bertobat biasanya  terjadi pada laki-laki atau perempuan yang akal sehatnya telah ditutupi oleh nafsunya sendiri…. mereka berpikir selingkuh dan zina sudah umum dilakukan dan biasa terjadi pada orang lain  jadi tidak mengapalah hampir semua orang melakukan …. sehingga banyak temannya,  siksaan dahsyat pezina saat sakratul maut,  di alam  kubur dan di neraka pasti   tidak akan   terjadi.   … Jelas itu adalah pikiran orang yang sangat tersesat jauh .. sahabat sejati setan penggoda lawan jenisnya…. Kasihan orang tua dari  pezina  ini  Bapak Ibunya  membesarkan dirinya dengan susah payah akhirnya hanya jadi pezina yang tidak peduli dengan siapapun kecuali pada pasangan zinanya…. Orang seperti ini memang pantasnya hanya di rajam sampai mati seperti pada jaman Rasullullah SAW baru akan sadar kalau dirinya telah salah jauh tersesat….

Jadi bagi pezina yang sombong  membaca tulisan mengenai gambaran siksa seperti diatas  hanya akan ditanggapi   biasa saja tanpa ada  rasa  khawatir sedikitpun…. tapi saya ingatkan sekali lagi… untuk sekarang ini siksaan tersebut memang belum bisa dirasakan  tapi   tunggu tanpa  diminta….  setelah maut menjemput silahkan rasakan  akibatnya saat tiba awalnya adalah  sakratul maut kemudian  di liang kubur baru siksa di neraka,   Saya jamin 1 triliun persen pasti para pezina ini akan sangat menyesal nantinya… tapi ya itu tadi …sayangnya  masih banyak  pezina yang diberi kesempatan hidup  dan diberi pengetahuan setelah membaca artikel ini masih tapi tetap saja  tidak mau bertobat… Khusus bagi yang belum menikah silahkan baca disini mungkin bisa jadi obatnya untuk tidak zina lagi.

Siksa neraka abadi itu pasti terjadi , Benar saya  tidak mengada-ada panasnya neraka jutaan kali dari panas yang ada dibumi . Dua kali lagi saya ingatkan Siksaan Paling Menyakitkan di Neraka   PASTI TERJADI  bagi pezina sombong yang tidak mau bertobat,  Siksaan pedih dan abadi yang diceritakan di Al Quran 100% pasti benar, karena Alquran dijaga keasliannya oleh Allah SWT sendiri dari dulu sampai akhir zaman,  buktinya : sampai sekarang Alquran tidak pernah dapat dipalsukan satu hurufpun  jk sampai bisa dipalsukan  pasti akan s ketahuan dan tidak bertahan lama  karena  Alquran dapat dihafalkan oleh jutaan orang  yang tersebar diseluruh didunia.

2. Kesempatan emas Kedua menerima  hadiah tanpa dipotong  pajak setelah mati  yaitu :  Siksa Kubur . tapi sayangnya  Hadiah Siksa kubur  ini  hanya berlaku sampai hari kiamat tiba,   jadi anda tidak dapat menikmati selamanya seperti di Neraka,  Hadiah Siksa kubur bagi anggota “OSIS” akan lebih besar dibandingkan  bukan anggota “OSIS”  karena Selingkuh (Zina) adalah DOSA BESAR   rangking 2 setelah dosa sirik.  Siksa kubur akan menimpa pezina dari pagi sampai petang setiap hari    sampai hari kiamat tiba sebagaimana firman Allah SWT menyiksa Firaun karena dosanya dalam surat Al Al Mu’min  ayat 45-46

“Dan Fir’aun beserta kaumnya dikepung oleh azab yang amat buruk. Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petang , dan pada hari terjadinya Kiamat. (Dikatakan kepada malaikat): “Masukkanlah Fir’aun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras”.” (QS. Al Mu’min: 45-46)

“Yang dimaksud dengan Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petang adalah siksaan di alam barzakh (alam kubur). ” (Fathul Qodir, 4/705)

Dalam shahih Muslim, Zuhair bin Harb dan Ishaq bin Ibrahim menceritakan kepada kami, keduanya dari Jarir, Zuhair berkata, Jarir menceritakan kepada kami, dari Manshur, dari Abu Wa`il, dari Masruq, dari Aisyah yang berkata,

“Ada dua orang nenek tua dari kalangan Yahudi Madinah masuk menemuiku dan berkata, ‘Sesungguhnya penghuni kubur itu diazab dalam kubur mereka.’ Aku (Aisyah) mendustakan mereka dalam hal ini karena memang tidak mau percaya begitu saja kepada mereka. Mereka berdua akhirnya keluar, dan masuklah Rasulullah SAW kepadaku langsung aku tanyakan, ‘Wahai Rasulullah, dua orang nenek Yahudi tadi masuk kepadaku dan mengatakan bahwa penghuni kubur itu diazab dalam kubur mereka.  Rasulullah SAW bersabda, “Mereka benar, sesungguhnya penghuni kubur itu diazab dengan siksaan yang bisa didengar oleh binatang.” (Shahih Muslim, no. 586 dan  Shahih Al-Bukhari, no. 6366).

 

3. Kesempatan emas Ketiga menerima Hadiah Belaian Sakratul Maut. Hadiah ketiga ini tentunya hanya dapat dinikmati sekali saja seumur hidup  sebagai awal atau hidangan pembuka bagi pezina sebelum menikmati hadiah-hadiah “nikmat”  lainnya,

Nikmatnya belaian sakratul maut dapat dibaca di Al Quran :

“Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim (berada) dalam tekanan-tekanan sakratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata):” Keluarkanlah nyawamu “. Di hari ini kamu dibalas dengan siksaan yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya”. QS. al-An’am (6) : 93

dan

“Sekali-kali jangan. Apabila nafas (seseorang) telah (mendesak) sampai kerongkongan. Dan dikatakan (kepadanya): “Siapakah yang dapat menyembuhkan”. Dan dia yakin bahwa sesungguhnya itulah waktu perpisahan. Dan bertaut betis (kiri) dengan betis (kanan). Dan kepada Rabbmulah pada hari itu kamu dihalau”. Al Qiyamah: 26-30

sedangkan rasa sakit sakratul maut dijelaskan oleh:

Ibnu Abi Ad-Dunya rahimahullah meriwayatkan dari Syaddad bin Aus Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: “Kematian adalah kengerian yang paling dahsyat di dunia dan akhirat bagi orang yang beriman. Kematian lebih menyakitkan dari goresan gergaji, sayatan gunting, panasnya air mendidih di bejana. Seandainya ada mayat yang dibangkitkan dan menceritakan kepada penduduk dunia tentang sakitnya kematian, niscaya penghuni dunia tidak akan nyaman dengan hidupnya dan tidak nyenyak dalam tidurnya ”  Lihat Jami’u Al Bayan Fii Tafsiri Al Quran (26/100-101) dan Fathul Qadir (5/75).

Sakratul maut  dalam kitab Durratun Nasihin  digambarkan rasanya seperti dikuliti kulit tubuhnya dalam keadaan hidup,   sungguh sangat sangat menyakitkan   hanya saja bagi para pezina saat  sakratul maut  keadaan menyakitkan ini  tidak mudah untuk dilihat oleh orang umum kecuali oleh orang tertentu karena pezina  ini  tidak dapat berkata -kata sebab jiwanya sedang  dicabut dan  tidak dapat berinteraksi dengan menggerakkan tubuhnya kecuali matanya yang terbuka tidak terpejam karena terpana dengan hadiah yang bakal diterima  …Hi.hi.hi … Sungguh asyikkan  rasanya? beda dengan  berzina  yang rasanya  sungguh menyakitkan… (maaf terlabik)

 

4. Kesempatan emas Keempat untuk dibunuh atau dirajam terutama bagi anda yang sudah menikah dan melakukan selingkuh (zina) apalagi zina dengan suami atau  isteri orang lain akan  lebih besar lagi kesempatannya  di bunuh oleh pasangan dari yang anda selingkuhi karena dalam Islam membolehkan hal  itu  meskipun secara hukum negara KUHP dilarang.

Dari Ibnu Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Tidak halal darah seorang muslim, kecuali karena salah satu dari tiga hal: orang yang berzina padahal ia sudah menikah, membunuh jiwa, dan orang yang meninggalkan agamanya lagi memisahkan diri dari jama’ah (kaum muslimin)’.” (HR Bukhâri  no.6878 dan Muslim 1676)

5. Kesempatan emas Kelima Berlibur Menginap Gratis di Hotel Prodeo selama 9 bulan alias Menginap di Penjara serta berurusan dengan Polisi jika suami atau istri selingkuhan sakit hati dan melaporkan perzinaan suami atau isterinya ke Polisi dengan membawa Bukti dan Saksi karena  selingkuh / zina  model ini adalah melanggar  Pasal 284 KUHP  yaitu termasuk kategori kejahatan dalam kesusilaan dengan ancaman hukuman 9 bulan kurungan penjara.

 

6. Kesempatan emas Keenam “Bercengkrama” Ribut Terus dengan Suami atau isteri dan berkesempatan berpisah dengan anak-anaknya. 

Padahal dapat  dipastikan jika pezina  bercerai dan  melanjutkan hidup  dengan selingkuhannya sampai saat ini belum ada ceritanya  akan bahagia. Untuk sementara memang akan bahagia  tapi tidak selamanya karena  karena kejadian selingkuh akan terjadi berulang (selingkuh lagi dengan yang lain) atau karena faktor lain seperti  sifat  atau hal yang terbuka dan baru terlihat  setelah menjalani hidup dengan selingkuhannya . Banyak sekali contohnya untuk itu. Saat ini memang belum tapi nanti … tunggu buktikan sendiri.. pasti anda akan percaya 1000 %.

7. Kesempatan emas Ketujuh Mendapat Jaminan Hari Tua Tidak dihargai atau dirawat anak-anaknya karena  anak-anaknya akan sakit hati teringat ibunya yang  sengsara  ditinggal selingkuh  bapaknya begitu juga sebaliknya.

Sebagian orang menganggap selingkuh itu biasa asal tidak zina  padahal sebenarnya selingkuh model ini yang justru berbahaya karena dapat menjerumuskan orang baik menjadi pezina tanpa disadarinya karena hubungan berjalan secara normal alami, melibatkan emosi  dan saling membutuhkan, seperti berhubungan lewat telpon /sms  dengan lawan jenis tanpa sepengetahuan suami /isterinya apalagi sampai membicarakan hal yang dapat membangkitkan rangsangan nafsu.   Hubungan ini akan menimbulkan ketergantungan dan penyakit hati (rindu) yang berakibat akan  mengurangi hak suami/ isterinya dan  menyakiti hati suami/ isteri  selain itu perbuatan ini juga akan membuka jalan zina, oleh karena itulah Allah SWT melarangnya sesuai dengan firman-Nya dalam Quran Surat Al Isro ayat  32  yang menyebutkan perbuatan mendekati zina dilarang .

Jika Selingkuh sampai terjadi Zina  akan terlalu besar dosanya,  Nabi Muhammad Sallahu Alaihi Wassalam sampai menghalalkan darah seorang muslim yang selingkuh  (zina)  untuk dibunuh jika pelaku sudah pernah  menikah (lihat hadist sahih dibawah) . Karena besarnya dosa itulah  Setan selalu berusaha dengan cara apapun  untuk mengajak seorang suami atau isteri  selingkuh dengan cara  memberikan  pandangan tipuan  agar orang lain lebih baik dari isteri atau suaminya ( kenyataannya memang  tidak ada suami/ isteri yang sempurna pasti ada kekurangannya), dan parahnya lagi   setelah perselingkuhan  terjadi  justru  setan  yang akan memberitahu kepada pasangannya  adanya perselingkuhan tsb sehingga terjadi keributan dan akhirnya terjadi perceraian, itulah tujuan akhir dari Godaan setan untuk selingkuh yaitu Perceraian. Setelah pelaku selingkuh menjadi duda/ janda akan lebih bebas dan mudah tergoda nafsu sehingga terjadilah perzinahan abadi.  Jadi bagaimanapun juga selingkuh PASTI ketahuan bagaimanapun rapatnya menutupi perselingkuhan  karena  ketahuan adalah  bagian dari strategi utama setan menghancurkan pernikahan.

Selingkuh itu nikmat apapun bentuknya mau Selingkuh Ringan ataupun Selingkuh Berat  sama nikmatnya  bahkan akan terasa  lebih nikmat dari suami atau isteri sendiri meskipun hanya sekedar sms. SMS dari selingkuhan  akan  lebih nikmat dari suami/ isteri sendiri ini  karena ada SETAN yang ikut berperan didalamnya yang masuk dalam jiwa dan pikiran baik saat awal kenalan,  sms/ chatting berbicara, bersentuhan dan akhirnya  berzina. Setan akan ikut secara penuh didalamnya dan tidak akan pernah berhenti ikut campur sampai  manusia itu ada niat  berusaha sendiri secara keras dan meminta pertolongan Allah untuk bisa berhenti .

“Langkah terbaik menghindari  / berhenti dari  perselingkuhan adalah tidak lagi menjalin komunikasi atau  berduaan dengan lawan jenisnya  tanpa didampingi  muhrim”

Jika anda masih melakukan selingkuh tetapi belum diketahui pasangan anda atau orang lain, saran saya  segera saja berterima kasih dan mohon ampun  kepada Allah karena Allah telah menutupi aib  anda,  segeralah berhenti dan bertobat kepada Allah selagi masih ada kesempatan  sebelum terbuka Aib dan ajal menjemput anda,  Jangan lupa terbukanya aib  akan  merubah   kehidupan anda yang semula tenang dan terhormat menjadi gelisah dan memalukan apalagi jika sampai ajal terjadi sudah tidak ada kesempatan lagi untuk bertobat.

Allah Maha Pengasih dan Penyayang   juga Maha Pengampun, jadi  apapun dosa kita  (kecuali sirik) jika kita mau  mohon ampun secara sungguh-sungguh pastilah Allah mengampuni kita .

(Bagi yang belum menikah dan berzina  jangan khawatir anda masih bisa mendapatkan kesempatan emas 1,2 dan 3)

Jika anda jawab : Tidak. Bersyukurlah kepada Allah karena Allah telah melindungi  dan  telah memberikan hati yang baik bagi anda. Semoga Allah selalu memberi ketetapan iman bagi anda.

Berhati-hatilah bergaul dengan lawan jenis  karena  setan dan para pembantunya dengan  berbagai cara akan selalu berusaha menjerumuskan kita untuk berbuat selingkuh / zina.

Hukum Al Quran dan Hadist  Sahih Bukhari Muslim tentang selingkuh / zina

Dalam Islam  perbuatan mendekati zina dilarang apalagi sampai zina sungguh sangat dilarang  oleh Allah, sesuai dengan firman Allah :

Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.(QS. Al Isro  32)

Bagi yang mengaku beragama Islam dan   melakukan zina  jika tahu  hukuman  Allah dan sesama muslim sangat berat , pasti akan menyesal seumur hidupnya dan  berpikir ribuan kali untuk melakukan zina karena pezina yang sudah pernah menikah, di Islam  tidak ada hukuman lain kecuali dibunuh atau dirajam sampai mati, beda bagi yang belum pernah menikah cukup di cambuk 100 kali tanpa belas kasihan, memang  Indonesia adalah  negara yang mempunyai penganut Islam terbesar di dunia (207juta / 88% islam ) dan tidak menggunakan syariat islam untuk memutuskan suatu perkara perzinaan,  tapi bagi muslim yang takut hukuman Allah di akhirat akan  jauh lebih  berat  daripada hukum  di dunia maka jika mampu pasti akan  melaksanakan hukuman ini atau setidaknya bertobat nasuha untuk perbuatan ini.  Saya hanya menyampaikan hal yang sebenarnya  hukuman Allah bagi pezina, coba perhatikan Al quran dan dijelaskan oleh   Hadist  Nabi SAW dibawah:

dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. Jika mereka berpaling (dari hukum yang telah diturunkan Allah), maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah menghendaki akan menimpakan musibah kepada mereka disebabkan sebahagian dosa-dosa mereka. Dan sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik (QS. Al Maidah  49)

(Ini adalah) satu surat yang Kami turunkan dan Kami wajibkan (menjalankan hukum-hukum yang ada di dalam) nya, dan Kami turunkan di dalamnya ayat-ayat yang jelas, agar kamu selalu mengingatinya. Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus kali dera, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan hari akhirat, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan dari orang-orang yang beriman. QS. An Nuur  1-2)

Ayat diatas  sangat  jelas perintah  Allah kepada Masyarakat muslim dan pezina yang wajib melaksanakan hukuman yang telah ditetapkan Allah  jika tidak ingin ditimpakan musibah karena hal tsb

Dari Ibnu Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Tidak halal darah seorang muslim, kecuali karena salah satu dari tiga hal: orang yang berzina padahal ia sudah menikah, membunuh jiwa, dan orang yang meninggalkan agamanya lagi memisahkan diri dari jama’ah (kaum muslimin)’.” (HR Bukhâri  no.6878 dan Muslim 1676)

Hadist ini sangat jelas mengatakan seorang yang berzina dan ia telah menikah halal dibunuh selain pembunuh dan muslim yang murtad

Ada seorang lelaki, yang sudah masuk Islam, datang kepada Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam mengakui dirinya berbuat zina. Nabi berpaling darinya hingga lelaki tersebut mengaku sampai 4 kali. Kemudian beliau bertanya: ‘Apakah engkau gila?’. Ia menjawab: ‘Tidak’. Kemudian beliau bertanya lagi: ‘Apakah engkau pernah menikah?’. Ia menjawab: ‘Ya’. Kemudian beliau memerintah agar lelaki tersebut dirajam di lapangan. Ketika batu dilemparkan kepadanya, ia pun lari. Ia dikejar dan terus dirajam hingga mati. Kemudian Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam mengatakan hal yang baik tentangnya. Kemudian menshalatinya(HR. Bukhari no. 6820)

Hadist ini juga  jelas mengatakan bahwa pezina yang sudah menikah hukumannya adalah di razam sampai mati.

Apakah ancaman hukum Allah dalam Al quran  dan diperjelas oleh Nabi SAW belum cukup untuk menghentikan perselingkuhan dan melakukan zina? Jika tidak mau bertobat, Lihat buktinya di   Kisah nyata 2 dihalaman dalam blog ini.

Berhati-hatilah jika sewaktu –waktu Allah  tanpa diketahui saatnya (mungkin nanti, besok malam atau lusa ) menyuruh malaikat izrail mencabut nyawa pezina sombong

Hanya satu permintaan orang yang telah mati kepada Allah saat dikubur yaitu minta dihidupkan kembali di dunia untuk bertobat atas segala dosa-dosanya karena ia tahu hukuman yang ditimpakan Allah kepadanya akan sangat berat dan tidak akan mampu dirinya bertahan  tapi tetap saja  hukuman  diberikaan tanpa  tiada akhir dan berkesudahan. Tidak percaya ? Simak ayat  Al quran dibawah:

(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata: “Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia), agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan (QS. Al Mu’minuun  99-100)

Demikianlah untuk dijadikan pengetahuan bagi orang yang beriman untuk tidak melakukan perbuatan selingkuh atau zina

Tanda – tanda suami / isteri   selingkuh

  1. Sering meninggalkan sholat  terutama subuh, mulai suka bohong  dan lupa akan tugas dan kewajibannya sebagai  suami /isteri dalam rumah tangga.
  2. Dalam keseharian tidak perhatian dan tidak  mesra dalam hubungan suami isteri jika bicara suka berbantahan banyak alasan
  3. Pergi Pagi Pulang Malam  dan suka berlama –lama di pekerjaan dengan alasan lembur jika pergi keluar kantor tidak izin suami / isteri
  4. Mencari-cari alasan untuk bisa pergi keluar sendiri  dan tidak mau ditemani
  5. Handpone di password  jika dihidupkan suara ringtone  di silence
  6. Jika bepergian sulit dihubungi atau jika bisa dihubungi hanya sebentar dan mati lagi serta mempunyai no hp lain tanpa sepengetahuan suami / isteri
  7. Tidak mau putus hubungan dengan Handphone dan internet
  8. Sibuk SMS dimana saja tanpa kenal waktu dan pergi saat menerima  telpon, jika ada anda  gugup dan akan bilang nanti saya hubungi atau telpon langsung dimatikan tanpa dijawab
  9. Jika pulang dari bepergian akan langsung kebelakang untuk menghilangkan jejak perselingkuhan
  10. Biasanya cuek tapi tiba-tiba perhatian untuk menutupi perselingkuhan
  11. Beli pakaian baru yang tidak biasa, suka berdandan dan  memakai minyak wangi
  12. Ada 1 lagi tapi ini rahasia karena pasti benar 100% selingkuh…. (silahkan comments saya kirim by email)

Note : Pastikan email anda di comments terisi dengan benar agar balasan  terkirim dengan baik

Cara mengatasi Suami atau Istri yang selingkuh dalam Islam

Untuk mengatasi suami atau isteri selingkuh kenali dulu tanda-tandanya untuk mencegah  perselingkuhan  selain itu perhatikan kurangnya kebutuhan lahir batin dari pasangannya, kurang perhatian dan meyepelekan  pasangan,  kondisi kejiwaan dan jauh dari suami/ isteri,  kemajuan teknologi serta  kurangnya pengawasan suami/isteri yang mendorong  terjadinya perbuatan  selingkuh.

Meskipun  untuk berselingkuh tergantung dari keimanan masing –masing pelakunya, akan tetapi bila tidak hati-hati kita  akan tergelincir dalam lingkaran perselingkuhan yang awalnya sama sekali   tidak menginginkannya.

Hanya  dengan  selalu ingat kepada Allah dengan tidak meninggalkan Shalat dan menjadi  suami / isteri soleh yang  berderajad tinggi bukan derajad Pelacur  selingkuh dapat dihindari

Jika suami atau isteri terlanjur selingkuh  jangan khawatir   pasti ada jalan keluarnya asal selalu dekat dan yakin dan mau berusaha mencari jalan keluar dan beriktiar kepada Allah SWT pasti semua masalah akan selesai.

Jika suami atau isteri :

1. Selingkuh Ringan

Selingkuh ringan artinya suami/isteri  melakukan Perbuatan   mendekati  zina belum zina yang sebenarnya  seperti : sms mesra , telpon mesra , chatting mesra,  ketemuan dan berduaan dengan laki / perempuan tanpa izin suami atau isterinya.

Selingkuh Ringan adalah awal dari Selingkuh berat (Zina)

Perbuatan ini pasti akan menyakiti hati anda, merendahkan kehormatan serta menyepelekan anda.  Agar perselingkuhan model ini cepat terselesaikan dan tidak berkembang menjadi Selingkuh Berat  secepatnya  dilakukan perbaikan  hubungan dengan suami / istri   yaitu  dengan cara melakukan diskusi  dari hati-kehati pada waktu dan suasana yang tepat agar maksud dan tujuan tercapai  caranya:

–         Benahi dulu kondisi mental  anda, Tidak perlu marah2  meskipun anda tahu semua itu adalah kesalahan suami / isteri bukan anda,   marah  tidak akan  menyelesaikan masalah, tenangkan diri anda agar dapat berfikir jernih, tambah ibadah seperti  sholat  sunat rawatib, tahajjud, hajad dan berdzikir sebanyak-banyaknya agar hati menjadi tenang  serta buat kesibukan positif.

– Sebelum berdiskusi,  koreksi diri anda sendiri dulu dan jawablah pertanyaan kenapa suami / isteri  anda selingkuh jika anda tahu jawabannya itulah solusinya. Coba ubah  diri anda dulu  sesuai  perkiraan kemauan suami / isteri  karena bagaimanapun juga suami / isteri  anda dulu mencintai anda

– Pada waktu dan suasana yang tepat berdandalah yang rapi ganteng / cantik dan pakaian sexy, memakai parfum kesukaan suami /isteri tapi jangan berhubungan sexual dulu, tanyakan pada suami / isteri anda  alasan  dia selingkuh,  jika tidak mau mengungkapkan  pancing dengan mengatakan hal –hal yang paling tidak disukai dari suami / isteri yang tidak menyakti hati pasangan  agar dia mau mengungkapkan hal yang tidak disukai pada anda jadikan informasi ini sebagai tambahan koreksi terhadap diri anda sendiri

– Setelah suami / isteri  mengungkapkan seluruh isi hatinya, Minta maaflah anda karena bagaimanapun juga salah satu factor kekurangan diri anda menjadikan   suami / isteri  anda selingkuh.

– Katakan pada suami / isteri  bahwa  anda  janji akan merubah sikap anda begitu juga dengan  suami / isteri anda  diminta untuk berjanji mengubah perilakunya.

– Nasehati dengan baik dan tambahkan perhatian serta kasih sayang serta  tanyakan apa yang diinginkan  pasangan agar bisa menghentikan perselingkuhan, berikan bimbingan  dengan cara yang baik usahakan ayat Al Quran dan Hadis diatas bisa dibaca atau dimengerti oleh suami / isteri  anda.

– Ulangi buat perjanjian dengan suami atau isteri selingkuh yang isinya jika diulang lagi sampai batas tertentu anda tidak akan segan untuk menggugat cerai suami atau mencerai istri

– Sambil menunggu waktu berlalu , cari informasi tentang  pasangan selingkuh  suami /isteri sebelum menuduh suami isteri selingkuh, catat no hp, alamat rumah maupun pekerjaan , datangi baik-baik dan minta tolong kepada pasangan selingkuh agar tidak mengganggu suami atau isterinya  buat perjanjian jika masih selingkuh akan di laporkan ke orang tuanya, suami / isterinya atau atasannya .

–  Jika masih saja tetap selingkuh ringan tanyakan pada suami / isteri  apakah masih ingin meneruskan perkawinan atau tidak beri waktu  untuk berfikir dan memutuskan.

–  Jika sudah sampai 3 kali suami / isteri  tetap saja selingkuh ringan  jangan ragu untuk menggugat cerai karena sebenarnya suami atau isteri anda sudah zina yang sebenarnya .

2. Selingkuh Berat

Jika suami / isteri anda tidak  hanya selingkuh ringan  tapi sudah melakukan perbuatan zina

untuk Suami jangan ragu untuk segera menceraikan isteri anda  (Dalil menyusul ) , atau melaporkan perselingkuhan tersebut ke polisi atas pelanggaran Pasal 284 KUHP yaitu termasuk kategori kejahatan dalam kesusilaan atau perlakukan orang yang menyelingkuhi isteri anda menggunakan dalil hadist nabi diatas.

Tapi bagi Isteri yang suaminya selingkuh dan  tidak ingin mengajukan gugatan cerai pada suami, ada pahala dari Allah untuk kesabaran dan keikhlasan anda. Pertimbangkan dengan matang untuk mengambil sikap  jika suami selingkuh dengan melihat faktor :

1. Sifat dasar suami dilihat dari ketekunan dan pengetahuan agama, komitmen, tanggung jawab, Sifat   dan  kemungkinan tidak berbuat selingkuh lagi serta kesungguhan suami untuk bertobat

2. Kondisi diri pribadi anda seperti umur, kesempatan menikah lagi,   ada tidaknya calon pengganti, status, jaminan hidup kedepan  dll

3. Masa depan anak anda, kebahagiaan keluarga besar anda dan suami dll

Faktor – faktor diatas bisa membantu anda untuk mengambil keputusan jika suami selingkuh.

Tapi  jika anda masih mencintai suami dan anda rela untuk berbagi dengan mempertimbangkan   faktor diatas tidak ada salahnya anda memberi kesempatan pada suami untuk membina rumah tangga lagi karena secara Islam seorang  suami boleh beristeri lebih dari satu jika Mampu dan Adil sedangkan wanita tetap tidak boleh bersuami dua meskipun mampu dan adil.

Untuk mendapatkan  ketenangan batin dan ditunjukkan Allah  jalan terbaik   mengatasi segala masalah yang ditimbulkan akibat suami / isteri selingkuh,  Islam memberikan  cara yang sangat MANJUR yaitu  Ikhlas  dengan apa yg diberikan Allah , Sholat Tahajjud di 1/3 malam terakhir (jam 02.30-03.30) malam) dan pagi-siang-sorenya melakukan zikir Ya Allah….. dan Sholawat Nabi : Sallahu ala Muhammad ….. sebanyak-banyaknya agar hati menjadi tenang…

stimulasi..mendidik anak agar maximal..

Mendidik Anak Mengembangkan Potensi Anak

Dipublikasi pada Juli 24, 2011 oleh weruah
Rate This

Efesus 6:4 Dan kamu, bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan./καὶ οἱ πατέρες, μὴ παροργίζετε τὰ τέκνα ὑμῶν ἀλλὰ ἐκτρέφετε αὐτὰ ἐν παιδείᾳ καὶ νουθεσίᾳ κυρίου.

Firman Tuhan dengan tegas bahwa seorang ayah dan atau orang tua harus mendidik anak. Mendidik yang dianjurkan bukan dengan membangkitkan amarah sehingga dalam mendidik diwarnai dengan unsur kasih sayang dan stimulasi agar anak dapat bertumbuh dan berkembang secara optimal. Dalam mendidik anak Εκτρεφετε αυτα εν παιδεια και νουθεσια Κυριου · harfiah, Memupuk mereka dalam disiplin dan instruksi Tuhan.Pikiran harus dipelihara dengan disiplin dan instruksi yang sehat, seperti tubuh itu dengan makanan yang tepat. Παιδεια, disiplin, dapat merujuk kepada semua bahwa pengetahuan yang tepat untuk anak-anak, termasuk prinsip-prinsip dasar dan aturan-aturan untuk perilaku, dll Νουθεσια, instruksi, dapat diartikan apa yang diperlukan untuk membentuk pikiran; menyentuh, mengatur, dan memurnikan nafsu; dan tentu mencakup seluruh agama. Kedua harus diberikan dalam Tuhan – menurut kehendak-Nya dan kata, dan dalam referensi untuk kemuliaan kekal-Nya. Semua pelajaran penting dan doktrin-doktrin yang berasal dari wahyu-Nya, karena itu mereka disebut disiplin dan instruksi Tuhan.

Mendidik anak diperhadapkan kepada mengenal ajaran dan nasihat Tuhan yang di dalamnya ada instruksi TUHAN yang bersifat mutlak sedangkan disisi lain jangan membangkit marah maka orang tua memerlukan kecerdasan dalam mendidik anak agar anak menjadi cerdas karena potensi anak berkembang. Di dalam ajaran – ἐν παιδεια en paideia. Kata yang digunakan di sini berarti “pelatihan anak,” maka pendidikan, pengajaran, disiplin. Di sini itu berarti bahwa mereka untuk melatih anak-anak mereka sedemikian rupa menyetujui Tuhan, yaitu mereka untuk mendidik mereka untuk kebajikan dan agama. Usaha untuk menyetujui apa kehendak Tuhan tanpa membuat anak tertekan dan marah maka sangat penting ungkapan kasih sayang dan stimulasi dari orang tua.

Pendidikan anak seperti teks di atas sekurang-kurangnya ada lima potensi yang harus dikembangkan dalam mendidik anak. Potensi itu adalah :

  • Potensi spiritual.
  • Potensi perasaan.
  • Potensi akal
  • Potensi sosial
  • Potensi jasmani.
Potensi spiritual yang berkembang sehat menjadi anak setuju dengan ajaran dan perintah Tuhan karena orang tua memperkenalkan Tuhan dan Tuhan hadir menyatakan diri-Nya yang menjadikan anak memiliki kesukaan akan Taurat Tuhan dan merenungkan Firman-Nya siang dan malam sehingga dibawa dalam kehidupan yang menyembah dalam roh dan kebenaran agar kerkenan kepada-Nya.
Potensi perasaan yang berkembang karena emosi anak terkendali berhubung amarah anak direduksi dengan kasih sayang karena orang tua memiliki pengertian yang menuntun anak untuk hidup belajar mengerti perasaan orang lain dan bekerjasama dengan orang disekitarnya yang menjadikan berpribadian yang stabil seperti bersyukur dan percaya diri serta optimis.
Potensi akal berkembang sehingga memiliki kemampuan verbal yang baik dengan orang tuanya yang menjadi landasan mengembangkan kemampuan anak dalam membedakan, spesialisasi, berhitung dan membuat daftar prioritas.
Potensi sosial dengan modal komunikasi dan stimulasi orang tua yang berjalan baik maka kemampuan anak berkomunikasi akan berkembang dan dengan stimulasi yang tepat menjadikan anak gemar menolong keluarga, teman dan sesama manusia yang membuatnya makin hari makin besar dan makin disukai banyak orang.
Pola pendidikan orang tua yang benar akan membuat anak bertumbuh secara fisik menjadi sehat secara medis dan memiliki daya tahan tubuh yang baik sehingga dapat menunjang aktivitas dalam kegiatan spritual, emosi, akal dan sosial. Tanpa memperhatikan faktor fisik maka pendidikan tidak akan berjalan karena pertumbuhan otak dll akan terganggu yang membuatnya tidak dapat menerima didikan secara optimal. Kasih sayang orang tua akan membuat memperhatikan segala sesuatu dari seorang anak yang dibesarkannya.
Tidak membangkitkan marah namun membuat setuju dengan dengan apa yang dirancang dalam konsep tujuan pendidikan anak dari orang tua berarti membuat stimulasi yang melatih kemandirian dan interdependen si atau saling membutuhkan satu sama lain. Stimulasi yang merangsang anak membuat anak mendapatkan tiga kebutuhan utama yakni bio-fisik, kasih sayang dan stimulasi yang berperan dalam memgembangkan kecerdasan sebagai dasar bertumbuh dalam kedewasaan.
Dengan tidak membangkit marah berarti juga memahami kebutuhan dasar anak seperti makan, bermain …. Dalam memahami kebutuhan makan maka orang tua bukan hanya menuruti keinginan jajan anak namun harus memberi stimulasi agar gizi makan yang diasup anak memadai sehingga perkembangan otak, emosi dan fisik anak bertumbuh. Stimulai yang interaksi sehari-hari perlu diperhatikan, sebaiknya bervariasi agar kecerdasan dan kedewasaan terpacu. Dalam bermain, anak melakukan kegiatan fisik. Bermain akan merangsang kreativitas, menjadi anjang untuk belajar menyelesaikan masalah dan untuk bersikap sportif.
Tidak membangkitkan amarah identik dengan menjadikan anak senang dengan sasaran yang jelas sesuai rancangan pendidikan orang tua terhadap anak yang berdasarkan nasehat Firman Tuhan menjadikan anak bertumbuh makin lama makin disukai Tuhan dan orang banyak. Menyenangkan anak misalnya bermain adalah stimulasi mengembangkan potensi dasar anak yang sejajar dengan pola pendidikan seperti pengenalan, pengalaman, penemuan, pengertian dan pengamalan.
Stimulasi dapat berkembang maksimal jika orang tua mengenal minat, keinginan dan pendapat anak. Mengenal anak adalah upah dari tidak otoriter terhadap anak, penuh kasih sayang, menciptakan rasa aman, turut bergembira dengan anak. Dalam hidup bersama anak maka orang tua memiliki banyak momentum untuk memberi contoh tanpa memaksa kepada anak, mendorong keberanian untuk berkreasi, memberi penghargaan atau pujian  atas keberhasilan atau perilaku yang baik serta memberikan koreksi saat anak melakukan kesalahan.
Perkembangan pendidikan anak menganjurkan orang tua untuk mengembangkan potensi anak melalui:
  • Memberi rangsangan pada seluruh indra.
  • Memberikan kebebasan pada anak untuk bergerak dengan aman,
  • Memberi kesempatan untuk berbicara, bertanya dan bercerita.
  • Memberi contoh.
  • Memberi kesempatan pada anak untuk bermain dengan memperhatikan unsur benda, alat, teman, dan ruang bermain.
  • Memberi keleluasaan pada anak untuk mengenali obyek nyata.
  • Menberi kesempatan pada anak untuk mengamati, mengerti, menerapkan disiplin, nilai nilai agama dan moral.
  • Menamamkan nilai budaya dan kepercayaan. Caranya:
  1. Mengajar anak akan latar belakang budaya dengan menjelaskan bahwa setiap etnis mempunyai sistem keyakinan masing-masing, akan membantumembentuk tingkah laku anak.
  2. Memberi penjelasan tentang ritual agama disesuaikan dengan usianya.
  3. Menamakan rasa percaya diri akan budaya.
  4. Memperluas pengetahuan anak agar dapat menghargai nilai nilai yang dianut orang lain.
  5. Memberi pujian saat berpegang teguh pada nilai dan budaya.

Pengajaran Firman Tuhan tidak berubah sekalipun ada perubahan zaman.  Firman Tuhan setia mengajarkan orang tua yang mendidik anak agar janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan. Untuk mengajar sistem nilai terhadap anak yang lebih rinci, Alkitab memuat kitab Amsal yang memberi penjelasan lebih lanjut dalam sistem dan metode yang sederhana dan mudah dimengerti dari zaman ke zaman agar anak bertumbuh karena potensi berkembang menjadi anak panah di tangan pahlawan.

contoh makalah batre abc

BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Gambaran Umum Perusahaan
a. Sejarah Singkat Perusahaan
PT. Hari Terang Industry adalah perusahaan manufaktur dalam negeri
(PMDN) yang memproduksi baterai kering merk ABC berstandar mutu
internasional, berlokasi di Jln. Rungkut Industri II/12 Surabaya. Perusahaan ini
merupakan pengembangan dari dua pabrik baterai sebelumnya, yaitu di Medan
dan di Jakarta.
Diawali dari pembangunan pabrik pertama baterai ABC di Medan pada tahun
1959 oleh Chandra Djojonegoro dan Chu Sok Sam dengan nama PT. Everbright
Battery Factory, selanjutnya di Jakarta pada tahun 1968 dengan nama PT.
International Chemical Industrial. Untuk memenuhi kebutuhan produk baterai
ABC pasar dalam negeri maupun luar negeri yang semakin meningkat, maka
dibangun pabrik di Surabaya dengan nama PT. Hari Terang Industry (d/h PT.
Hari Terang Industrial Co., Ltd.) yang telah beroperasi sejak tahun 1982.
Pemilihan kota Surabaya berdasarkan pertimbangan untuk meningkatkan
efektivitas dan efisiensi distribusi kawasan pasar Indonesia Timur.
Produk baterai yang dihasilkan PT. Hari Terang Industry mencakup jenis
mutu Carbon Zinc: Mutu Standar dan Ekonomi. Sedangkan ukuran yang
diproduksi adalah: R20/UM-1 dan R6/UM-3. Semua produk memiliki kualitas
yang tinggi dan diproduksi berdasarkan: IEC Standard 86-1/86-2(1993), ANSI
C.181-1986, JIS C.8501-1993, SNI 04-2051-1990.
77
Sejak tahun 1980-an baterai ABC telah menguasai 70 % pasar domestik.
Salah satu kekuatan baterai ini adalah distribusinya yang kuat karena dipegang
oleh PT. Artha Boga Cemerlang (ABC) dan memiliki 72 titik jaringan distribusi di
seluruh Indonesia. Baterai ABC juga diekspor ke lebih dari 50 negara dengan
menggunakan 70 brands berbeda, kecuali Australia dan beberapa negara Afrika
yang menggunakan merk ABC dan Alkaline. Ekspor tersebut mampu memberi
kontribusi sampai 40 % dari total pendapatan.
b. Visi dan Kebijakan Perusahaan
Visi Perusahaan adalah: ‘Menjadi produsen baterai kering berstandar mutu
internasional dengan proses yang ramah lingkungan yang dikelola secara efektif
dan efisien sehingga mampu meningkatkan daya saing di pasar lokal dan global’.
Sedangkan Kebijakan Mutu dan Lingkungan: PT International Chemical
Industry dan PT. Hari Terang Industry adalah perusahaan swasta nasional yang
memproduksi baterai kering merek ABC yang bermutu tinggi dan merek-merek
terkenal lainnya sesuai dengan permintaan pelanggan, berkomitmen:
1. Melaksanakan Sistem Manajemen Mutu sesuai Standar ISO 9001:2000 dan
Sistem Manajemen Lingkungan sesuai Standar ISO 14001:2004 secara
efektif dan efisien;
2. Melakukan peningkatan secara terus menerus melalui sasaran mutu dan
program lingkungan yang terukur di setiap departemen;
3. Memberikan kepuasan kepada pelanggan dan pihak terkait lainnya baik dari
segi mutu, harga, pengiriman, dan pelayanan;
4. Mematuhi perundangan dan persyaratan lain yang relevan dengan aspek
kegiatan perusahaan;
5. Mencegah pencemaran lingkungan dari aspek kegiatan, produk atau jasa
yang berhubungan dengan perusahaan;
6. Melakukan penghematan sumber daya yang meliputi efisiensi tenaga kerja,
listrik, air, dan bahan bakar minyak.
78
Visi dan kebijakan ini didokumentasikan, dikomunikasikan kepada seluruh
personil dan pihak terkait lainnya, serta terbuka bagi umum (Managing Director,
Oktober 2005).
c. Sistem Manajemen Mutu
Sesuai dengan falsafah bisnis perusahaan yaitu ‘sejak awal hanya
memproduksi produk-produk bermutu unggul’, maka perusahaan memberi
perhatian yang sangat besar pada sistem manajemen mutu.
Sistem Manajemen Mutu yang diterapkan berawal dari pemilihan bahan baku
yang unggul sampai ke proses akhir produksi. Perusahaan menjalankan kriteria
dan test yang ketat untuk semua bahan baku yang dipakai. Pada proses
berikutnya, diterapkan sistem inspeksi pada setiap tahapan produksi untuk
memisahkan produk yang cacat sehingga produk akhir bebas dari ketidaksesuaian.
Sebelum dipasarkan, dilakukan test voltase setiap baterai untuk
memisahkan baterai yang tidak memenuhi ketentuan voltase yang telah
ditetapkan, juga dilakukan test dimensi dan performance secara acak. Delay test
dilakukan dengan menyimpan baterai selama beberapa waktu dan kondisi
tertentu: satu sampai tiga tahun. Hanya baterai yang lolos semua test yang
dipasarkan karena perusahaan selalu menjaga kepuasan pelanggan dengan
menjual baterai yang hanya bermutu tinggi.
Sebagai bentuk pengakuan internasional atas jaminan mutu yang konsisten
sesuai spesifikasi yang ditetapkan, dan setelah perusahaan menerapkan semua
prosedur manajemen mutu di semua lapisan dan proses manajemen (Total
Quality Management), maka perusahaan berhasil memperoleh sertifikat ISO
9002:1994 sejak tahun 1996 dari Badan Sertifikasi QAS (Quality Assurance
Service) Australia dan BSI (British Standards Institute) Inggris, kemudian
diperbarui menjadi ISO 9001:2000 pada tahun 2003 oleh Badan Sertifikasi SAI
79
Global Australia, dan ISO 14001:2004 sejak tahun 2005 dari Badan Sertifikasi
SGS Inggris.
Berbagai bentuk penghargaan internasional maupun nasional khusus di
bidang kualitas juga telah diterima produk batu baterai ABC, diantaranya:
 Tahun 1987 dan 1988: American Award for Quality
 Tahun 1987 dan 1988: International Trophy for Quality
 Tahun 1987 dan 1988: Best of Decade
 Tahun 2003 dan 2004: Indonesian Customer Satisfaction Award
d. Struktur Organisasi dan Personalia
Manajemen PT. Hari Terang Industry – Surabaya merupakan bagian dari PT.
International Chemical Industry Jakarta, sehingga struktur organisasi PT. Hari
Terang Industry hanya menggambarkan perpabrikan khusus baterai di Surabaya
dan bagian dari struktur organisasi PT. International Chemical Industry Jakarta.
Struktur organisasi perusahaan yang semula masih sederhana dan bersifat
kekeluargaan, kini telah dikembangkan sedemikian rupa secara profesional,
sebagaimana struktur organisasi dari organisasi yang telah menerapkan sistem
manajemen kualitas (TQM) pada umumnya. Bentuk struktur organisasi PT. Hari
Terang Industry-Surabaya ditunjukkan dalam lampiran 2.
Pada struktur organisasi tersebut Wakil Kepala Pabrik bertugas juga sebagai
koordinator implementasi SMM ISO 9001:2000 maupun SML ISO 14001:2004 di
PT. Hari terang Industry – Surabaya dan bertanggung jawab kepada Manajement
Representatif SMM ISO 9001:2000 dan SML ISO 14001:2004 yang berkedudukan
di Jakarta, berkaitan dengan pelaksanaan dan pengembangan Sistem
Manajemen Mutu. Wakil Kepala Pabrik memiliki wewenang langsung terhadap
departemen-departemen, terlibat langsung dalam bentuk koordinasi, konsultasi,
investigasi, audit, dan analisis tentang masalah-masalah yang berkaitan dengan
80
pengembangan kualitas di setiap departemen tersebut. Dengan demikian setiap
karyawan terlibat dalam pengembangan kualitas di tempat kerjanya.
Pada struktur organisasi juga terlihat bahwa Kepala Departemen Jaminan
Kualitas (Quality Assurance/QA) berada langsung di bawah Kepala Pabrik dan
juga di bawah Manajement Representatif PT. International Chemical Industry
Jakarta. Departemen ini khusus menangani jaminan, riset dan pengembangan
kualitas produk.
Perusahaan meyakini bahwa keberhasilan suatu perusahaan tidak hanya
tergantung pada teknologi maju, tetapi juga pada Sumberdaya Manusia. Oleh
karena itu, perusahaan selalu memperlakukan Sumberdaya Manusia sebagai
aset yang utama. Untuk meningkatkan kemampuan dan ketrampilan sumberdaya
manusia, perusahaan telah melaksanakan berbagai program pelatihan internal
maupun eksternal, memberikan perhatian besar bagi kesejahteraan karyawan
dengan memberikan tunjangan: pensiun, asuransi, kesehatan, serta berbagai
fasilitas: poliklinik, dokter keluarga, kantin, sarana olah raga, sarana ibadah, dan
mess karyawan. Bagi putra-putri karyawan yang berprestasi diberikan bea siswa.
Karena merupakan bagian dari PT. International Chemical Industry-Jakarta,
maka sebagian besar personalianya adalah karyawan produksi dengan status
kepegawaian: pegawai, operator, non operator, karyawan, dan tenaga kontrak.
Tabel 5.1. Jumlah Personalia PT. Hari Terang Industry Tahun 2006
No. Departemen Frekuensi Persentase (%)
1. Production 246 79,10
2. Quality Assurance 20 6,43
3. Mechanical Engineering 28 9,00
4, Electric 8 2,57
5. Human Resources 9 2,90
J u m l a h 311 100
Sumber: Data sekunder PT. Hari Terang Industry, 2006
81
e. Hari kerja dan Jam Kerja
Hari kerja atau hari masuk untuk bekerja bagi semua karyawan PT. Hari
Terang Industry mulai dari hari Senin sampai Sabtu, sedangkan hari Minggu dan
hari besar nasional libur.
Jam kerja atau batas waktu per hari yang diperlukan oleh seluruh karyawan
PT. Hari Terang Industry dalam menjalankan aktivitasnya dibedakan menjadi dua
bagian, yaitu:
Staff Kantor : Pukul 07.00 wib –17.00 wib
Staff Operasi : Shift I : 07.00 wib –17.00 wib
Shift II : 17.00 wib –07.00 wib
5.2. Karakteristik Responden
Karakteristik responden dalam penelitian ini menggambarkan: jenis kelamin,
tingkat usia, tingkat pendidikan formal, status perkawinan, masa kerja dan status
kepegawaian responden di PT. Hari Terang Industry – Surabaya yang diperoleh
dari hasil pengisian kuesioner yang telah disebarkan ke 175 responden dengan
tingkat pengembalian kuesioner 100%.
a. Jenis Kelamin Responden
Tabel 5.2. Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah (Orang) Persentase (%)
Laki-laki
Perempuan
120
55
68,6
31,4
J u m l a h 175 100,0
Sumber : Data primer diolah tahun 2006
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa mayoritas responden adalah
karyawan laki – laki, yaitu sebanyak 120 orang atau 68,6 % dari total responden,
hal ini sesuai dengan jenis pekerjaan yang umumnya memerlukan ketrampilan
teknik mengoperasikan mesin dan peralatan berat, sehingga laki-laki lebih tepat
dan berpeluang untuk jenis pekerjaan tersebut. Karyawan perempuan umumnya
82
ditempatkan di bagian inspeski, pengemasan, finishing, dan pekerjaan yang
bersifat administratif.
b. Usia Responden
Tabel 5.3. menggambarkan bahwa distribusi usia responden tersebar hampir
merata pada rentang usia 22 tahun sampai dengan 49 tahun. Prosentase usia
responden terbanyak adalah pada penggolongan usia 26 – 29 tahun, yaitu
sebesar 18,9% dengan usia karyawan termuda 18 tahun dan usia karyawan
tertua 60 tahun. Rentang usia tersebut menggambarkan bahwa umumnya
karyawan PT. Hari Terang Industry termasuk dalam kelompok pekerja produktif
dan memasuki tahap kematangan (maturity) dan kemapanan dalam menjalankan
pekerjaannya.
Tabel 5.3. Distribusi Responden Menurut Usia
Usia Jumlah (Orang) Persentase (%)
18 –21 tahun
22 –25 tahun
26 –29 tahun
30 –33 tahun
34 –37 tahun
38 –41 tahun
42 –45 tahun
46 –49 tahun
50 –53 tahun
54 –57 tahun
58 –61 tahun
2
18
33
31
16
29
22
12
9
1
2
1,1
10,3
18,9
17,7
9,1
16,6
12,6
6,9
5,1
0,6
1,1
J u m l a h 175 100,00
Sumber : Data primer diolah tahun 2006
c. Tingkat Pendidikan Formal Responden
Dari tabel 5.4. terlihat bahwa semua karyawan mempunyai latar belakang
pendidikan formal. Latar belakang pendidikan terbanyak adalah SMU atau SMK
khususnya teknik, yaitu sebanyak 109 orang atau 62,3% dari jumlah responden.
83
Jika dikaitkan dengan jenis pekerjaannya, PT. Hari Terang Industry sengaja
merekrut karyawan yang mayoritas berpendidikan SMK berdasarkan
pertimbangan bahwa sebagian besar jenis pekerjaannya memerlukan
ketrampilan teknik elektro maupun mesin tingkat menengah, sehingga latar
belakang pendidikan tersebut adalah yang paling tepat dan diharapkan dapat
mengembangkan eksistensi dirinya dalam perusahaan.
Tabel 5.4. Distribusi Responden Menurut Tingkat Pendidikan
Tingkat Pendidikan Jumlah (Orang) Persentase (%)
SD 13 7,4
SMP 48 27,4
SMU / SMK 109 62,3
D3/Akademi 3 1,7
S-1 2 1,1
J u m l a h 175 100,00
Sumber : Data primer diolah tahun 2006
d. Status Perkawinan
Tabel 5.5. Distribusi Responden Menurut Status Perkawinan
Status Perkawinan Jumlah (Orang) Persentase (%)
Bujangan
Menikah
Janda
Duda
22
149
3
1
12,6
85,1
1,7
0,63
J u m l a h 175 100,00
Sumber : Data primer diolah tahun 2006
Dari tabel di atas terlihat bahwa mayoritas karyawan telah menikah yaitu
sebanyak 149 orang atau 85,1% dari seluruh responden. Karyawan yang telah
berkeluarga mengindikasikan bahwa sebagian besar karyawan mempunyai
tanggungan anggota keluarga dan tujuan bekerja adalah untuk memenuhi
kebutuhan hidup keluarganya sehingga akan lebih bertanggung jawab dalam
melaksanakan pekerjaannya.
84
e. Masa Kerja Responden
Pada tabel 5.6. terlihat bahwa karyawan PT. Hari Terang Industry sebagian
besar mempunyai masa kerja 22 – 24 tahun, yaitu sebanyak 36 orang atau
20,6%. masa kerja karyawan juga tersebar hampir merata pada rentang waktu 4
sampai dengan 15 tahun.
Masa kerja responden yang cukup lama menunjukkan bahwa karyawan telah
lama menjadi bagian dari perusahaan, memahami visi, misi, kebijakan, maupun
budaya perusahaan. Hal tersebut juga menunjukkan tingkat kemapanan dan
kemantapan karyawan untuk tetap bertahan bekerja di PT. Hari terang Industry.
Tabel 5.6. Distribusi Responden Menurut Masa Kerja
Masa Kerja Jumlah (Orang) Persentase (%)
< 1 tahun
1 –3 tahun
4 –6 tahun
7 –9 tahun
10 –12 tahun
13 –15 tahun
16 –18 tahun
19 –21 tahun
22 –24 tahun
25 –27 tahun
28 –30 tahun
2
4
35
25
31
25
9
13
36
3
2
1,1
2,3
20,0
14,3
17,7
14,3
5,1
7,4
20,6
1,7
1,1
J u m l a h 175 100,00
Sumber : Data primer diolah tahun 2006
f. Status Kepegawaian Responden
Tabel 5.7. menunjukkan bahwa sebagian besar karyawan yang bekerja PT.
Hari Terang Industry-Surabaya dialokasikan pada bagian produksi (operator, non
operator, karyawan, dan tenaga kontrak) dengan jumlah secara akumulatif 124
orang atau 70,9% dari seluruh responden, karena PT. Hari Terang Industry
merupakan perpabrikan khusus memproduksi baterai dan bagian dari PT.
85
International Chemical Industry-Jakarta, sehingga sebagian besar karyawannya
adalah karyawan produksi.
Tabel 5.7. Distribusi Responden Menurut Status Kepegawaian
Status Kepegawaian Jumlah (Orang) Persentase (%)
Pegawai
Operator
Non Operator
Karyawan
Kontrak
51
45
12
66
1
29,1
25,7
6,9
37,7
0,6
J u m l a h 175 100,00
Sumber : Data primer diolah tahun 2006
5.3. Analisis Deskripsi Variabel
Analisis statistik deskripsi menggambarkan distribusi frekuensi jawaban
responden berdasarkan tanggapan atas pernyataan-pernyataan dalam
kuesioner. Item-item pernyataan variabel-variabel dalam implementasi TQM dan
variabel budaya kualitas tersebut secara keseluruhan digambarkan dalam bentuk
tabel diskripsi frekuensi.
5.3.1. Total Quality Management
a. Fokus Pada Konsumen
Rekapitulasi distribusi frekuensi tanggapan responden terhadap item-item
pernyataan variabel fokus pada konsumen tertera pada tabel berikut:
Tabel 5.8. Distribusi Frekuensi Item Variabel Fokus Pada Konsumen
Tanggapan Responden
SS (5) No. Item Pernyataan S (4) N (3) TS (2) STS (1)
F % f % f % f % f %
Rata-2
Item
1 X11 60 34,3 99 56,6 2 1,1 8 4,6 6 3,4 4,14
2 X12 42 24,0 91 52,0 22 12,6 14 8,0 6 3,42 3,85
3 X13 122 69,7 51 29,1 0 0,0 2 1,1 0 0,0 4,67
4 X14 67 38,3 96 54,9 8 4,6 4 2,3 0 0,0 4,29
5 X15 66 37,7 89 50,9 9 5,1 9 5,1 2 1,1 4,19
6 X16 58 33,1 85 48,6 19 10,9 12 6,9 1 0,6 4,07
7 X17 90 51,4 72 41,1 8 4,6 3 1,7 2 1,1 4,40
Rata-rata Varibel : 4,32
Sumber : Data primer yang diolah tahun 2006
86
Berdasarkan tabel tersebut dapat dideskripsikan tanggapan responden
terhadap item-item pernyataan variabel fokus pada konsumen sebagai berikut:
 Tanggapan 175 responden terhadap item pernyataan ‘Perusahaan selalu
mengidentifikasi kebutuhan konsumen’ (X11), menunjukkan sebagian besar
responden (56,6%) setuju bahwa perusahaan selalu mengidentifikasi
kebutuhan konsumen. Sedangkan nilai rata-rata tanggapan responden atas
pernyataan tersebut sebesar 4,14, sehingga dapat dikatakan bahwa
perusahaan selalu mengidentifikasi kebutuhan konsumen.
 Tanggapan 175 responden terhadap item pernyataan ‘Perusahaan selalu
menyebarluaskan kebutuhan konsumen kepada seluruh karyawan’(X12),
menunjukkan sebagian besar responden (52%) setuju bahwa perusahaan
selalu menyebarluaskan kebutuhan konsumen kepada seluruh karyawan.
Sedangkan nilai rata-rata tanggapan responden atas pernyataan tersebut
sebesar 3,85, sehingga dapat dikatakan bahwa perusahaan cenderung
menyebarluaskan kebutuhan konsumen kepada seluruh karyawan.
 Tanggapan 175 responden terhadap item pernyataan ‘Perusahaan selalu
berusaha memenuhi kepuasan konsumen’(X13), menunjukkan sebagian
besar responden (69,7%) sangat setuju bahwa perusahaan selalu berusaha
memenuhi kepuasan konsumen. Sedangkan nilai rata-rata tanggapan
responden atas pernyataan tersebut sebesar 4,67, sehingga dapat dikatakan
bahwa perusahaan selalu berusaha memenuhi kepuasan konsumen.
 Tanggapan 175 responden terhadap item pernyataan ‘Perusahaan selalu
merencanakan kebutuhan maupun harapan konsumen yang akan datang’
(X14), menunjukkan sebagian besar responden (54,9%) setuju bahwa
perusahaan selalu merencanakan kebutuhan maupun harapan konsumen
yang akan datang. Sedangkan nilai rata-rata tanggapan responden atas
87
pernyataan tersebut sebesar 4,29, sehingga dapat dikatakan bahwa
perusahaan selalu berusaha merencanakan kebutuhan maupun harapan
konsumen yang akan datang.
 Tanggapan 175 responden terhadap item pernyataan ‘Perusahaan selalu
mengukur kepuasan konsumen’ (X15), menunjukkan sebagian besar
responden (50,9%) setuju bahwa perusahaan selalu mengukur kepuasan
konsumen. Sedangkan nilai rata-rata tanggapan responden atas pernyataan
tersebut sebesar 4,19, sehingga dapat dikatakan bahwa perusahaan selalu
mengukur kepuasan konsumen.
 Tanggapan 175 responden terhadap item pernyataan ‘Perusahaan membina
hubungan langsung dengan konsumen’(X16), menunjukkan sebagian besar
responden (48,6%) setuju bahwa perusahaan membina hubungan langsung
dengan konsumen. Sedangkan nilai rata-rata tanggapan responden atas
pernyataan tersebut sebesar 4,07, sehingga dapat dikatakan bahwa
perusahaan membina hubungan langsung dengan konsumen.
 Tanggapan 175 responden terhadap item pernyataan ‘Perusahaan selalu
menyelesaikan permasalahan konsumen segera dengan tepat’(X17),
menunjukkan sebagian besar responden (51,4%) sangat setuju bahwa
perusahaan selalu menyelesaikan permasalahan konsumen segera dengan
tepat. Sedangkan nilai rata-rata tanggapan responden atas pernyataan
tersebut sebesar 4,40, sehingga dapat dikatakan bahwa perusahaan selalu
menyelesaikan permasalahan konsumen segera dengan tepat.
 Secara keseluruhan nilai rata-rata tanggapan terhadap variabel fokus pada
konsumen adalah sebesar 4,32, menunjukkan bahwa perusahaan cenderung
terfokus pada konsumen. Sedangkan jika dilihat dari setiap item pernyataan,
tanggapan atas pernyataan ‘Perusahaan selalu menyebarluaskan kebutuhan
88
konsumen kepada seluruh karyawan’ (X12), menunjukkan nilai rata-rata yang
terendah (3,85) dan tanggapan atas pernyataan ‘Perusahaan selalu
menyelesaikan permasalahan konsumen segera dengan tepat’ (X17),
menunjukkan nilai rata-rata yang tertinggi (4,4).
b. Perbaikan Berkelanjutan
Rekapitulasi distribusi frekuensi tanggapan responden terhadap item-item
pernyataan variabel perbaikan berkelanjutan tertera pada tabel berikut:
Tabel 5.9. Distribusi Frekuensi Item Variabel Perbaikan Berkelanjutan
Tanggapan Responden
SS (5) No. Item Pernyataan S (4) N (3) TS (2) STS (1)
f % f % f % f % f %
Rata-2
Item
1 X21 102 58,3 69 39,4 2 1,1 0 0,0 2 1,1 4,54
2 X22 86 49,1 83 47,4 2 1,1 4 2,3 0 0,0 4,43
3 X23 67 38,3 89 50,9 17 9,7 2 1,1 0 0,0 4,26
4 X24 117 66,9 54 30,9 2 1,1 2 1,1 0 0,0 4,63
5 X25 73 41,7 94 53,7 7 4,0 1 0,6 0 0,0 4,37
Rata-rata Varibel : 4,45
Sumber : Data primer yang diolah tahun 2006
Berdasarkan tabel tersebut dapat dideskripsikan tanggapan responden
terhadap item-item pernyataan variabel perbaikan berkelanjutan sebagai berikut:
 Tanggapan 175 responden terhadap item pernyataan ‘Perusahaan selalu
menetapkan target perbaikan berkelanjutan pada standar tertentu’(X21),
menunjukkan sebagian besar responden (58,3%) sangat setuju bahwa
perusahaan selalu menetapkan target perbaikan berkelanjutan pada standar
tertentu. Sedangkan nilai rata-rata tanggapan responden atas pernyataan
tersebut sebesar 4,54, sehingga dapat dikatakan bahwa perusahaan selalu
menetapkan target perbaikan berkelanjutan pada standar tertentu.
 Tanggapan 175 responden terhadap item pernyataan ‘Perusahaan selalu
mempertimbangkan masukan dari konsumen untuk meningkatkan semua
aspek kualitas’(X22), menunjukkan sebagian besar responden (49,1%)
sangat setuju bahwa perusahaan selalu mempertimbangkan masukan dari
konsumen untuk meningkatkan semua aspek kualitas. Sedangkan nilai rata89
rata tanggapan responden atas pernyataan tersebut sebesar 4,43, sehingga
dapat dikatakan bahwa perusahaan selalu mempertimbangkan masukan dari
konsumen untuk meningkatkan semua aspek kualitas.
 Tanggapan 175 responden terhadap item pernyataan ‘Perusahaan selalu
berkomunikasi dengan pemasok untuk meningkatkan semua aspek kualitas’
(X23), menunjukkan sebagian besar responden (50,9%) setuju bahwa
perusahaan selalu berkomunikasi dengan pemasok untuk meningkatkan
semua aspek kualitas. Sedangkan nilai rata-rata tanggapan responden atas
pernyataan tersebut sebesar 4,26, sehingga dapat dikatakan bahwa
perusahaan selalu berkomunikasi dengan pemasok untuk meningkatkan
semua aspek kualitas.
 Tanggapan 175 responden terhadap item pernyataan ‘Perusahaan selalu
melakukan perbaikan terus menerus pada semua bagian tanpa menunggu
permasalahan muncul’(X24), menunjukkan sebagian besar responden
(66,9%) sangat setuju bahwa perusahaan selalu melakukan perbaikan terus
menerus pada semua bagian tanpa menunggu permasalahan muncul.
Sedangkan nilai rata-rata tanggapan responden atas pernyataan tersebut
sebesar 4,63, sehingga dapat dikatakan bahwa perusahaan selalu
melakukan perbaikan terus menerus pada semua bagian tanpa menunggu
permasalahan muncul.
 Tanggapan 175 responden terhadap item pernyataan ‘Perusahaan selalu
menyelidiki peluang perbaikan berkelanjutan atas peralatan dan metode baru’
(X25), menunjukkan sebagian besar responden (53,7%) setuju bahwa
perusahaan selalu menyelidiki peluang perbaikan berkelanjutan atas
peralatan dan metode baru. Sedangkan nilai rata-rata tanggapan responden
atas pernyataan tersebut sebesar 4,37, sehingga dapat dikatakan bahwa
90
perusahaan selalu menyelidiki peluang perbaikan berkelanjutan atas
peralatan dan metode baru.
 Secara keseluruhan nilai rata-rata tanggapan terhadap variabel perbaikan
berkelanjutan adalah sebesar 4,45, menunjukkan bahwa perusahaan
cenderung selalu melakukan aktifitas perbaikan berkelanjutan. Sedangkan
jika dilihat dari setiap item pernyataan, tanggapan atas pernyataan
‘Perusahaan selalu berkomunikasi dengan pemasok untuk meningkatkan
semua aspek kualitas’ (X23), menunjukkan nilai rata-rata yang terendah
(4,26) dan tanggapan atas pernyataan ‘Perusahaan selalu melakukan
perbaikan terus menerus pada semua bagian tanpa menunggu
permasalahan muncul’ (X24), menunjukkan nilai rata-rata yang tertinggi
(4,63).
c. Komitmen Manajemen
Rekapitulasi distribusi frekuensi tanggapan responden terhadap item-item
pernyataan variabel komitmen manajemen tertera pada tabel 5.10.
Tabel 5.10. Distribusi Frekuensi Item Variabel Komitmen Manajemen
Tanggapan Responden
SS (5) No. Item Pernyataan S (4) N (3) TS (2) STS (1)
f % f % f % f % f %
Rata-2
Item
1 X31 134 76,6 40 22,9 0 0,0 0 0,0 1 0,6 4,75
2 X32 76 43,4 91 52,0 8 4,6 0 0,0 0 0,0 4,39
3 X33 95 54,3 72 41,1 4 2,3 4 2,3 0 0,0 4,47
4 X34 102 58,3 67 38,3 4 2,3 2 1,1 0 0,0 4,54
5 X35 85 48,6 82 46,9 8 4,6 0 0,0 0 0,0 4,44
6 X36 78 44,6 83 47,4 10 5,7 4 2,3 0 0,0 4,34
Rata-rata Varibel : 4,49
Sumber : Data primer yang diolah tahun 2006
Berdasarkan tabel tersebut dapat dideskripsikan tanggapan responden
terhadap item-item pernyataan variabel komitmen manajemen sebagai berikut:
 Tanggapan 175 responden terhadap item pernyataan ‘Manajemen menyebar
luaskan visi dan kebijakan mutu perusahaan ke seluruh karyawan’(X31),
menunjukkan sebagian besar responden (76,6%) sangat setuju bahwa
91
manajemen menyebar luaskan visi dan kebijakan mutu perusahaan ke
seluruh karyawan. Sedangkan nilai rata-rata tanggapan responden atas
pernyataan tersebut sebesar 4,75, sehingga dapat dikatakan bahwa
manajemen selalu menyebar luaskan visi dan kebijakan mutu perusahaan ke
seluruh karyawan.
 Tanggapan 175 responden terhadap item pernyataan ‘Semua pimpinan
selalu menyebarluaskan upaya-upaya meningkatkan semua aspek kualitas’
(X32), menunjukkan sebagian besar responden (52,0%) setuju bahwa semua
pimpinan selalu menyebarluaskan upaya-upaya meningkatkan semua aspek
kualitas. Sedangkan nilai rata-rata tanggapan responden atas pernyataan
tersebut sebesar 4,39, sehingga dapat dikatakan bahwa hampir semua
pimpinan selalu menyebarluaskan upaya-upaya meningkatkan semua aspek
kualitas.
 Tanggapan 175 responden terhadap item pernyataan ‘Semua pimpinan
selalu mendorong keterlibatan karyawan dalam proses peningkatan semua
aspek kualitas’(X33), menunjukkan sebagian besar responden (54,3%)
sangat setuju bahwa semua pimpinan selalu mendorong keterlibatan
karyawan dalam proses peningkatan semua aspek kualitas’. Sedangkan nilai
rata-rata tanggapan responden atas pernyataan tersebut sebesar 4,47,
sehingga dapat dikatakan bahwa hampir semua pimpinan selalu mendorong
keterlibatan karyawan dalam proses peningkatan semua aspek kualitas.
 Tanggapan 175 responden terhadap item pernyataan ‘Semua pimpinan ikut
berperan serta dalam proses peningkatan semua aspek kualitas’(X34),
menunjukkan sebagian besar responden (58,3%) sangat setuju bahwa
semua pimpinan ikut berperan serta dalam proses peningkatan semua aspek
kualitas. Sedangkan nilai rata-rata tanggapan responden atas pernyataan
92
tersebut sebesar 4,54, sehingga dapat dikatakan bahwa hampir semua
pimpinan ikut berperan serta dalam proses peningkatan semua aspek
kualitas.
 Tanggapan 175 responden terhadap item pernyataan ‘Manajemen
memberikan dukungan fasilitas untuk program peningkatan semua aspek
kualitas’(X35), menunjukkan sebagian besar responden (48,6%) sangat
setuju bahwa manajemen memberikan dukungan fasilitas untuk program
peningkatan semua aspek kualitas. Sedangkan nilai rata-rata tanggapan
responden atas pernyataan tersebut sebesar 4,44, sehingga dapat dikatakan
bahwa manajemen memberikan dukungan fasilitas untuk program
peningkatan semua aspek kualitas.
 Tanggapan 175 responden terhadap item pernyataan ‘Manajemen mengakui
dan menghargai prestasi atas peningkatan semua aspek kualitas’(X36),
menunjukkan sebagian besar responden (47,4%) setuju bahwa manajemen
mengakui dan menghargai prestasi atas peningkatan semua aspek kualitas.
Sedangkan nilai rata-rata tanggapan responden atas pernyataan tersebut
sebesar 4,34, sehingga dapat dikatakan bahwa manajemen mengakui dan
menghargai prestasi atas peningkatan semua aspek kualitas.
 Secara keseluruhan nilai rata-rata tanggapan terhadap variabel komitmen
manajemen adalah sebesar 4,49, menunjukkan bahwa komitmen manajemen
cukup tinggi. Sedangkan jika dilihat dari setiap item pernyataan, tanggapan
atas pernyataan ‘Manajemen mengakui dan menghargai prestasi atas
peningkatan semua aspek kualitas’(X36), menunjukkan nilai rata-rata yang
terendah (4,34) dan tanggapan atas pernyataan Manajemen menyebar
luaskan visi dan kebijakan mutu perusahaan ke seluruh karyawan’ (X31),
menunjukkan nilai rata-rata yang tertinggi (4,75).
93
d. Pelatihan
Rekapitulasi distribusi frekuensi tanggapan responden terhadap item-item
pernyataan variabel pelatihan tertera pada tabel berikut:
Tabel 5.11. Distribusi Frekuensi Item Variabel Pelatihan
Tanggapan Responden
SS (5) No. Item Pernyataan S (4) N (3) TS (2) STS (1)
f % f % f % f % f %
Rata-2
Item
1 X41 69 39,4 93 53,1 11 6,3 2 1,1 0 0,0 4,31
2 X42 55 31,4 82 46,9 17 9,7 20 11,4 1 0,6 3,97
3 X43 55 31,4 97 55,4 15 8,6 8 4,6 0 0,0 4,14
4 X44 48 27,4 88 50,3 22 12,6 17 9,7 0 0,0 3,95
5 X45 39 22,3 86 49,1 22 12,6 24 13,7 4 2,3 3,75
Rata-rata Varibel : 4,02
Sumber : Data primer yang diolah tahun 2006
Berdasarkan tabel tersebut dapat dideskripsikan tanggapan responden
terhadap item-item pernyataan variabel pelatihan sebagai berikut:
 Tanggapan 175 responden terhadap item pernyataan ‘Perusahaan
mengelola program pelatihan dan pengembangan berdasarkan prinsipprinsip
kualitas’(X41), menunjukkan sebagian besar responden (53,1%)
setuju bahwa perusahaan mengelola program pelatihan dan pengembangan
berdasarkan prinsip-prinsip kualitas. Sedangkan nilai rata-rata tanggapan
responden atas pernyataan tersebut sebesar 4,31, sehingga dapat dikatakan
bahwa perusahaan telah mengelola program pelatihan dan pengembangan
berdasarkan prinsip-prinsip kualitas.
 Tanggapan 175 responden terhadap item pernyataan ‘Semua karyawan
memperoleh pelatihan dan pengembangan ketrampilan secara teratur’
(X42), menunjukkan sebagian besar responden (46,9%) setuju bahwa
Semua karyawan memperoleh pelatihan dan pengembangan ketrampilan
secara teratur. Sedangkan nilai rata-rata tanggapan responden atas
pernyataan tersebut sebesar 3,97, sehingga dapat dikatakan bahwa hampir
semua karyawan memperoleh pelatihan dan pengembangan ketrampilan
secara teratur.
94
 Tanggapan 175 responden terhadap item pernyataan ‘Semua karyawan
dilatih ketrampilan untuk menyelesaikan masalah’(X43), menunjukkan
sebagian besar responden (55,4%) setuju bahwa semua karyawan dilatih
ketrampilan untuk menyelesaikan masalah. Sedangkan nilai rata-rata
tanggapan responden atas pernyataan tersebut sebesar 4,14, sehingga
dapat dikatakan bahwa hampir semua karyawan telah dilatih ketrampilan
untuk menyelesaikan masalah.
 Tanggapan 175 responden terhadap item pernyataan ‘Semua karyawan
memperoleh pelatihan untuk melakukan berbagai jenis tugas’(X44),
menunjukkan sebagian besar responden (50,3%) setuju bahwa semua
karyawan memperoleh pelatihan untuk melakukan berbagai jenis tugas.
Sedangkan nilai rata-rata tanggapan responden atas pernyataan tersebut
sebesar 3,95, sehingga dapat dikatakan bahwa belum semua karyawan
memperoleh pelatihan untuk melakukan berbagai jenis tugas.
 Tanggapan 175 responden terhadap item pernyataan ‘Semua karyawan
dilatih lintas bagian sehingga dapat saling melengkapi’(X45), menunjukkan
sebagian besar responden (49,1%) setuju bahwa semua karyawan dilatih
lintas bagian sehingga dapat saling melengkapi. Sedangkan nilai rata-rata
tanggapan responden atas pernyataan tersebut sebesar 3,75, sehingga
dapat dikatakan bahwa belum semua karyawan dilatih lintas bagian sehingga
dapat saling melengkapi.
 Secara keseluruhan nilai rata-rata tanggapan terhadap variabel pelatihan
adalah sebesar 4.02, menunjukkan bahwa perusahaan cukup tinggi dalam
melakukan aktivitas pelatihan. Sedangkan jika dilihat dari setiap item
pernyataan, tanggapan atas pernyataan ‘Semua karyawan dilatih lintas
bagian sehingga dapat saling melengkapi’(X45), menunjukkan nilai rata-rata
95
yang terendah (3,75) dan tanggapan atas pernyataan ‘Perusahaan
mengelola program pelatihan dan pengembangan berdasarkan prinsipprinsip
kualitas’(X41), menunjukkan nilai rata-rata yang tertinggi (4,31).
e. Pemberdayaan Karyawan
Rekapitulasi distribusi frekuensi tanggapan responden terhadap item-item
pernyataan variabel pemberdayaan karyawan tertera pada tabel berikut:
Tabel 5.12. Distribusi Frekuensi Item Variabel Pemberdayaan Karyawan
Tanggapan Responden
SS (5) No. Item Pernyataan S (4) N (3) TS (2) STS (1)
f % f % f % f % f %
Rata-2
Item
1 X51 46 26,3 86 49,1 20 11,4 23 13,1 0 0,0 3,89
2 X52 59 33,7 97 55,4 14 8,0 4 2,3 1 0,6 4,19
3 X53 19 10,9 36 20,6 37 21,1 60 34,3 23 13,1 2,82
4 X54 34 19,4 84 48,0 36 20,6 18 10,3 3 1,7 3,73
5 X55 38 21,7 97 55,4 21 12,0 19 10,9 0 0,0 3,88
6 X56 38 21,7 90 51,4 30 17,1 17 9,7 0 0,0 3,85
Rata-rata Varibel : 3,73
Sumber : Data primer yang diolah tahun 2006
Berdasarkan tabel tersebut dapat dideskripsikan tanggapan responden
terhadap item-item pernyataan variabel pemberdayaan karyawan sebagai
berikut:
 Tanggapan 175 responden terhadap item pernyataan ‘Perusahaan
membentuk kelompok kerja lintas fungsional untuk mengelola semua aspek
kualitas’(X51), menunjukkan sebagian besar responden (49,1%) cenderung
setuju bahwa perusahaan membentuk kelompok kerja lintas fungsional untuk
mengelola semua aspek kualitas. Sedangkan nilai rata-rata tanggapan
responden atas pernyataan tersebut sebesar 3,89, sehingga dapat dikatakan
bahwa perusahaan telah membentuk kelompok kerja lintas fungsional untuk
mengelola semua aspek kualitas.
 Tanggapan 175 responden terhadap item pernyataan ‘Perusahaan selalu
mengembangkan keterlibatan karyawan pada semua bagian untuk mengelola
semua aspek kualitas’(X52), menunjukkan sebagian besar responden
96
(55,4%) setuju bahwa perusahaan selalu mengembangkan keterlibatan
karyawan pada semua bagian untuk mengelola semua aspek kualitas.
Sedangkan nilai rata-rata tanggapan responden atas pernyataan tersebut
sebesar 4,19, sehingga dapat dikatakan bahwa perusahaan telah
mengembangkan keterlibatan karyawan pada semua bagian untuk
mengelola semua aspek kualitas.
 Tanggapan 175 responden terhadap item pernyataan ‘Semua karyawan
mempunyai kewenangan dalam pengambilan keputusan secara proporsional’
(X53), menunjukkan sebagian besar responden (34,3%) tidak setuju bahwa
semua karyawan mempunyai kewenangan dalam pengambilan keputusan.
Sedangkan nilai rata-rata tanggapan responden atas pernyataan tersebut
sebesar 2,82, sehingga dapat dikatakan bahwa tidak atau belum semua
karyawan mempunyai kewenangan dalam pengambilan keputusan secara
proporsional.
 Tanggapan 175 responden terhadap item pernyataan ‘Semua karyawan
banyak melakukan aktivitas sumbang saran’(X54), menunjukkan sebagian
besar responden (48,0%) setuju bahwa semua karyawan banyak melakukan
aktivitas sumbang saran. Sedangkan nilai rata-rata tanggapan responden
atas pernyataan tersebut sebesar 3,73, sehingga dapat dikatakan bahwa
hampir semua karyawan telah banyak melakukan aktivitas sumbang saran.
 Tanggapan 175 responden terhadap item pernyataan ‘Banyak masalah telah
diselesaikan oleh kegiatan kelompok kerja’(X55), menunjukkan sebagian
besar responden (55,4%) setuju bahwa banyak masalah telah diselesaikan
oleh kegiatan kelompok kerja. Sedangkan nilai rata-rata tanggapan
responden atas pernyataan tersebut sebesar 3,88, dapat dikatakan bahwa
cukup banyak masalah telah diselesaikan oleh kegiatan kelompok kerja.
97
 Tanggapan 175 responden terhadap item pernyataan ‘Perusahaan
menerapkan gagasan karyawan pada proses kerja’, menunjukkan sebagian
besar responden (51,4%) setuju bahwa perusahaan menerapkan gagasan
karyawan pada proses kerja. Sedangkan nilai rata-rata tanggapan responden
atas pernyataan tersebut sebesar 3,85, sehingga dapat dikatakan bahwa
perusahaan telah cukup banyak menerapkan gagasan karyawan pada
proses kerja.
 Secara keseluruhan nilai rata-rata tanggapan terhadap variabel
pemberdayaan karyawan adalah sebesar 3,73, menunjukkan bahwa
perusahaan telah memberdayakan karyawannya meskipun kurang tinggi.
Sedangkan jika dilihat dari setiap item pernyataan, tanggapan atas
pernyataan ‘Semua karyawan mempunyai kewenangan dalam pengambilan
keputusan secara proporsional’(X53), menunjukkan nilai rata-rata yang
terendah (2,82) dan tanggapan atas pernyataan ‘Perusahaan selalu
mengembangkan keterlibatan karyawan pada semua bagian untuk
mengelola semua aspek kualitas’(X52), menunjukkan nilai rata-rata yang
tertinggi (4,19).
f. Perbandingan Kinerja
Rekapitulasi distribusi frekuensi tanggapan responden terhadap item-item
pernyataan variabel perbandingan kinerja tertera pada tabel 5.13:
Tabel 5.13. Distribusi Frekuensi Item Variabel Perbandingan Kinerja
Tanggapan Responden
SS (5) No. Item Pernyataan S (4) N (3) TS (2) STS (1)
f % f % f % f % f %
Rata-2
Item
1 X61 60 34,3 83 47,4 19 10,9 12 6,9 1 0,6 4,08
2 X62 65 37,1 90 51,4 8 4,6 11 6,3 1 0,6 4,18
3 X63 55 31,4 96 54,9 18 10,3 5 2,9 1 0,6 4,14
Rata-rata Varibel : 4,13
Sumber : Data primer yang diolah tahun 2006
Berdasarkan tabel tersebut dapat dideskripsikan tanggapan responden
terhadap item-item pernyataan variabel perbandingan kinerja sebagai berikut:
98
 Tanggapan 175 responden terhadap item pernyataan ‘Perusahaan selalu
melakukan studi banding terhadap kualitas proses kerja’ (X61), menunjukkan
bahwa sebagian besar responden (47,4%) setuju bahwa perusahaan selalu
melakukan studi banding terhadap kualitas proses kerja. Sedangkan nilai
rata-rata tanggapan responden atas pernyataan tersebut sebesar 4,08,
sehingga dapat dikatakan bahwa perusahaan telah melakukan studi banding
terhadap kualitas proses kerja.
 Tanggapan 175 responden terhadap item pernyataan ‘Perusahaan selalu
melakukan studi banding terhadap kualitas produk’ (X62), menunjukkan
bahwa sebagian besar responden (51,4%) setuju bahwa perusahaan selalu
melakukan studi banding terhadap kualitas produk. Sedangkan nilai rata-rata
tanggapan responden atas pernyataan tersebut sebesar 4,18, sehingga
dapat dikatakan bahwa perusahaan telah melakukan studi banding terhadap
kualitas produk.
 Tanggapan 175 responden terhadap item pernyataan ‘Perusahaan selalu
melakukan studi banding terhadap kualitas pelayanan’ (X63), menunjukkan
bahwa sebagian besar responden (54,9%) setuju bahwa perusahaan selalu
melakukan studi banding terhadap kualitas pelayanan. Sedangkan nilai ratarata
tanggapan responden atas pernyataan tersebut sebesar 4,14, sehingga
dapat dikatakan bahwa perusahaan telah melakukan studi banding terhadap
kualitas pelayanan pesaing.
 Secara keseluruhan nilai rata-rata tanggapan terhadap variabel perbandingan
kinerja adalah sebesar 4,13, menunjukkan bahwa perusahaan telah
melakukan aktifitas perbandingan kinerja. Sedangkan jika dilihat dari setiap
item pernyataan, tanggapan atas pernyataan ‘Perusahaan selalu melakukan
studi banding terhadap kualitas proses kerja’ (X61), menunjukkan nilai rata99
rata yang terendah (4,08) dan tanggapan atas pernyataan ‘Perusahaan
selalu melakukan studi banding terhadap kualitas produk’ (X62), menunjukkan
nilai rata-rata yang tertinggi (4,18).
g. Penggunaan Piranti Statistik
Rekapitulasi distribusi frekuensi tanggapan responden terhadap item-item
pernyataan penggunaan piranti statistik tertera pada tabel berikut:
Tabel 5.14. Distribusi Frekuensi Item Variabel Penggunaan Piranti Statistik
Tanggapan Responden
SS (5) No. Item Pernyataan S (4) N (3) TS (2) STS (1)
f % f % f % f % f %
Rata-2
Item
1 X71 53 30,3 96 54,9 20 11,4 6 3,4 0 0,0 4,12
2 X72 57 32,6 100 57,1 13 7,4 5 2,9 0 0,0 4,19
3 X73 59 33,7 91 52,0 16 9,1 9 5,1 0 0,0 4,14
Rata-rata Varibel : 4,15
Sumber : Data primer yang diolah tahun 2006
Berdasarkan tabel tersebut dapat dideskripsikan tanggapan responden
terhadap item-item pernyataan variabel manajemen proses sebagai berikut:
 Tanggapan 175 responden terhadap item pernyataan ‘Semua peralatan dan
proses kerja berlangsung di bawah kendali statistik (Statistic Processing
control)’(X71), menunjukkan sebagian besar responden (54,9%) setuju
bahwa semua peralatan dan proses kerja telah berlangsung di bawah kendali
statistik (Statistic Processing control). Sedangkan nilai rata-rata tanggapan
responden atas pernyataan tersebut sebesar 4,12, sehingga dapat dikatakan
bahwa hampir semua peralatan dan proses kerja telah berlangsung di bawah
kendali statistik (Statistic Processing control).
 Tanggapan 175 responden terhadap item pernyataan ‘Perusahaan selalu
memanfaatkan teknik statistik untuk mengurangi penyimpangan proses kerja’
(X72), menunjukkan sebagian besar responden (57,1%) setuju bahwa
perusahaan selalu memanfaatkan teknik statistik untuk mengurangi
penyimpangan proses kerja. Sedangkan nilai rata-rata tanggapan responden
atas pernyataan tersebut sebesar 4,19, sehingga dapat dikatakan bahwa
100
perusahaan hampir selalu memanfaatkan teknik statistik untuk mengurangi
penyimpangan proses kerja.
 Tanggapan 175 responden terhadap item pernyataan ‘Perusahaan selalu
menggunakan kartu dan grafik untuk mengendalikan proses kerja’(X73),
menunjukkan sebagian besar responden (52,0%) setuju bahwa perusahaan
selalu menggunakan kartu dan grafik untuk mengendalikan proses kerja’.
Sedangkan nilai rata-rata tanggapan responden atas pernyataan tersebut
sebesar 4,14, sehingga dapat dikatakan bahwa perusahaan telah menggunakan
kartu dan grafik untuk mengendalikan proses kerja.
 Secara keseluruhan nilai rata-rata tanggapan terhadap variabel penggunaan
piranti statistik adalah sebesar 4,15, menunjukkan bahwa perusahaan telah
menggunakan atau memanfaatkan piranti statistik, meskipun tidak semua.
Sedangkan jika dilihat dari setiap item pernyataan, tanggapan atas
pernyataan ‘Semua peralatan dan proses kerja berlangsung di bawah kendali
statistik (Statistic Processing control)’(X71), menunjukkan nilai rata-rata yang
terendah (4,12) dan tanggapan atas pernyataan ‘Perusahaan selalu
memanfaatkan teknik statistik untuk mengurangi penyimpangan proses kerja’
(X72), menunjukkan nilai rata-rata yang tertinggi (4,19).
5.3.2. Budaya Kualitas
Rekapitulasi distribusi frekuensi jawaban responden terhadap item-item
variabel budaya kualitas tertera pada tabel 5.15. Berdasarkan tabel tersebut
dapat dideskripsikan tanggapan responden terhadap item-item pernyataan
variabel budaya kualitas sebagai berikut:
 Tanggapan 175 responden terhadap item pernyataan ‘Perusahaan selalu
mengamati proses internal dan lingkungan luar untuk menindaklanjuti
kebutuhan konsumen’(Y1), menunjukkan sebagian besar responden (46,3%)
101
setuju bahwa perusahaan selalu mengamati proses internal dan lingkungan
luar untuk menindaklanjuti kebutuhan konsumen. Sedangkan nilai rata-rata
tanggapan responden atas pernyataan tersebut sebesar 4,33, sehingga
dapat dikatakan bahwa perusahaan selalu melakukan pengamatan proses
internal dan lingkungan luar untuk menindaklanjuti kebutuhan konsumen.
Tabel 5.15. Distribusi Frekuensi Item Variabel Budaya Kualitas
Tanggapan Responden
SS (5) No. Item Pernyataan S (4) N (3) TS (2) STS (1)
f % f % f % f % f %
Rata-2
Item
1 Y1 77 44,0 81 46,3 15 8,6 2 1,1 0 0,0 4,33
2 Y2 85 48,6 84 48,0 5 2,9 1 0,6 0 0,0 4,46
3 Y3 95 54,3 73 41,7 7 4,0 0 0,0 0 0,0 4,50
4 Y4 58 33,1 105 60,0 11 6,3 1 0,6 0 0,0 4,26
5 Y5 44 25,1 102 58,3 20 11,4 9 5,1 0 0,0 4.03
6 Y6 65 37,1 98 56,0 9 5,1 3 1,7 0 0,0 4,29
7 Y7 20 11,4 92 52,6 37 21,1 25 14,3 1 0,6 3,60
8 Y8 88 50,3 79 45,1 4 2,3 4 2,3 0 0,0 4,43
9 Y9 31 17,7 107 61,1 23 13,1 14 8,0 0 0,0 3,89
10 Y10 35 20,0 103 58,9 22 12,6 14 8,0 1 0,6 3,90
11 Y11 84 48,0 76 43,4 7 4,0 8 4,6 0 0,0 4,35
12 Y12 109 62,3 64 36,6 2 1,1 0 0,0 0 0,0 4,61
13 Y13 62 35,4 106 60,6 3 1,7 4 2,3 0 0,0 4,29
14 Y14 61 34,9 97 55,4 11 6,3 6 3,4 0 0,0 4,22
15 Y15 61 34,9 98 56,0 9 5,1 7 4,0 0 0,0 4,22
16 Y16 37 21,1 103 58,9 31 17,7 4 2,3 0 0,0 3,99
17 Y17 37 21,1 94 53,7 36 20,6 7 4,0 1 0,6 3,91
Rata-rata Varibel : 4,19
Sumber : Data primer yang diolah tahun 2006
 Tanggapan 175 responden pada item pernyataan ‘Konsumen merupakan
pertimbangan utama dalam menetapkan tujuan perusahaan’(Y2), menunjukkan
sebagian besar responden (48,6%) sangat setuju bahwa konsumen
merupakan pertimbangan utama dalam menetapkan tujuan perusahaan. Nilai
rata-rata tanggapan responden atas pernyataan tersebut sebesar 4,45,
menunjukkan bahwa konsumen merupakan pertimbangan paling utama bagi
perusahaan dalam menetapkan tujuan perusahaan.
 Tanggapan 175 responden terhadap item pernyataan ‘Perusahaan
mempunyai peran utama melayani konsumen, karyawan, dan lingkungan
102
sosial’(Y3), menunjukkan sebagian besar responden (54,3%) sangat setuju
bahwa perusahaan mempunyai peran utama melayani konsumen, karyawan,
dan lingkungan sosial. Sedangkan nilai rata-rata tanggapan responden atas
pernyataan tersebut sebesar 4,50, sehingga dapat dikatakan bahwa
kecenderungan peran utama perusahaan dalam melayani konsumen,
karyawan, dan lingkungan sosial sangat tinggi.
 Tanggapan 175 responden terhadap item pernyataan ‘Perusahaan selalu
melakukan pengamatan untuk menghasilkan informasi yang independen dan
obyektif berdasarkan prinsip kualitas’ (Y4), menunjukkan sebagian besar
responden (60,0%) setuju bahwa perusahaan selalu melakukan pengamatan
untuk menghasilkan informasi yang independen dan obyektif berdasarkan
prinsip kualitas. Sedangkan nilai rata-rata tanggapan responden atas
pernyataan tersebut sebesar 4,26, sehingga dapat dikatakan bahwa
perusahaan hampir selalu melakukan pengamatan untuk menghasilkan
informasi yang independen dan obyektif berdasarkan prinsip kualitas.
 Tanggapan 175 responden terhadap item pernyataan ‘Perusahaan selalu
menggunakan Informasi yang independen dan obyektif berprinsip kualitas
dalam mengambil keputusan’(Y5), menunjukkan sebagian besar responden
(58,3%) setuju bahwa perusahaan selalu menggunakan Informasi yang
independen dan obyektif berprinsip kualitas dalam mengambil keputusan.
Sedangkan nilai rata-rata tanggapan responden atas pernyataan tersebut
sebesar 4,03, sehingga dapat dikatakan bahwa perusahaan hampir selalu
menggunakan Informasi yang independen dan obyektif berprinsip kualitas
dalam mengambil keputusan perusahaan.
 Tanggapan 175 responden terhadap item pernyataan ‘Perusahaan selalu
menggunakan analisis fakta dan informasi yang obyektif untuk peningkatan
103
segala aspek kualitas’(Y6), menunjukkan sebagian besar responden (56,0%)
setuju bahwa perusahaan selalu menggunakan analisis fakta dan informasi
yang obyektif untuk peningkatan segala aspek kualitas. Sedangkan nilai ratarata
tanggapan responden atas pernyataan tersebut sebesar 4,29, sehingga
dapat dikatakan bahwa perusahaan hampir selalu menggunakan analisis
fakta dan informasi yang obyektif untuk peningkatan segala aspek kualitas.
 Tanggapan 175 responden terhadap item pernyataan ‘Semua karyawan
memahami filosofi dan prinsip-prinsip TQM’ (Y7), menunjukkan sebagian
besar responden (52,6%) setuju bahwa semua karyawan memahami filosofi
dan prinsip-prinsip TQM. Sedangkan nilai rata-rata tanggapan responden
atas pernyataan tersebut sebesar 3,60, sehingga dapat dikatakan bahwa
belum semua karyawan memahami filosofi dan prinsip-prinsip TQM.
 Tanggapan 175 responden terhadap item pernyataan ‘Semua karyawan
mempunyai kesadaran dan motivasi untuk bekerja lebih baik’(Y8),
menunjukkan sebagian besar responden (50,3%) sangat setuju bahwa
semua karyawan mempunyai kesadaran dan motivasi untuk bekerja lebih
baik. Sedangkan nilai rata-rata tanggapan responden atas pernyataan
tersebut sebesar 4,43, sehingga dapat dikatakan bahwa semua karyawan
telah mempunyai kesadaran dan motivasi untuk bekerja lebih baik.
 Tanggapan 175 responden atas item pernyataan ‘Semua karyawan mampu
menyesuaikan tujuan pribadinya dengan tujuan perusahaan’(Y9), menunjukkan
sebagian besar responden (61,1%) setuju bahwa semua karyawan
mampu menyesuaikan tujuan pribadinya dengan tujuan perusahaan. Nilai
rata-rata tanggapan responden atas pernyataan tersebut sebesar 3,89.
Sehingga dapat dikatakan bahwa belum semua karyawan mampu
menyesuaikan tujuan pribadinya dengan tujuan perusahaan.
104
 Tanggapan 175 responden terhadap item pernyataan ‘Semua karyawan
mempunyai kemandirian mengendalikan dan meningkatkan segala aspek
kualitas’(Y10), menunjukkan sebagian besar responden (58,9%) setuju
bahwa semua karyawan mempunyai kemandirian mengendalikan dan
meningkatkan segala aspek kualitas. Sedangkan nilai rata-rata tanggapan
responden atas pernyataan tersebut sebesar 3,90, sehingga dapat dikatakan
bahwa belum semua karyawan mempunyai kemandirian mengendalikan dan
meningkatkan segala aspek kualitas.
 Tanggapan 175 responden terhadap item pernyataan ‘Kelompok kerja lebih
diutamakan daripada perorangan’(Y11), menunjukkan sebagian besar
responden (48,0%) setuju bahwa kelompok kerja lebih diutamakan daripada
perorangan. Sedangkan nilai rata-rata tanggapan responden atas pernyataan
tersebut sebesar 4,35, sehingga dapat dikatakan bahwa kelompok kerja lebih
diutamakan daripada perorangan.
 Tanggapan 175 responden terhadap item pernyataan ‘Semua karyawan
mempunyai peran penting dalam mencapai keberhasilan perusahaan’(Y12),
menunjukkan sebagian besar responden (62,3%) sangat setuju bahwa
semua karyawan mempunyai peran penting dalam mencapai keberhasilan
perusahaan. Sedangkan nilai rata-rata tanggapan responden atas pernyataan
tersebut sebesar 4,61, sehingga dapat dikatakan bahwa semua karyawan
mempunyai peran penting dalam mencapai keberhasilan perusahaan.
 Tanggapan 175 responden terhadap item pernyataan ‘Perusahaan selalu
melakukan koordinasi dalam merencanakan kegiatan’(Y13), menunjukkan
sebagian besar responden (60,6%) setuju bahwa perusahaan selalu
melakukan koordinasi dalam merencanakan kegiatan. Sedangkan nilai ratarata
tanggapan responden atas pernyataan tersebut sebesar 4,29, sehingga
105
dapat dikatakan bahwa perusahaan hampir selalu melakukan koordinasi
dalam merencanakan kegiatan.
 Tanggapan 175 responden terhadap item pernyataan ‘Perusahaan selalu
menetapkan bagian terkait untuk meningkatkan efektivitas perusahaan’
(Y14), menunjukkan sebagian besar responden (55,4%) setuju bahwa perusahaan
selalu menetapkan bagian terkait untuk meningkatkan efektivitas
perusahaan. Nilai rata-rata tanggapan responden atas pernyataan tersebut
sebesar 4,22, sehingga dapat dikatakan bahwa perusahaan selalu
menetapkan bagian terkait untuk meningkatkan efektivitas perusahaan.
 Tanggapan 175 responden terhadap item pernyataan ‘Perusahaan selalu
mewujudkan kualitas dalam segala aspek’(Y15), menunjukkan bahwa
sebagian besar responden (56,0%) setuju bahwa perusahaan selalu
mewujudkan kualitas dalam segala. Sedangkan nilai rata-rata tanggapan
responden atas pernyataan tersebut sebesar 4,22, sehingga dapat dikatakan
bahwa perusahaan hampir selalu mewujudkan kualitas dalam segala aspek.
 Tanggapan 175 responden terhadap item pernyataan ‘Perusahaan menjalin
kemitraan dengan stakeholders sebagai bagian dari sistem’(Y16), menunjukkan
bahwa sebagian besar responden (58,9%) setuju bahwa perusahaan
menjalin kemitraan dengan stakeholders sebagai bagian dari sistem.
Sedangkan nilai rata-rata tanggapan responden atas pernyataan tersebut
sebesar 3,99, sehingga dapat dikatakan bahwa perusahaan telah menjalin
kemitraan dengan stakeholders sebagai bagian dari sistem.
 Tanggapan 175 responden terhadap item pernyataan ‘Perusahaan
mengembangkan orientasi hubungan dengan stakeholders utama dalam
jangka panjang’(Y17), menunjukkan bahwa sebagian besar responden
(53,7%) setuju bahwa perusahaan mengembangkan orientasi hubungan
106
dengan stakeholders utama dalam jangka panjang. Sedangkan nilai rata-rata
tanggapan responden atas pernyataan tersebut sebesar 3,91, sehingga
dapat dikatakan bahwa perusahaan telah mengembangkan orientasi
hubungan dengan stakeholders utama dalam jangka panjang.
 Secara keseluruhan nilai rata-rata tanggapan terhadap variabel budaya
kualitas adalah sebesar 4,19 , menunjukkan bahwa budaya kualitas di PT.
Hari Terang Industry, Surabaya cukup tinggi. Sedangkan jika dilihat dari
setiap item pernyataan, tanggapan atas pernyataan ‘Semua karyawan
memahami filosofi dan prinsip-prinsip TQM’ (Y7), menunjukkan nilai rata-rata
yang terendah (3,60) dan tanggapan atas pernyataan ‘Semua karyawan
mempunyai peran penting dalam mencapai keberhasilan perusahaan’(Y12),
menunjukkan nilai rata-rata yang tertinggi (4,61).
5.4. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner
Hasil pengujian instrumen penelitian dari segi validitas maupun reliabilitas
item–total statistics terhadap 175 responden sebagaimana tertera pada tabel
5.16., menunjukkan bahwa semua item pernyataan untuk variabel-varibel bebas
dalam implementasi Total Quality management (TQM): fokus pada konsumen
(X1), perbaikan berkelanjutan (X2), komitmen manajemen (X3), pelatihan (X4),
pemberdayaan karyawan (X5), perbandingan kinerja (X6), dan penggunaan
piranti statistik (X7), maupun variabel terikat: budaya kualitas (Y), mempunyai
nilai korelasi lebih besar dari 0.3 dan koefisien keandalan (Cronbach Alpha)
semua variabelnya lebih besar dari 0.6.
Dengan demikian berarti item pernyataan untuk semua variabel adalah valid
karena nilai korelasinya lebih besar dari 0.3 (Masrun dalam Sugiono, 2002:106)
dan reliabel karena koefisien keandalan (Cronbach Alpha) semua variabelnya
lebih besar dari 0.6. (Sekaran 2003:311). Oleh karena itu, instrumen penelitian
tersebut valid dan reliabel untuk pengujian selanjutnya.
107
Tabel 5.16. Uji Validitas dan Reliabilitas
Variabel Nomer Validitas
Item Korelasi (r) Probabilitas (p)
Koefisien
Alpha
X11 0,539 0,000
X12 0,663 0,000
X13 0,652 0,000
X14 0,592 0,000
X15 0,726 0,000
X16 0,515 0,000
Fokus Pada
Konsumen (X1)
X17 0,615 0,000
0,709
X21 0,665 0,000
X22 0,681 0,000
X23 0,757 0,000
X24 0,572 0,000
Perbaikan
Berkelanjutan
(X2)
X25 0,727 0,000
0,712
X31 0,540 0,000
X32 0,779 0,000
X33 0,776 0,000
X34 0,752 0,000
X35 0,700 0,000
Komitmen
Manajemen (X3)
X36 0,778 0,000
0,819
X41 0,627 0,000
X42 0,818 0,000
X43 0,681 0,000
X44 0,698 0,000
Pelatihan (X4)
X45 0,744 0,000
0,758
X51 0,650 0,000
X52 0,629 0,000
X53 0,670 0,000
X54 0,773 0,000
X55 0,772 0,000
Pemberdayaan
Karyawan (X5)
X56 0,789 0,000
0,797
X61 0,851 0,000
X62 0,872 0,000
Perbandingan
Kinerja (X6)
X63 0,880 0,000
0,832
X71 0,809 0,000
X72 0,866 0,000
Penggunaan
Piranti Statistik
(X7) X73 0,764 0,000
0,738
Y1 0,564 0,000
Y2 0,462 0,000
Y3 0,485 0,000
Y4 0,699 0,000
Y5 0,660 0,000
Y6 0,629 0,000
Y7 0,520 0,000
Y8 0,576 0,000
Y9 0,635 0,000
Y10 0,579 0,000
Y11 0,457 0,000
Y12 0,550 0,000
Y13 0,619 0,000
Y14 0,658 0,000
Y15 0,578 0,000
Y16 0,613 0,000
Budaya Kualitas
(Y)
Y17 0,683 0,000
0,878
Sumber : Data primer yang diolah tahun 2006
108
5.5. Hasil Uji Asumsi Klasik
a. Hasil Uji Normalitas
Pengujian Normal P-P Plot regression terhadap model digunakan untuk
mengetahui apakah sampel penelitian merupakan jenis distribusi normal. Kurva
yang menggambarkan distribusi normal adalah kurva normal yang berbentuk
simetris (Dajan, 1986). Hasil pengujian untuk membuktikan distribusi normal
pada model yang digunakan terlihat pada gambar 5.1. berikut:
Gambar 5.1. Normal P-P Plot Regression
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0
Observed Cum Prob
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
Expected Cum Prob
Dependent Variable: Budaya Kualitas (Y)
Terlihat pada gambar bahwa titik-titik data menyebar disekitar garis diagonal
dan penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Hal ini menunjukkan bahwa
data dalam penelitian ini terdistribusi secara normal atau membentuk garis normal
pada Normal P-P Plot regression.
b. Hasil Uji Multikolinieritas
Untuk mendeteksi adanya multikolinearitas dapat diketahui dari nilai Value
Inflation Factor (VIF). Apabila nilai VIF > 5, maka terjadi multikolinearitas.
Sebaliknya apabila nilai VIF < 5, maka tidak terjadi multikolinearitas (Aliman,
2000:27). Terlihat pada tabel 5.17. bahwa nilai VIF semua variabel yang ada
lebih kecil dari 5, sehingga dapat disimpulkan bahwa pada model regresi tidak
terdapat multikolinieritas.
109
Tabel 5.17. Uji Multikolinearitas Value Inflation Factor (VIF)
Varibel Nilai VIF KETERANGAN
Fokus pada konsumen (X1) 1,711 Tidak ada indikasi kolinearitas antar variabel penjelas
Perbaikan berkelanjutan (X2) 2,617 Tidak ada indikasi kolinearitas antar variabel penjelas
Komitmen manajemen (X3) 2,255 Tidak ada indikasi kolinearitas antar variabel penjelas
Pelatihan (X4) 2,039 Tidak ada indikasi kolinearitas antar variabel penjelas
Pemberdayaan karyawan (X5) 1,871 Tidak ada indikasi kolinearitas antar variabel penjelas
Perbandingan kinerja (X6) 1,477 Tidak ada indikasi kolinearitas antar variabel penjelas
Penggunaan piranti statistik (X7) 1,441 Tidak ada indikasi kolinearitas antar variabel penjelas
Sumber : Data primer yang diolah tahun 2006
c. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Untuk menguji adanya heteroskedastisitas melalui uji rank rank corelation
spearman. Jika nilai rhitung > rtabel , berarti terjadi heteroskedastisitas. Sebaliknya
jika nilai rhitung < rtabel berarti terjadi homoskedastisitas (Gujarati, 2003:178).
Tabel 5.18 Pengujian Asumsi Heteroskedastisitas Variabel Independen
Variabel Bebas R hitung Sig Interprestasi
Fokus pada konsumen (X1) 0,139 0,067 homoskedastisitas
Perbaikan berkelanjutan (X2) 0,147 0,052 homoskedastisitas
Komitmen manajemen (X3) 0,126 0,098 homoskedastisitas
Pelatihan (X4) 0,082 0,280 homoskedastisitas
Pemberdayaan karyawan (X5) 0,119 0,115 homoskedastisitas
Perbandingan kinerja (X6) -0,040 0,599 homoskedastisitas
Penggunaan piranti statistik (X7) 0,147 0,052 homoskedastisitas
Sumber : Data primer yang diolah tahun 2006
Keterangan : – Jumlah data (observasi) = 175
– Nilai rtabel : = 5% = 0.163
– Dependent Variabel absolut residual (absu)
Pada tabel terlihat bahwa nilai rhitung lebih kecil dari rtabel pada semua variabel
bebas TQM terhadap absolut residual (absu), maka dapat disimpulkan bahwa
tidak terjadi heteroskedastisitas.
5.6. Analisis Regresi Linier Berganda
Dari hasil pengolahan data yang meliputi variabel-variabel dalam
implementasi Total Quality Management (X) dan budaya kualitas (Y), diperoleh
model regresi linier berganda sebagai berikut:
Y = -0.001+0,120X1 +0,097X2 +0,141X3+0,366X4+0,217X5-0,053X6+0,142X7+e
110
Variabel terikat pada regresi ini adalah budaya kualitas (Y), sedangkan
variabel bebasnya adalah: fokus pada konsumen (X1), perbaikan berkelanjutan
(X2), komitmen manajemen (X3), pelatihan (X4), pemberdayaan karyawan (X5),
perbandingan kinerja (X6), dan penggunaan piranti statistik (X7).
Nilai parameter atau koefisien regresi b1, b2, b3, b4, b5, dan b7 yang positif
pada persamaan tersebut menunjukkan bahwa apabila dilakukan perbaikan atau
peningkatan pada variabel-variabel: fokus pada konsumen (X1), perbaikan
berkelanjutan (X2), komitmen manajemen (X3), pelatihan (X4), pemberdayaan
karyawan (X5), dan penggunaan piranti statistik (X7), maka akan terjadi
peningkatan variabel budaya kualitas (Y). Sedangkan nilai koefisien regresi b6
yang negatif menunjukkan bahwa apabila dilakukan perbaikan atau peningkatan
pada variabel perbandingan kinerja (X6), maka justru akan menurunkan variabel
budaya kualitas (Y).
Analisis regresi linier berganda yang meliputi variabel-variabel: fokus pada
konsumen (X1), perbaikan berkelanjutan (X2), komitmen manajemen pada
kualitas (X3), pelatihan (X4), pemberdayaan karyawan (X5), perbandingan
kinerja (X6), dan penggunaan piranti statistik (X7) disajikan dalam tabel 5.19. :
Tabel 5.19. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Variabel
Unstandardized
Coefficients
(B)
Standardized
Coefficients
(Beta)
T hitung Sig. Keterangan
(Constant) -0.001
Fokus pada konsumen (X1) 0,120 0.121 1,985* 0,049 Signifikan
Perbaikan berkelanjutan (X2) 0,097 0.097 1,286 0,200 Tidak Signifikan
Komitmen manajemen (X3) 0,141 0.141 2,012* 0,046 Signifikan
Pelatihan (X4) 0,366 0.366 5,484* 0,000 Signifikan
Pemberdayaan karyawan(X5) 0,217 0.217 3,396* 0,001 Signifikan
Perbandingan kinerja (X6) -0,053 -0.053 -0,937 0,350 Tidak Signifikan
Penggunaan piranti statistik (X7) 0.142 0.142 2.522* 0,013 Signifikan
R
R Square
F hitung
F tabel
Sign. F

= 0,797
= 0,635
= 41,439
= 2,055
= 0,000
= 0,05
Sumber : Data primer yang diolah tahun 2006
Keterangan : – Jumlah data (observasi) = 175
– Variabel terikat: Budaya kualitas (Y)
* signifikan pada level 5 %
111
Pada tabel 5.19. terlihat bahwa ternyata angka yang signifikan ditunjukkan
oleh variabel: Fokus pada konsumen (X1), Komitmen manajemen (X3), Pelatihan
(X4), Pemberdayaan karyawan(X5), dan Penggunaan piranti statistik (X7),
sedangkan variabel perbaikan berkelanjutan (X2) dan perbandingan kinerja (X6)
tidak signifikan.
5.7. Hasil Pengujian Hipotesis
Hipotesis yang akan diuji ada tiga dengan menggunakan multiple
regression, bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel: fokus pada konsumen
(X1), perbaikan berkelanjutan (X2), komitmen manajemen (X3), pelatihan
(X4), pemberdayaan karyawan (X5), perbandingan kinerja (X6), dan penggunaan
piranti statistik (X7) terhadap budaya kualitas (Y).
a. Hipotesis Pertama
Uji hipotesis pertama dilakukan untuk mengetahui pengaruh secara bersamasama
(simultan) antara variabel bebas terhadap variabel terikat. menggunakan
alat uji koefisien korelasi berganda (R) dan koefisien determinasi berganda (R²),
dengan melihat apakah nilai-nilai koefisien yang diperoleh bernilai nyata atau
tidak antara Fhitung dan Ftabel pada tingkat keyakinan 5% (=0,05). Keeratan
pengaruh antara variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) juga dapat
diketahui dari besarnya nilai-nilai koefisien tersebut.
Tabel 5.20. Pengujian Hipotesis Pertama
Hipotesis Nilai Keterangan
Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabelvariabel
dalam implementasi Total Quality Management
yang terdiri dari: fokus pada konsumen
(X1), perbaikan berkelanjutan (X2), komitmen
manajemen (X3), pelatihan (X4), pemberdayaan
karyawan (X5), perbandingan kinerja (X6), dan
penggunaan piranti statistik (X7) secara simultan
terhadap variabel budaya kualitas (Y)
F = 41,439
Sig F = 0,000
Ftabel = 2,055
Ho1 ditolak /
Ha1 tidak ditolak
Sumber : Data primer yang diolah tahun 2006
112
Hasil uji pada tabel 5.20. menunjukkan bahwa besarnya Fhitung sebesar
41,439> Ftabel sebesar 2,055 pada taraf nyata = 0,05 yang berarti Ho1 ditolak
dan Ha1 tidak ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa adanya pengaruh yang
signifikan antara variabel-variabel bebas dalam implementasi Total Quality
Management yang terdiri dari: fokus pada konsumen (X1), perbaikan
berkelanjutan (X2), komitmen manajemen terhadap kualitas (X3), pelatihan (X4),
pemberdayaan karyawan (X5), perbandingan kinerja (X6), dan manajemen
proses (X7) secara simultan terhadap variabel terikat: budaya kualitas (Y).
Dengan demikian hipotesa pertama dalam penelitian ini dapat diterima.
Hasil analisis korelasi dari output regresi (lampiran 6) yang mengkorelasi
pengaruh variabel-variabel dalam implementasi Total Quality Management
terhadap budaya kualitas (Y) diperoleh nilai R2 = 0,635, menunjukkan bahwa
secara simultan variabel-variabel dalam implementasi Total Quality Management
mampu menjelaskan pengaruhnya terhadap variabel budaya kualitas (Y)
sebesar 63,5% Sedangkan sisanya sebesar 36,5%, dijelaskan atau dipengaruhi
oleh variabel bebas lain di luar persamaan model penelitian. Nilai R sebesar
0,797 dapat diinterpretasikan bahwa korelasi antara variabel; fokus pada
konsumen (X1), perbaikan berkelanjutan (X2), komitmen manajemen (X3), pelatihan
(X4), pemberdayaan karyawan (X5), perbandingan kinerja (X6), dan penggunaan
piranti statistik (X7) terhadap budaya kualitas (Y) adalah cukup kuat.
b. Hipotesis Kedua
Uji hipotesis kedua dilakukan untuk mengetahui pengaruh masing-masing
variabel bebas terhadap variabel terikat, menggunakan alat uji koefisien korelasi
parsial (r) atau koefisien regresi berganda (b) dengan melihat apakah nilai-nilai
koefisien berbeda secara signifikan atau tidak antara t hitung dan t tabel dua sisi
pada tingkat keyakinan 5% (=0,05). Hasilnya tertera pada tabel 5.21.
113
Tabel 5.21. Pengujian Hipotesis Kedua
H Pernyataan Nilai Keterangan
21 Terdapat pengaruh yang signifikan antara
variabel fokus pada konsumen (X1) terhadap
budaya kualitas (Y)
t = 1,985
Sig t = 0,049
ttabel = 1,980
Ho21 ditolak /
Ha21 tidak ditolak
22 Terdapat pengaruh yang signifikan antara
variabel perbaikan berkelanjutan (X2) terhadap
budaya kualitas (Y)
t = 1,286
Sig t = 0,200
ttabel = 1,980
Ho22 tidak ditolak /
Ha22 ditolak
23 Terdapat pengaruh yang signifikan antara
variabel komitmen manajemen (X3) terhadap
budaya kualitas (Y)
t = 2,012*
Sig t = 0,046
ttabel = 1,980
Ho23 ditolak /
Ha23 tidak ditolak
24 Terdapat pengaruh yang signifikan antara
variabel pelatihan (X4) terhadap budaya
kualitas (Y)
t = 5,484*
Sig t = 0,000
ttabel = 1,980
Ho24 ditolak /
Ha24 tidak ditolak
25 Terdapat pengaruh yang signifikan antara
variabel pemberdayaan karyawan (X5)
terhadap budaya kualitas (Y)
t = 3,396*
Sig t = 0,001
ttabel = 1,980
Ho25 ditolak /
Ha25 tidak ditolak
26 Terdapat pengaruh yang signifikan antara
variabel perbandingan kinerja (X6) terhadap
budaya kualitas (Y)
t = -0,937
Sig t = 0,350
ttabel = -1,980
Ho26 tidak ditolak /
Ha26 ditolak
27 Terdapat pengaruh yang signifikan antara
variabel penggunaan piranti statistik (X7)
terhadap budaya kualitas (Y)
t = 2,522*
Sig t = 0,013
ttabel = 1,980
Ho27 ditolak /
Ha27 tidak ditolak
Sumber : Data primer yang diolah tahun 2006
* signifikan pada level 5 %
1. Variabel Fokus Pada Konsumen
Variabel fokus pada konsumen memiliki nilai t hitung sebesar 1,985. Nilai ini
lebih besar dari t tabel (1,985 > 1,980). Dengan demikian pengujian menunjukkan
Ha21 tidak ditolak atau Ho21 ditolak, yang berarti variabel fokus pada
konsumen berpengaruh secara signifikan terhadap budaya kualitas.
2. Variabel Perbaikan Berkelanjutan
Variabel perbaikan berkelanjutan memiliki nilai t hitung sebesar 1,286. Nilai
ini lebih kecil dari t tabel (1,286 < 1,980). Dengan demikian pengujian menunjukkan
Ha22 ditolak atau Ho22 tidak ditolak yang berarti variabel perbaikan
berkelanjutan tidak berpengaruh signifikan terhadap budaya kualitas.
3. Variabel Komitmen Manajemen
Variabel komitmen manajemen memiliki nilai t hitung sebesar 2,012. Nilai ini
lebih besar dari t tabel (2,012 > 1,980). Dengan demikian pengujian menunjukkan
Ha23 tidak ditolak atau Ho23 ditolak yang berarti variabel komitmen
114
manajemen berpengaruh secara signifikan terhadap budaya kualitas.
4. Variabel Pelatihan
Variabel pelatihan memiliki nilai t hitung sebesar 5,484. Nilai ini lebih besar
dari t tabel (5,484 > 1,980). Dengan demikian pengujian menunjukkan Ha24 tidak
ditolak atau Ho24 ditolak yang berarti variabel pelatihan berpengaruh secara
signifikan terhadap budaya kualitas.
5. Variabel Pemberdayaan Karyawan
Variabel pemberdayaan karyawan memiliki nilai t hitung sebesar 3,396. Nilai
ini lebih besar dari t tabel (3,396 > 1,980). Dengan demikian pengujian menunjukkan
Ha25 tidak ditolak atau Ho25 ditolak yang berati variabel pemberdayaan
karyawan berpengaruh secara signifikan terhadap budaya kualitas.
6. Variabel Perbandingan Kinerja
Variabel perbandingan kinerja memiliki nilai t hitung sebesar -0,937. Nilai ini
lebih besar dari t tabel (-0,937 > -1,980). Dengan demikian pengujian menunjukkan
Ha26 ditolak atau Ho26 tidak ditolak yang berarti variabel perbandingan
kinerja tidak berpengaruh secara signifikan terhadap budaya kualitas.
7. Variabel Penggunaan Piranti Statistik
Varibel penggunaan piranti statistik memiliki nilai t hitung sebesar 2,522.
Nilai ini lebih besar dari t tabel (2,522 > 1,980). Dengan demikian pengujian
menunjukkan Ha27 tidak ditolak atau Ho27 ditolak yang berarti variabel penggunaan
piranti statistik berpengaruh secara signifikan terhadap budaya kualitas.
Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa secara parsial hanya variavel
fokus pada konsumen (X1), komitmen manajemen (X3), pelatihan (X4), pemberdayaan
karyawan (X5), dan penggunaan piranti statistik (X7) yang berpengaruh
secara signifikan terhadap budaya kualitas, sedangkan variabel lainnya tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap budaya kualitas. Dengan demikian
hipotesa kedua dalam penelitian ini ditolak.
115
c. Hipotesis Ketiga
Analisis pengaruh dominan dilakukan untuk mengetahui variabel bebas yang
mempunyai kontribusi atau pengaruh dominan terhadap variabel terikat dalam
suatu model regresi linier dengan menggunakan koefisien Beta distandarisasi
(standardized coefficient) (Arif, S., 1993:12).
Dari Tabel 5.19 diketahui bahwa nilai koefisien Beta distandarisasi dari
variabel pelatihan (X4) adalah terbesar (0,366), berarti pelatihan berpengaruh
dominan terhadap variabel budaya kualitas (Y). Dengan demikian hipotesis
ketiga: ‘Variabel komitmen manajemen (X3) mempunyai pengaruh yang dominan
terhadap variabel budaya kualitas (Y)’, tidak terbukti atau di tolak.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis penelitian tersebut, maka disusun
sebuah model hipotesis teruji sebagaimana tertera pada gambar berikut:
Gambar 5.2. Model Hipotesis Teruji Pengaruh Implementasi Total Quality
Management (TQM) Terhadap Budaya Kualitas
Keterangan :
Pengaruh secara simultan
Pengaruh secara parsial
Pengaruh dominan
Perbandingan Kinerja (X6)
Pelatihan (X4)
Komitmen Manajemen (X3)
Budaya
Kualitas
(Y)
Total Quality Management
Fokus Pada Konsumen (X1)
Penggunaan Piranti Statistik (X7)
Pemberdayaan Karyawan (X5)
Perbaikan Berkelanjutan (X2)
116
5.8. Pembahasan
5.8.1. Pengaruh Simultan
Hasil pengujian hipotesis pertama menunjukkan bahwa variabel-variabel
dalam implementasi Total Quality Management (TQM) secara simultan
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap budaya kualitas. Hal ini dapat
diinterpretasikan bahwa implementasi TQM yang didokumentasikan dalam
klausul-klausul ISO 9001:2000 dan diterapkan kurang lebih selama sepuluh
tahun di PT. Hari Terang Industry, telah mampu membentuk dan merubah
orientasi budaya organisasi menjadi budaya kualitas.
Kedelapan prinsip TQM yang tertera dalam klausul-klausul ISO 9001:2000
tersebut diantaranya adalah: fokus organisasi pada konsumen, kepemimpinan,
keterlibatan karyawan, pendekatan proses, pendekatan sistem pada manajemen,
perbaikan berkelanjutan, pendekatan faktual dalam pengambilan keputusan,
kemitraan yang saling menguntungkan.
Hasil penelitian tersebut mendukung pendapat beberapa pakar kualitas,
diantaranya: implementasi TQM dapat merubah orientasi budaya suatu
organisasi menuju budaya kualitas (Cortada, 1993; Goetsch dan Davis dalam
Tjiptono, 2003; dan Hardjosoedarmo, 2005); budaya kualitas dipertimbangkan
sebagai salah satu hal yang terpenting sebagai indikator keberhasilan
implementasi TQM (Metri, 2005); dan studi empiris: TQM efektif
mengembangkan elemen budaya kualitas dan budaya tersebut menunjang
keberhasilan perbaikan proses (Gore, 1999); integrasi filosofi dengan piranti
TQM berpengaruh signifikan terhadap kinerja bisnis (Huarng dan Yao, 2002);
Menurut teori Schein (1985), budaya dibangun dalam tiga level. Level
pertama adalah wujud nyata yang meliputi kegiatan dan kejadian sebagai hasil
pemikiran (Artefacts and Creation), Level kedua adalah nilai-nilai dan keyakinan
(Values and Beleifs), dan level ketiga adalah asumsi dasar yang merupakan
117
pandangan terhadap masalah (Basic Assumption). Selanjutnya menurut
Hardjosoedarmo (2004), dalam hal kualitas, apabila organisasi hanya atau baru
mencapai wujud nyata saja (level pertama), maka yang diperoleh hanyalah
“cosmetic quality”saja. Untuk mencapai internalisasi kualitas maka organisasi
perlu bertumpu pada asumsi dasar (Basic Assumption) tentang perlunya kualitas
demi kelangsungan hidup dan perkembangan kehidupannya yang dikenal
dengan budaya kualitas (Kekale, 1999; Kujala danUllrank, 2004).
Jika dilihat dari nilai rata-rata setiap variabel bebas: fokus pada konsumen,
perbaikan berkelanjutan, komitmen manajemen, pelatihan, pemberdayaan
karyawan, perbandingan kinerja, dan penggunaan piranti statistik, dan variabel
terikat: budaya kualitas yang cenderung tinggi pada tabel 5.22, membuktikan
bahwa aktivitas implementasi TQM cukup tinggi dan secara simultan mampu
membangun budaya kualitas di PT. Hari Terang Industry yang tinggi pula.
Nilai rata-rata variabel komitmen manajemen yang tertinggi (4,49) dan nilai
rata-rata variabel pemberdayaan karyawan yang terendah (3,73), menunjukkan
bahwa komitmen manajemen merupakan aktivitas yang relatif paling menonjol
dan pemberdayaan karyawan merupakan aktivitas yang kurang menonjol jika
dibandingkan dengan aktivitas yang lain pada implementasi TQM di PT. Hari
Terang Industry.
Tabel 5.22. Nilai Rata-rata Variabel dan Item
Sumber : Data primer yang diolah tahun 2006
Variabel Mean Variabel Mean Item Tertinggi Mean Item Terendah
Fokus Pada Konsumen 4,32 4,40 3,85
Perbaikan Berkelanjutan 4,45 4,63 4,26
Komitmen Manajemen 4,49 4,75 4,34
Pelatihan 4,02 4,31 3,75
Pemberdayaan Karyawan 3,73 4,19 2,82
Perbandingan Kinerja 4,13 4,18 4,08
Penggunaan Piranti Statistik 4,15 4,19 4,12
Budaya Kualitas 4,19 4,61 3,60
118
5.8.2. Pengaruh Parsial
Hasil pengujian hipotesis kedua menunjukkan bahwa bahwa secara parsial
hanya variabel: fokus pada konsumen, komitmen manajemen, pelatihan,
pemberdayaan karyawan, dan penggunaan piranti statistik yang berpengaruh
signifikan terhadap budaya kualitas di PT Hari Terang Industry, sedangkan
variabel lainnya tidak berpengaruh signifikan terhadap budaya kualitas. Hasil
penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya, bahwa: filosofi TQM dan piranti
TQM secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja bisnis (Huarng
dan Yao, 2002); tidak semua variabel-variabel dalam implementasi TQM mempunyai
korelasi yang signifikan terhadap dimensi budaya organisasi (Jabnoun dan
Sedrani, 2005).
a. Fokus Pada Konsumen
Variabel fokus pada konsumen mempunyai pengaruh positif yang signifikan
terhadap variabel budaya kualitas. Hal ini membuktikan bahwa secara parsial
fokus pada konsumen adalah variabel yang mempengaruhi terbentuknya budaya
kualitas di PT. Hari Terang Industry.
Hasil penelitian ini mendukung pendapat bahwa fokus pada konsumen
merupakan salah satu elemen kunci keberhasilan implementasi TQM (Krajewski,
Lee, dan Ritzman 1999; Curkovic dan Landeros, 2000; Hashmi, 2004); Fokus
pada konsumen merupakan salah satu faktor mikro dari dalam perusahaan yang
mempengaruhi perubahan dan pengembangan budaya suatu organisasi
(Paskard, 1995); Fokus pada konsumen adalah salah satu variabel yang secara
signifikan mempengaruhi budaya kualitas (Litwin dan Stringer dalam Kelner,
1998 dan Lawson, 2004).
Hasil penelitian juga mendukung hasil penelitian terdahulu yang
menyimpulkan: fokus pada konsumen mempunyai pengaruh signifikan terhadap
119
kinerja individu (Boselie dan Wiele, 2001; Laily, 2003); fokus pada konsumen
adalah salah satu variabel dalam implementasi TQM yang mempunyai korelasi
secara signifikan terhadap dimensi budaya (Jabnoun dan Sedrani, 2005 dan
Srismith, 2005).
Salah satu falsafah yang ditanamkan oleh pendiri perusahaan adalah ‘Hanya
memproduksi produk-produk bermutu’, juga terdapat dalam salah satu kebijakan
mutu dan lingkungan perusahaan yaitu ‘Memberikan kepuasan kepada
pelanggan dan pihak terkait lainnya baik dari segi mutu, harga, pengiriman, dan
pelayanan’, telah menjadikan perhatian perusahaan tertuju pada konsumen
sehingga mengutamakan kepuasan konsumen merupakan tujuan utama.
Beberapa indikasi adanya fokus pada konsumen oleh perusahaan adalah:
 Layanan bebas pulsa dicantumkan dalam blister dan kemasan bagi konsumen
untuk mengajukan komplain dan informasi mengenai batu baterai ABC.
 Pemanfaatan site web (www.abc-battery.com) sebagai sarana bagi konsumen
mengajukan komplain.
 Menetapkan bagian penanganan keluhan konsumen yang secara langsung
bertanggung jawab kepada marketing manager.
 Survei kepuasan pelanggan oleh lembaga independen, dan survei internal
untuk mengukur kepuasan pelanggan.
 Membina hubungan langsung dengan konsumen, antara lain dengan
mensponsori program dan acara tertentu, setahun sekali melakukan
gathering dengan konsumen dan penjual produk batu baterai ABC; hubungan
yang dibina bukan bisnis semata, tetapi adanya keterikatan batin.
Aktivitas yang berorientasi pada konsumen tersebut terbukti telah efektif
membentuk budaya kualitas di PT. Hari Terang Industry.
120
Rata-rata tanggapan terhadap variabel fokus pada konsumen sebesar 4,32,
mengindikasikan bahwa fokus perusahaan pada konsumen sudah cukup tinggi.
Rata-rata tanggapan atas pernyataan ‘Perusahaan selalu menyelesaikan permasalahan
konsumen segera dengan tepat’ (X17)yang tertinggi (4,4) berarti
perusahaan telah tanggap menyelesaikan permasalahan konsumen.
Rata-rata tanggapan atas item pernyataan ‘Perusahaan selalu menyebarluaskan
kebutuhan konsumen kepada seluruh karyawan’ (X12)yang terendah
(3,85) menunjukkan perusahaan masih kurang mengkomunikasikan kebutuhan
konsumen kepada seluruh karyawan. Oleh karena itu perlu diberikan perhatian
lebih pada item ini agar budaya kualitas semakin meningkat. Dokumentasi
komplain, tuntutan, kebutuhan dan harapan konsumen internal maupun eksternal
hendaknya disebarluaskan secara berkala kepada seluruh karyawan, misalnya
melalui pertemuan rutin, media pengumuman pada tempat yang strategis, dsb.
b. Perbaikan Berkelanjutan
Variabel perbaikan berkelanjutan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
variabel budaya kualitas. Hal ini membuktikan bahwa secara parsial perbaikan
berkelanjutan yang merupakan salah satu pilar implementasi TQM, ternyata
bukan variabel yang secara signifikan mempengaruhi terbentuknya budaya
kualitas di PT. Hari Terang Industry.
Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Paskard (1995) yang tidak
menyertakan perbaikan berkelanjutan ke dalam faktor-faktor mikro perusahaan
yang mempengaruhi perubahan dan pengembangan budaya suatu organisasi,
karena obyeknya tidak terfokus pada sumberdaya manusia.
Tetapi hasil penelitian tersebut bertentangan atau menolak pendapat pakar
kualitas bahwa perbaikan berkelanjutan merupakan salah satu elemen kunci
keberhasilan implementasi TQM (Krajewski, Lee, dan Ritzman, 1999; Curkovic
dan Landeros, 2000; Hashmi, 2004). Selanjutnya Litwin dan Stringer dalam
121
Kelner (1998) dan Lawson (2004) juga berpendapat bahwa perbaikan
berkelanjutan adalah salah satu variabel dalam implementasi TQM yang secara
signifikan mempengaruhi budaya kualitas.
Hasil penelitian tersebut juga bertentangan atau menolak studi empiris yang
telah dilakukan oleh Jabnoun dan Sedrani (2005) dan Srismith (2005) yang
menyimpulkan bahwa perbaikan berkelanjutan adalah salah satu variabel dalam
implementasi TQM yang mempunyai korelasi secara signifikan terhadap dimensi
budaya.
Upaya-upaya perbaikan berkelanjutan sebenarnya telah dilakukan oleh PT.
Hari Terang Industry, sebagaimana tertuang dalam salah satu falsafah
perusahaan adalah ‘Menerapkan program meningkatkan perbaikan secara
berkelanjutan untuk memenuhi kepuasan pelanggan’ yang juga tertera pada
kebijakan mutu dan lingkungan PT. Hari Terang Industry Surabaya yaitu
‘Melakukan peningkatan secara terus menerus melalui sasaran mutu dan
program lingkungan yang terukur di setiap departemen’, telah mendorong
perusahaan selalu melakukan aktivitas perbaikan berkelanjutan.
Indikasi adanya aktivitas perbaikan berkelanjutan yang telah dilakukan oleh
perusahaan adalah:
 Selalu melakukan penelitian atas bahan baku agar dapat menghasilkan batu
baterai berkualitas tinggi dan tahan lama.
 Secara berkesinambungan selalu memperbaiki dan mengembangkan
peralatan testing yang dikontrol melalui komputer, misalnya alat uji baterai
untuk mengetahui performance batu baterai.
 Selalu memperhatikan perkembangan dan kemajuan teknologi untuk
keperluan perusahaan.
122
 Setiap saat selalu meremajakan semua peralatan yang telah usang dan menciptakan
peralatan baru untuk memperbaiki dan memproduksi komponen
secara mandiri.
 Pengembangan produk diawali dari batu baterai tipe pasta, batu baterai yang
menggunakan ‘paper line’, batu baterai yang ramah lingkungan: batu baterai
bebas kadmium dan air raksa.
 Melakukan riset diversifikasi produk batu baterai nickel metal hydrides (batu
baterai isi ulang), dan batu baterai lithium.
Rata-rata tanggapan terhadap variabel perbaikan berkelanjutan sebenarnya
juga sangat tinggi (4,45), menunjukkan perusahaan selalu melakukan aktifitas
perbaikan berkelanjutan. Demikian pula tanggapan atas pernyataan ‘Perusahaan
selalu melakukan perbaikan terus menerus pada semua bagian tanpa menunggu
permasalahan muncul’ (X24)yang tertinggi (4,63), maupun tanggapan atas
pernyataan ‘Perusahaan selalu berkomunikasi dengan pemasok untuk
meningkatkan semua aspek kualitas’ (X23) yang terendah (4,26) relatif
kecenderungan keduanya juga tinggi. Aktivitas perbaikan berkelanjutan yang
tinggi ternyata tidak atau belum seiring dengan peningkatan budaya kualitas.
Perbedaan hasil penelitian dengan pendapat dan penelitian terdahulu
menunjukkan bahwa aktivitas perbaikan berkelanjutan yang dilakukan oleh PT.
Hari Terang Industry masih dipahami sebagai hard side of quality, artinya hanya
menyangkut perbaikan praktek-praktek manajemen nyata dan bersifat inovatif
(sebagaimana terlihat pada indikasi aktivitas perbaikan berkelanjutan di atas).
Aktivitas perbaikan berkelanjutan belum melibatkan soft side of quality dan tidak
bersifat inkremental sehingga perbaikan berkelanjutan tidak atau belum efektif
membentuk budaya kualitas, padahal seharusnya aktivitas perbaikan berkelan123
jutan diterapkan pada proses (hard side of quality) maupun sumberdaya manusia
(soft side of quality) yang melaksanakannya (Wilkonson, 1992; Tjiptono, 2003).
Sumberdaya manusia merupakan subyek dan obyek utama pembentuk
budaya kualitas. Oleh karena itu, perusahaan hendaknya juga memperhatikan
perbaikan aspek soft side of quality sehingga diharapkan dapat meningkatkan
budaya kualitas. Membangun budaya kualitas sampai level Basic Assumption
tidak semudah membalik tangan, adalah tugas manajemen membangun
kesadaran dan menciptakan lingkungan yang kondusif sehingga karyawan
termotivasi secara spontan menerapkan perbaikan berkelanjutan dengan
sendirinya. Beberapa aktivitas perbaikan berkelanjutan yang bersifat inkremental
dan diyakini dapat membangun proses kesadaran karyawan antara lain melalui:
penerapan siklus Plan-Do-Ceck-Action, pendekatan inkremental (Kaizen), dan
pembenahan tata graha melalui five S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, dan
Shitsuke).
c. Komitmen Manajemen
Variabel komitmen manajemen mempunyai pengaruh positif yang signifikan
terhadap variabel budaya kualitas. Hal ini membuktikan bahwa secara parsial
komitmen manajemen adalah variabel yang mempengaruhi terbentuknya budaya
kualitas di PT. Hari Terang Industry.
Hasil penelitian tersebut mendukung pendapat bahwa komitmen dan
dukungan manajemen merupakan salah satu elemen kunci keberhasilan
implementasi TQM (Curkovic dan Landeros, 2000; Hashmi 2004; dan Padhi,
2004); sedangkan menurut Paskard (1995) dan Boan (2004), dukungan
manajemen puncak merupakan salah satu faktor mikro dari dalam perusahaan
yang mempengaruhi perubahan dan pengembangan budaya organisasi. Menurut
Lawson (2004), komitmen manajemen pada kualitas adalah salah satu variabel
dalam implementasi TQM yang secara signifikan mempengaruhi budaya kualitas.
124
Hasil penelitian ini juga mendukung hasil penelitian terdahulu yang
menyimpulkan bahwa: komitmen manajemen merupakan salah satu elemen
kunci keberhasilan implementasi TQM (Baidoun, 2003; Munizu, 2003; Wahyudi,
2004; dan Metri, 2005); komitmen manajemen mempunyai pengaruh signifikan
terhadap kinerja organisasi (Huarng dan Yao, 2002); komitmen manajemen
adalah salah satu variabel dalam implementasi TQM yang mempunyai korelasi
secara signifikan terhadap dimensi budaya (Jabnoun dan Sedrani, 2005 dan
Srismith, 2005).
Salah satu kebijakan mutu dan lingkungan PT. Hari Terang Surabaya adalah
‘Melaksanakan Sistem Manajemen Mutu sesuai Standar ISO 9001:2000 dan
Sistem Manajemen Lingkungan sesuai Standar ISO 14001:2004 secara efektif
dan efisien’, klausul 5.1. dalam ISO 9001:2000 berkaitan dengan komitmen
manajemen.
Beberapa indikasi yang menunjukkan adanya komitmen manajemen
terhadap kualitas, antara lain:
 Melalui suatu sistem manajemen yang terpadu dari pimpinan puncak sampai
karyawan yang paling bawah, perusahaan berhasil memperoleh kemajuan
secara konsisten dalam mencapai sasaran perusahaan yang telah ditetapkan
bersama secara berkala.
 Kesamaan visi dan misi, dipadu dengan strategi dan taktik bisnis, telah
menghantarkan perusahaan kepada kemajuan yang diakui oleh semua pihak
di dalam negeri maupun luar negeri.
 Struktur organisasi perusahaan yang dulu sederhana dan kekeluargaan, kini
telah dikembangkan sedemikian rupa secara profesional. Manajer baru
dilibatkan untuk mengisi berbagai posisi sesuai dengan keahlian dan
kemampuan masing-masing.
125
Adanya komitmen dan dukungan manajemen terhadap kualitas tersebut
ternyata telah efektif membentuk budaya kualitas di PT. Hari Terang Industry.
Nilai rata-rata variabel komitmen manajemen juga relatif tertinggi dan
cenderung sangat tinggi (4,49) jika dibandingkan dengan variabel bebas lain,
berarti responden memandang komimen manajemen terhadap kualitas sudah
sangat tingggi. Tanggapan atas pernyataan ‘Manajemen menyebar luaskan visi
dan kebijakan mutu perusahaan ke seluruh karyawan’ (X31) yang tertinggi (4,75)
menunjukkan visi dan kebijakan mutu perusahaan telah tersebar luas.
Sedangkan tanggapan atas pernyataan ‘Manajemen mengakui dan menghargai
prestasi atas peningkatan semua aspek kualitas’ (X36) yang terendah (4,34)
berarti karyawan merasa pengakuan dan penghargaan atas prestasi karyawan
oleh manajemen masih rendah dibanding item yang lain. Oleh karena itu
manajemen perlu mengembangkan berbagai bentuk program pengakuan dan
penghargaan (recognitions and rewards) atas kontribusi dan prestasi karyawan
dalam peningkatan kualitas, misalnya melalui: patroli manajemen secara rutin,
memberi penghargaan bagi karyawan berprestasi, dan berbagai jenis kompetisi,
sehingga karyawan merasa termotivasi dan bangga karena dihargai jerih
payahnya.
d. Pelatihan
Variabel pelatihan mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap
variabel budaya kualitas. Hal ini membuktikan bahwa secara parsial pelatihan
merupakan salah satu variabel yang mempengaruhi terbentuknya budaya
kualitas di PT. Hari Terang Industry.
Hasil penelitian tersebut mendukung teori bahwa pelatihan dapat merubah
budaya perusahaan (Tjiptono dan Diana, 2003); pelatihan merupakan salah satu
elemen kunci keberhasilan implementasi TQM (Hashmi ,2004 dan Padhi, 2004);
pelatihan adalah salah satu variabel dalam implementasi TQM yang secara
126
signifikan mempengaruhi budaya kualitas. Pelatihan, pendidikan, dan
pengembangan individual akan mempengaruhi budaya kualitas dan pada
dasarnya dipahami sebagai investasi (Lawson, 2004); pengakuan terhadap
karyawan dan pelatihan merupakan salah satu faktor mikro dari dalam
perusahaan yang mempengaruhi perubahan dan pengembangan budaya
organisasi. Karyawan atau kelompok kerjanya harus dilibatkan sejak awal
melalui program pelatihan. Perhatian pada program-program tersebut penting
dalam perubahan budaya organisasi (Paskard, 1995).
Hasil penelitian tersebut juga mendukung hasil penelitian terdahulu yang
menyimpulkan bahwa: pelatihan merupakan salah satu elemen kunci
keberhasilan implementasi TQM (Baidoun, 2003; Munizu, 2003; dan Metri,
2005); pelatihan dalam TQM mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja
organisasi maupun individu (Huarng dan Yao, 2002 dan Laily, 2003); pelatihan
adalah salah satu variabel dalam implementasi TQM yang mempunyai korelasi
secara signifikan terhadap dimensi budaya (Jabnoun dan Sedrani, 2005).
Salah satu falsafah perusahaan adalah ‘Memberikan kesempatan yang sama
bagi semua karyawan untuk mengembangkan karir mereka sesuai dengan
kemampuan dan kecakapannya’, dijabarkan lebih lanjut dalam ISO 9001:2000
klausul 6 khususnya berkaitan dengan pelatihan, telah mendorong perusahaan
untuk mengembangkan berbagai jenis program pelatihan. Beberapa indikasi
yang menunjukkan adanya program pelatihan di perusahaan adalah:
 Untuk meningkatkan kemampuan dan ketrampilan sumberdaya manusia,
perusahaan telah melaksanakan berbagai program pelatihan internal maupun
di lembaga-lembaga pelatihan lainnya di luar perusahaan.
 Program pelatihan diselenggarakan selama satu bulan bagi karyawan harian
dan tiga bulan bagi karyawan tingkat operator dan mekanik.
127
 Karyawan staf dan tingkat manajerial, diberikan program pelatihan baik di
dalam negeri maupun luar negeri.
 Setiap karyawan mempunyai competency report, sehingga dapat dipantau
kompetensinya berdasarkan pelatihan yang telah maupun yang perlu
ditempuh. Catatan tersebut diperlukan untuk lebih memberdayakan karyawan
yang mengarah ke multiskill sehingga lebih fleksibel.
Adanya aktivitas pelatihan yang berorientasi pada kualitas tersebut ternyata
telah efektif membentuk budaya kualitas di PT. Hari Terang Industry.
Rata-rata tanggapan terhadap variabel pelatihan sebesar 4.02, menunjukkan
perusahaan cukup tinggi dalam melakukan aktivitas pelatihan. Tanggapan atas
pernyataan ‘Perusahaan mengelola program pelatihan dan pengembangan
berdasarkan prinsip-prinsip kualitas’(X41) yang tertinggi (4,31) menunjukkan
bahwa perusahaan telah mengelola program pelatihan dan pengembangan
dengan baik. Sedangkan tanggapan atas pernyataan ‘Semua karyawan dilatih
lintas bagian sehingga dapat saling melengkapi’(X45), yang terendah (3,75)
menunjukkan bahwa belum semua karyawan dilatih lintas bagian yang mengarah
ke multiskill (baru 10%). Oleh karena itu, competency report yang ada
hendaknya lebih diberdayakan dengan menyelenggarakan berbagai program
pelatihan, sehingga semakin bertambah lagi karyawan yang multiskill dan dapat
meningkatkan budaya kualitas.
e. Pemberdayaan Karyawan
Variabel pemberdayaan karyawan mempunyai pengaruh positif yang
signifikan terhadap variabel budaya kualitas. Hal ini membuktikan bahwa secara
parsial pemberdayaan karyawan merupakan salah satu variabel yang mendorong
terbentuknya budaya kualitas di PT. Hari Terang Industry.
Hasil penelitian tersebut mendukung pendapat pakar kualitas, bahwa pemberdayaan
dan keterlibatan karyawan merupakan salah satu elemen kunci
128
keberhasilan implementasi TQM (Krajewski, Lee, dan Ritzman, 1999; Curkovic
dan Landeros, 2000; Hashmi, 2004). Litwin dan Stringer dalam Kelner (1998)
dan Lawson (2004) juga berpendapat bahwa pemberdayaan karyawan adalah
salah satu variabel dalam implementasi TQM yang secara signifikan
mempengaruhi budaya kualitas.
Pemberdayaan karyawan dan kelompok kerja merupakan salah satu faktor
mikro dari dalam perusahaan yang mempengaruhi perubahan dan pengembangan
budaya organisasi. Karyawan atau serikatnya harus dilibatkan sejak
awal, khususnya dalam bentuk pemberdayaan karyawan dan kelompok kerja.
Perhatian pada isu-isu tersebut penting dalam perubahan budaya organisasi
yang mengarah pada konsumen dan kualitas (Paskard, 1995).
Salah satu falsafah perusahaan adalah ‘menjadikan karyawan sebagai asset
utama perusahaan’, yang secara khusus dalam ISO 9001:2000 klausul 6.2.2.d
dijelaskan bahwa ‘Organisasi menjamin karyawannya menyadari keterlibatan
dan arti penting aktivitasnya dan bagaimana kontribusi mereka dalam mencapai
sasaran kualitas’, telah mendorong perusahaan untuk selalu memberdayakan
karyawan dalam setiap aktivitasnya.
Beberapa bentuk upaya pemberdayaan karyawan oleh perusahaan,
diantaranya adalah: dibentuknya kelompok kerja (Small Group Activity) atau
Gugus kendali Mutu (GKM), pertemuan berkala, aktivitas sumbang saran (brain
storming), pengakuan dan penghargaan atas prestasi karyawan di bidang
perbaikan dan peningkatan kualitas. Pemberdayaan dan pengakuan atas
eksistensi karyawan oleh perusahan tersebut terbukti telah efektif membangun
budaya kualitas di PT. Hari Terang Industry.
Nilai rata-rata tanggapan terhadap variabel pemberdayaan karyawan relatif
yang paling rendah (3,73) jika dibandingkan dengan variabel bebas yang lain
menunjukkan bahwa perusahaan masih kurang memberdayakan karyawannya.
129
Oleh karena itu pemberdayaan karyawan perlu dibenahi dan ditingkatkan,
terutama pada item-item yang mempunyai nilai rata-rata rendah, karena variabel
pemberdayaan karyawan tersebut berpengaruh positif dan signifikan terhadap
budaya kualitas.
Tanggapan atas pernyataan ‘Semua karyawan mempunyai kewenangan
dalam pengambilan keputusan secara proporsional’(X53) yang terendah (2,82)
menunjukkan belum atau tidak semua karyawan diberi kewenangan mengambil
keputusan secara proposional. Oleh karena itu perlu dikembangkan mekanisme
pendelegasian kewenangan bagi setiap karyawan secara proporsional, sehingga
karyawan dapat memutuskan secara mandiri jika ditemui permasalahan yang
menyangkut tanggung jawabnya, misalnya: kewenangan menghentikan jalur
produksi jika ditemui gejala penyimpangan kualitas, kewenangan memperbaiki
gangguan mesin, dsb, karena pada dasarnya orang yang paling dekat dengan
masalah yang terjadi adalah orang yang paling tepat dan terbaik untuk membuat
keputusan.
Sedangkan tanggapan atas pernyataan ‘Perusahaan selalu mengembangkan
keterlibatan karyawan pada semua bagian untuk mengelola semua aspek
kualitas’ (X52) yang tertinggi (4,19), berarti perusahaan telah mengembangkan
keterlibatan karyawan pada semua bagian.
f. Perbandingan Kinerja
Variabel perbandingan kinerja (benchmarking) mempunyai pengaruh negatif
yang tidak signifikan terhadap variabel budaya kualitas. Hal ini membuktikan
bahwa perbandingan kinerja ternyata bukan merupakan variabel yang
mempengaruhi terbentuknya budaya kualitas di PT. Hari Terang Industry bahkan
berkorelasi negatif.
Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Paskard (1995) dan Lawson
(2004) yang tidak menyertakan perbandingan kinerja ke dalam faktor-faktor
130
mikro perusahaan yang mempengaruhi perubahan dan pengembangan budaya
suatu organisasi, karena obyeknya tidak terfokus pada sumberdaya manusia.
Tetapi hasil penelitian menolak atau tidak mendukung pendapat pakar
kualitas bahwa: perbandingan kerja merupakan salah satu elemen kunci
keberhasilan implementasi TQM (Krajewski, Lee, dan Ritzman, 1999; Curkovic
dan Landeros, 2000); perbandingan kinerja (benchmarking) secara umum dapat
memberikan tiga manfaat, yaitu: perubahan budaya, perbaikan kinerja, dan
meningkatkan kemampuan sumber daya manusia (Ross dalam Tjiptono dan
Diana, 2003). Konsep perbandingan kinerja mengarah pada reorientasi budaya
menuju usaha belajar (learning), peningkatan ketrampilan dan efisiensi, yang
mengarah pada proses pengembangan berkelanjutan (Karlof dalam Tjiptono dan
Diana, 2003)
Hasil penelitian juga menolak atau tidak mendukung hasil penelitian
terdahulu yang menyimpulkan bahwa: perbandingan kinerja merupakan salah
satu elemen kunci keberhasilan implementasi TQM (Metri, 2005); perbandingan
kinerja dalam TQM mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja organisasi
(Huarng dan Yao, 2002); perbandingan kinerja adalah salah satu variabel dalam
implementasi TQM yang mempunyai korelasi secara signifikan terhadap dimensi
budaya (Jabnoun dan Sedrani, 2005).
Aktivitas perbandingan kinerja yang relatif tinggi (4,15) ternyata tidak atau
belum seiring dengan peningkatan budaya kualitas, bahkan berkorelasi negatif.
Perbedaan hasil penelitian dengan pendapat dan penelitian terdahulu membuktikan
bahwa aktivitas perbandingan kinerja yang dilakukan oleh perusahaan
selama ini ternyata tidak atau belum secara efektif membentuk budaya kualitas.
Indikasi tidak efektifnya aktivitas perbandingan kinerja diantaranya: terbatasnya
pemahaman manajemen dan karyawan tentang arti pentingnya perbandingan
kinerja; aktivitas perbandingan kinerja belum dikelola dan terjadwal secara
131
sistematis; serta kurang ada tindak lanjutnya; sehingga belum memberikan
manfaat bagi perusahaan, terutama dalam membentuk budaya kualitas.
Oleh karena itu, aktivitas perbandingan kinerja hendaknya dikelola lebih
efektif dan sistematis. Menurut Karlof dalam Tjiptono dan Diana (2003), pada
hakekatnya proses perbandingan kinerja (benchmarking) secara sistematis terdiri
atas lima tahap, yaitu: tahap pengambilan keputusan obyek yang akan diperbandingkan,
identifikasi obyek, pengumpulan informasi, analisis, dan implementasi.
g. Penggunaan Piranti Statistik
Variabel penggunaan piranti statistik mempunyai pengaruh positif yang
signifikan terhadap variabel budaya kualitas. Hal ini membuktikan bahwa
penggunaan piranti statistik merupakan variabel yang mempengaruhi terbentuknya
budaya kualitas di PT. Hari Terang Industry.
Hasil penelitian tersebut mendukung pendapat pakar kualitas, bahwa penggunaan
piranti statistik merupakan salah satu elemen kunci keberhasilan
implementasi TQM (Krajewski, Lee, dan Ritzman, 1999; Hashmi, 2004). Menurut
Dale (2003), penggunaan piranti statistik sangat berarti dalam membantu proses
perbaikan berkelanjutan, karyawan memanfaatkan piranti statistik sebagai
bentuk keterlibatan dan kontribusinya, menjadikan kesadaran karyawan terhadap
kualitas meningkat, prilaku dan sikap karyawanpun berubah. Selanjutnya Lawson
(2004) berpendapat: apa yang diukur, seberapa sering, dan bagaimana informasi
tersebut digunakan dan dikomunikasikan, semuanya akan mempengaruhi
terbentuknya budaya kualitas.
Salah satu klausul ISO 9001:2000, yaitu klausul 8.1 menyatakan bahwa
organisasi merencanakan proses pengukuran, analisis, dan peningkatan.
Perencanaan harus dituangkan dalam sejumlah kebijakan, misi, visi, dan
pernyataan nilai-nilai tertentu untuk menjamin aspek tersebut sebagai hal yang
132
penting untuk dipantau dan ditinjau ulang. Klausul tersebut telah mendorong
perusahaan untuk menggunakan piranti statistik dalam setiap aktivitasnya.
Beberapa piranti statistik yang banyak digunakan oleh perusahaan dalam
mengendalikan dan memperbaiki aktivitas perusahaan yang berkaitan dengan
semua aspek kualitas diantaranya adalah: sumbang saran (brainstorming),
checklists, diagram pareto , diagram tulang ikan (fishbone diagram), flow chart,
control chart, scatter diagram, dan histogram.
Penggunaan piranti statistik oleh perusahan terbukti telah mampu menekan
tingkat kerusakan produk hingga 0,5 % dan meningkatkan efisiensi produksi
secara keseluruhan hingga 96 %. Penggunaan piranti statistik tersebut juga
efektif membangun budaya kualitas di PT. Hari Terang Industry.
Tanggapan terhadap variabel penggunaan piranti statistik sebesar 4,15,
menunjukkan perusahaan telah menggunakan atau memanfaatkan piranti
statistik, meskipun tidak semua. Tanggapan atas pernyataan ‘Perusahaan selalu
memanfaatkan teknik statistik untuk mengurangi penyimpangan proses kerja’
(X72) yang tertinggi (4,19) berarti teknik statistik telah banyak dimanfaatkan
untuk mengurangi penyimpangan proses kerja’. Sedangkan tanggapan atas
pernyataan ‘Semua peralatan dan proses kerja berlangsung di bawah kendali
statistik (Statistic Processing control)’(X71) yang terendah (4,12) menunjukkan
bahwa belum semua peralatan dan proses kerja berlangsung di bawah kendali
statistik. Oleh karena itu, pemanfaatan metode dan piranti statistik hendaknya
lebih ditingkatkan secara efektif pada keseluruhan peralatan dan proses kerja,
karena dapat meningkatkan budaya kualitas di perusahaan.
5.8.3. Pengaruh Dominan
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa jika dibandingkan dengan variabelvariabel
bebas yang lain, variabel pelatihan mempunyai pengaruh yang dominan
terhadap variabel budaya kualitas.
133
Hasil penelitian tersebut menolak atau bertentangan dengan pendapat
Paskard (1995), Curkovic dan Landeros (2000), dan Hashmi (200), yang
menyatakan variabel komitmen manajemen terhadap kualitas dan kepemimpinan
merupakan variabel yang paling dominan menentukan keberhasilan
implementasi TQM. Menurut Lawson (2004) dalam perspektif sistem kualitas,
manajemen puncak mempunyai pengaruh yang paling signifikan terhadap
budaya kualitas. Apa yang mereka katakan dan lakukan (atau tidak dilakukan)
maupun dukungan akan direfleksikan dalam organisasi. Manajemen puncak
mendefinisikan idealismenya ke dalam misi, visi, nilai-nilai dan kebijakan, secara
keseluruhan menjadi referensi bagi karyawan sebagai aset yang bernilai.
Selanjutnya menurut Paskard (1995), Kepemimpinan adalah elemen kunci
keberhasilan implementasi TQM. Pemimpin mempunyai perspektif jangka
panjang dan harus mampu memotivasi bawahan. Hal tersebut diperlukan dalam
menegakkan budaya oganisasi yang dilengkapi dengan TQM.
Hasil penelitian juga menolak atau bertentangan dengan hasil penelitian
terdahulu yang telah dilakukan oleh: Dayton (2003), Baidoun (2003), Munizu
(2003), dan Metri (2005), dan menyimpulkan bahwa komitmen atau dukungan
manajemen merupakan variabel yang berpengaruh dominan terhadap keberhasilan
implementasi TQM .
Meskipun nilai rata-rata variabel pelatihan relatif lebih rendah (4,02)
daripada nilai rata-rata tertinggi variabel: komitmen manajemen (4,49), ternyata
aktivitas pelatihan yang dilakukan oleh perusahaan lebih efektif memberikan
kontribusi yang dominan dalam membentuk budaya kualitas di PT. Hari Terang
Industry jika dibandingkan dengan variabel-variabel implementasi TQM lainnya.
Oleh karena itu, variabel pelatihan hendaknya dijadikan pertimbangan utama
pihak manajemen dalam meningkatkan budaya kualitas di PT. Hari terang
Industry – Surabaya.
134
5.9. Kelemahan Penelitian
Pada penelitian ini terdapat beberapa kelemahan yang perlu diperhatikan
bagi penelitian sejenis yang akan dilakukan, antara lain:
a. Kelemahan utama penelitian ini berkaitan dengan ukuran sampel. Penelitian
dilakukan hanya pada satu perusahaan yaitu di PT. Hari Terang Industry di Jl.
Rungkut Industri II / 12 Surabaya dengan jumlah responden sebanyak 175
orang, sehingga hasil penelitian tersebut tidak dapat digeneralisasikan bagi
perusahaan atau sektor yang lain. Hasil penelitian dimungkinkan akan
berbeda apabila dilakukan pada obyek penelitian yang lebih luas atau lebih
dari satu perusahaan.
b. Penelitian ini hanya satu arah yaitu meneliti pengaruh implementasi Total
Quality Management (TQM) terhadap budaya kualitas. Berdasarkan tinjauan
teori dan penelitian terdahulu, jika implementasi TQM sudah cukup lama
dimungkinkan terdapat pengaruh timbal balik antara implementasi TQM
dengan budaya kualitas.
c. Penelitian ini tidak menggambarkan pengaruh kombinasi maupun parsial
variabel implementasi TQM dan budaya kualitas terhadap kinerja. Padahal
berdasarkan tinjauan teori dan penelitian terdahulu, hakekat utama keberhasilan
implementasi TQM di perusahaan adalah peningkatan pada kinerja
organisasi

contoh makalah batre abc

BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Gambaran Umum Perusahaan
a. Sejarah Singkat Perusahaan
PT. Hari Terang Industry adalah perusahaan manufaktur dalam negeri
(PMDN) yang memproduksi baterai kering merk ABC berstandar mutu
internasional, berlokasi di Jln. Rungkut Industri II/12 Surabaya. Perusahaan ini
merupakan pengembangan dari dua pabrik baterai sebelumnya, yaitu di Medan
dan di Jakarta.
Diawali dari pembangunan pabrik pertama baterai ABC di Medan pada tahun
1959 oleh Chandra Djojonegoro dan Chu Sok Sam dengan nama PT. Everbright
Battery Factory, selanjutnya di Jakarta pada tahun 1968 dengan nama PT.
International Chemical Industrial. Untuk memenuhi kebutuhan produk baterai
ABC pasar dalam negeri maupun luar negeri yang semakin meningkat, maka
dibangun pabrik di Surabaya dengan nama PT. Hari Terang Industry (d/h PT.
Hari Terang Industrial Co., Ltd.) yang telah beroperasi sejak tahun 1982.
Pemilihan kota Surabaya berdasarkan pertimbangan untuk meningkatkan
efektivitas dan efisiensi distribusi kawasan pasar Indonesia Timur.
Produk baterai yang dihasilkan PT. Hari Terang Industry mencakup jenis
mutu Carbon Zinc: Mutu Standar dan Ekonomi. Sedangkan ukuran yang
diproduksi adalah: R20/UM-1 dan R6/UM-3. Semua produk memiliki kualitas
yang tinggi dan diproduksi berdasarkan: IEC Standard 86-1/86-2(1993), ANSI
C.181-1986, JIS C.8501-1993, SNI 04-2051-1990.
77
Sejak tahun 1980-an baterai ABC telah menguasai 70 % pasar domestik.
Salah satu kekuatan baterai ini adalah distribusinya yang kuat karena dipegang
oleh PT. Artha Boga Cemerlang (ABC) dan memiliki 72 titik jaringan distribusi di
seluruh Indonesia. Baterai ABC juga diekspor ke lebih dari 50 negara dengan
menggunakan 70 brands berbeda, kecuali Australia dan beberapa negara Afrika
yang menggunakan merk ABC dan Alkaline. Ekspor tersebut mampu memberi
kontribusi sampai 40 % dari total pendapatan.
b. Visi dan Kebijakan Perusahaan
Visi Perusahaan adalah: ‘Menjadi produsen baterai kering berstandar mutu
internasional dengan proses yang ramah lingkungan yang dikelola secara efektif
dan efisien sehingga mampu meningkatkan daya saing di pasar lokal dan global’.
Sedangkan Kebijakan Mutu dan Lingkungan: PT International Chemical
Industry dan PT. Hari Terang Industry adalah perusahaan swasta nasional yang
memproduksi baterai kering merek ABC yang bermutu tinggi dan merek-merek
terkenal lainnya sesuai dengan permintaan pelanggan, berkomitmen:
1. Melaksanakan Sistem Manajemen Mutu sesuai Standar ISO 9001:2000 dan
Sistem Manajemen Lingkungan sesuai Standar ISO 14001:2004 secara
efektif dan efisien;
2. Melakukan peningkatan secara terus menerus melalui sasaran mutu dan
program lingkungan yang terukur di setiap departemen;
3. Memberikan kepuasan kepada pelanggan dan pihak terkait lainnya baik dari
segi mutu, harga, pengiriman, dan pelayanan;
4. Mematuhi perundangan dan persyaratan lain yang relevan dengan aspek
kegiatan perusahaan;
5. Mencegah pencemaran lingkungan dari aspek kegiatan, produk atau jasa
yang berhubungan dengan perusahaan;
6. Melakukan penghematan sumber daya yang meliputi efisiensi tenaga kerja,
listrik, air, dan bahan bakar minyak.
78
Visi dan kebijakan ini didokumentasikan, dikomunikasikan kepada seluruh
personil dan pihak terkait lainnya, serta terbuka bagi umum (Managing Director,
Oktober 2005).
c. Sistem Manajemen Mutu
Sesuai dengan falsafah bisnis perusahaan yaitu ‘sejak awal hanya
memproduksi produk-produk bermutu unggul’, maka perusahaan memberi
perhatian yang sangat besar pada sistem manajemen mutu.
Sistem Manajemen Mutu yang diterapkan berawal dari pemilihan bahan baku
yang unggul sampai ke proses akhir produksi. Perusahaan menjalankan kriteria
dan test yang ketat untuk semua bahan baku yang dipakai. Pada proses
berikutnya, diterapkan sistem inspeksi pada setiap tahapan produksi untuk
memisahkan produk yang cacat sehingga produk akhir bebas dari ketidaksesuaian.
Sebelum dipasarkan, dilakukan test voltase setiap baterai untuk
memisahkan baterai yang tidak memenuhi ketentuan voltase yang telah
ditetapkan, juga dilakukan test dimensi dan performance secara acak. Delay test
dilakukan dengan menyimpan baterai selama beberapa waktu dan kondisi
tertentu: satu sampai tiga tahun. Hanya baterai yang lolos semua test yang
dipasarkan karena perusahaan selalu menjaga kepuasan pelanggan dengan
menjual baterai yang hanya bermutu tinggi.
Sebagai bentuk pengakuan internasional atas jaminan mutu yang konsisten
sesuai spesifikasi yang ditetapkan, dan setelah perusahaan menerapkan semua
prosedur manajemen mutu di semua lapisan dan proses manajemen (Total
Quality Management), maka perusahaan berhasil memperoleh sertifikat ISO
9002:1994 sejak tahun 1996 dari Badan Sertifikasi QAS (Quality Assurance
Service) Australia dan BSI (British Standards Institute) Inggris, kemudian
diperbarui menjadi ISO 9001:2000 pada tahun 2003 oleh Badan Sertifikasi SA

mklh bag 2

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Jarak = cepat rambat bunyi x waktu
s = v.t =340.15 = 5100 m
2.Seorang anak berteriak di bibir sumur. Selang 0,4 detik dia mendengar suaranya dari dalam sumur.Berapa kedalaman permukaan air sumur tersebut?JawabTerjadi pemantulan bunyi pada permukaan air sumur. Dalam selang waktu tersebut bunyimenempuh jarak 2 kali kedalamannya.S = v.t
2d = v.t
d =
2.
t v
=
24,0.240
=
48296
=
m
Intensitas Bunyi dan Taraf Intensitas Bunyi
 Apakah yang dimaksud dengan Intensitas Bunyi itu?
 Intensitas bunyi atau kuat bunyi adalah energi bunyi yang menembus suatu bidang secara tegak lurustiap
 
 satu satuan luas bidang tiap satu satuan waktu, jadi 
 A P  I 
=
 dengan
=
 I 
intensitas bunyi…watt/m
2
, P = daya bunyi ( energi bunyi tiap satu satuan waktu )…watt, danA = luas bidang yang ditembus secara tegak lurus…m
2
.Bila Bunyi berasal dari satu titik menyebar ke segala arah maka energinya akan menembus bidang berbentuk bola, (luas permukaan bola A = 4
π
2
), sehingga intesitas bunyi yang ditangkap pada jarak R dari sumber bunyi adalah
2
4
R P  I 
π 
=
dengan R = jarak terhadap sumber bunyi…meter. Berdasarkanrumus di atas dapat disimpulkan bahwa Intensitas bunyi berbanding terbalik dengan kuadrat jarak darisumber bunyi. Makin jauh dari sumber bunyi, makin lemah intensitas bunyi yang dapat ditangkap.Jadi
212212221
)(
 R R R R I  I 
==
Contoh SoalIntensitas bunyi yang ditangkap pada 5 meter dari suatu sumber bunyi adalah 0,0003 watt/m
2
. Berapaintensitas bunyi yang ditangkap pada jarak 10 meter dari sumber bunyi tersebut?PenyelesianDiket:R 
1
= 5 mI
1
= 0,0003 watt/m2R 
2
= 10 mDitanyakan:I
2
= …Jawab:.
Apa yang dimaksud dengan intensitas ambang pendengaran?
 Intensitas ambang pendengaran adalah intensitas bunyi minimum yang masih dapat ditangkap telingamanusia ( 
2120
/10
mwatt  I 
=
 )
Bunyi dengan intensitas kurang dari
10
-12
W/m
2
tidak dapat didengar karena terlalu lemah.
Apakah yang dimaksud dengan intensitas ambang perasaan?
 Intensitas ambang perasaan adalah intensitas bunyi maksimum yang dapat didengar manusia tanpamenimbulkan rasa sakit di telinga ( 
2
/1
mwatt  I 
m
=
 )
 Bunyi dengan intensitas lebih dari1 W/m
2
dapat didengar tetapi menimbulkan rasa sakit di telinga karena bunyi tersebut terlalu kuat ( keras).
Apa yang dimaksud dengan taraf intensitas bunyi?
Taraf intensitas bunyi adalah nilai logaritma dari perbandingan antara intensitas bunyidengan intensitas ambang pendengaran
0
log10
 I  I TI 
=
dengan TI = taraf intensitas bunyi…desibell(dB)
Taraf Intensitas bunyi disebut juga tingkat kebisingan
Contoh Soal 1. Hitunglah Taraf 
 
 Intensitas bunyi yang intensitasnya 10
-5
W/m
2
 Penyelesaian Diket:I =10
-5
W/m
2
 I 
0
= 10
-12
W/m
2
 Ditanyakan:TI =…
 
 

 Jawab:
TI = 10.log
0
 I  I 
= 10.log
125
1010
−−
= 10.log 10
7
=10.7 =70 dB
2. Bila sebuah mesin menghasilkan bunyi dengan tingkat kebisingan 60 dB, berapa tingkat kebisingan yang dihasilkan oleh 100 buah mesin yang dihidupkan secara serentak. Penyelesaian
Diketahui:1 mesin
TI = 60 dBDitanyakan:100 mesin
TI’ = ……….?
 Jawab:
untuk 100 mesin maka intensitasnya menjadi 100 kali semulaintensitas bunyi untuk 1 mesin harus dicari terlebih dahulu berdasarkan nilai TI = 60 dBTI = 10.log
0
 I  I 
60 = 10.log 
0
 I  I 
log 
0
 I  I 
= 6
60
10
=
 I  I 
612606
1010.10.10
−−
===
I  I 
W/m
2
Untuk 100 mesin intensitasnya
246
/1010.100.100′
mW  I  I 
−−
===
Taraf intensitasnya
dB I  I TI 
808.1010log.10 1010log.10’log.10′
81240
=====
−−
Pelayangan Bunyi
Apakah yang dimaksud pelayangan bunyi itu?Pelayangan bunyi adalah peristiwa terjadinya penguatan dan pelemahan bunyi yang berlangsung bergantian sehingga yang kita tangkap seolah-olah bunyinya putus-putus(keras-lemah-keras-lemah-dst).Pelayangan bunyi terjadii akibat adanya interferensi dua nada yang frekuensinya berbedasedikit. Satu layangan bunyi: keras-lemah-keras
Frekuensi layangan:
jumlah layangan bunyi tiap satu sekon dirumuskan sebagai selisihfrekuensi dua nada yang berinterferensi tersebut
rendahtinggilayangan
f    f    f  
−=
Contoh soal:
Dua nada masing-masing 456 Hz dan 459 Hz saling berinterferensi. Berapa banyaknya layangan bunyiyang terjadi selama 5 menit?Penyelesaian
 Hz   f  
tinggi
459
=
Hz   f  
rendah
456
=
ik layangan  f    f    f  
rendahtinggilayangan
det/3456459
=−=−=
Jumlah layangan bunyi dalam waktu 5 menit (300 detik ) adalah = 3 . 300 = 900 layangan
 Efek Doppler  Apakah yang dimaksud dengan efek doppler?
Efek doppler adalah peristiwa terjadinya perbedaan frekuensi yang ditangkap pendengar dengandengan frekuensi bunyi sebenarnya yang dipancarkan sumber bunyi.
Efek doppler terjadi karena adanya gerak relatif pendengar dengan sumber bunyi.
Bila jarak antar sumber bunyi dan pendengar makin dekat maka frekuensi yang ditangkap pendengar lebih tinggi daripada frekuensi yang sebenarnya, sebaliknya bila jarak antar sumber  bunyi dan pendengar makin jauh maka frekuensi yang ditangkap pendengar lebih rendah daripadafrekuensi bunyi yang dipancarkan sumber bunyi
Frekuensi bunyi yang ditangkap pendengar dinyatakan dengan rumus
S S  P  P 
f  vvvv  f  
−−=
Dimana
=
 P 
  f  
frekuensi bunyi yang ditangkap pendengar…Hz
=
  f  
frekuensi bunyi sebenarnya yang dipancarkan sumber bunyi…Hz
=
v
cepat rambat bunyi di udara…m/s
=
 P 
v
kecepatan gerak pendengar…m/s
=
v
kecepatan gerak sumber bunyi…m/sKarena kecepatan adalah vektor, maka arahnya harus diperhatikan:1. cepat rambat bunyi v selalu bernilai positip2. Pendengar mendekati sumber bunyi, v
P
 bernilai negatip3. Pendengar menjauhi sumber bunyi, v
P
bernilai positip
 

 

4. Sumber bunyi mendekati pendengar, v
S
bernilai positip5. Sumber bunyi menjauhi pendengar, v
S
bernilai negatipContoh Soal1. Sebuah bus melaju dengan kelajuan 30 m/s . dari arah depan meluncur sepeda motor yang melaju dengankelajuan 20 m/s. Jika bus membunyikan klakson dengan frekuensi 600 Hz dan cepat rambat bunyi di udaraadalah 330 m/s, berapa frekuensi bunyi klakson yang didengar pengendara sepeda motor itu?PenyelesaianDiket:v
S
= 30m/sf 
S
= 600 Hzv = 330m/sv
P
=-20 m/sDitanyakan:f 
P
= …Jawab:
S S  P  P 
f  vvvv  f  
−−=
Hz 
700600.67600.300350600.30330)20(330
===−−−=
2. Sebuah mobil ambulan melaju dengan kecepatan 20 m/s mendekati seseorang yang berdiri di tepi jalan.Mobil tersebut membunyikan sirine dengan frekuensi 800 Hz. Jika cepat rambat bunyi di udara adalah340m/s, berapa frekuensi bunyi sirine yang didengar orang tersebut?PenyelesaianDiket:v
S
= 20m/sf 
S
= 800 Hzv = 340m/sv
P
= 0Ditanyakan: f 
P
= …Jawab:
S S  P  P 
f  vvvv  f  
−−=
Hz 
850800.1617800.320340800.203400340
===−−=
Tugas III
Kerjakan soal-soal berikut ini
1.Seseorang mendengar suara guntur 10 sekon setelah melihat kilatnya. Berapa jarak terjadinya petir tersebut dari orang itu?2.Seorang anak berteriak di bibir sumur. Selang 0,6 detik dia mendengar suaranya dari dalam sumur.Berapa kedalaman permukaan air sumur tersebut?3.Intensitas bunyi yang ditangkap pada 5 meter dari suatu sumber bunyi adalah 0,0009 watt/m
2
.Berapa intensitas bunyi yang ditangkap pada jarak 15 meter dari sumber bunyi tersebut?4.Bila sebuah mesin menghasilkan bunyi dengan tingkat kebisingan 70 dB, berapa tingkatkebisingan yang dihasilkan oleh 100 buah mesin yang dihidupkan secara serentak 
 .
5. Dua nada masing-masing 456 Hz dan 452 Hz saling berinterferensi. Berapa banyaknya layangan bunyi yang terjadi selama 2 menit?6.Sebuah bus melaju dengan kelajuan 30 m/s . dari arah belakang meluncur sepeda motor yangmelaju dengan kelajuan 20 m/s. Jika bus membunyikan klakson dengan frekuensi 600 Hz dancepat rambat bunyi di udara adalah 330 m/s, berapa frekuensi bunyi klakson yang didengar  pengendara sepeda motor itu?
Selamat Belajar. Kerjakan Tugas I, Tugas II, dan Tugas III di kertas folio dandikumpulkan di sekolah, atau kirim ke alamat email:setyo_prayitno2000@yahoo.comNantikan
MODUL III
 
MAGNET DANELEKTROMAGNETIK

mklhg

GETARAN, GELOMBANG DAN BUNYI
GELOMBANG
Gelombang adalah getaran yang merambat. Di dalam perambatannya tidak diikuti oleh
berpindahnya partikel-partikel perantaranya. Pada hakekatnya gelombang merupakan rambatan
energi (energi getaran)
Macam gelombang

Menurut arah getarnya :
– gelombang transversal adalah gelombang yang arah getarnya tegak lurus terhadap arah
rambatannya. Contoh: gelombang pada tali , gelombang permukaan air, gelobang cahaya, dll.
– gelombang longitudinal adalah gelombang yang arah getarnya sejajar atau berimpit dengan
arah rambatannya. Contoh: gelombang bunyi dan gelombang pada pegas.

Menurut amplitudo dan fasenya :
– gelombang berjalan adalah gelombang yang amplitudo dan fasenya sama di setiap titik yang
dilalui gelombng.
– gelombng diam (stasioner) adalah gelombang yang amplitudo dan fasenya berubah (tidak
sama) di setiap titik yang dilalui gelombang.

Menurut medium perantaranya :
– gelombang mekanik adalah gelombang yang didalam perambatannya memerlukan medium
perantara. Hampir semua gelombang merupakan gelombang mekanik.
– Gelombang elektromagnetik adalah gelombang yang didalam perambatannya tidak
memerlukan medium perantara. Contoh : sinar gamma (), sinar X, sinar ultra violet, cahaya
tampak, infra merah, gelombang radar, gelombang TV, gelombang radio.

Persamaan Umum Gelombang

Besaran-besaran dalam gelombang hampir sama dengan besaran-besaran yang dimiliki oleh
getaran, antara lain, periode, frekuensi, kecepatan, fase, amplitudo. Ada satu besaran yang
dimiliki oleh gelombang tetapi tidak dimiliki oleh getaran, yaitu panjang gelombang.
ABCpuncak gelombang

lembah gelombangUntuk memperjelas pengertian, perhatian keterangan dan gambar di bawah ini
:Periode gelombang (T) adalah waktu yang diperlukan oleh gelombang untuk menempuh satu
panjang gelombang penuh.
Panjang gelombang () adalah jarak yang ditempuh dalam waktu satu periode (jarak antara A
dan C)
Frekuensi gelombang adalah banyaknya gelombang yang terjadi tiap satuan waktu.
Cepat rambat gelombang (v) adalah jarak yang ditempuh gelombang tiap satuan waktu.
 

v = .fDituliskan dengan persamaan : v = , dalam hal ini jika t diambil nilai ekstrem yaitu
periode (T), maka S dapat digantikan dengan  (panjang gelombang). Sehingga persamaan di
atas dapat ditulis menjadi :
v = , dan karena f = , maka persamaan tersebut juga dapat ditulis sbb:
Keterangn : T = periode ( s )
f = frekuensi ( Hz )
 = panjang gelombang ( m )
v = cepat rambat gelombang ( m/s )

Contoh Soal 1 :

Sebuah gelombang pada permukaan air dihasilkan dari suatu getaran yang frekuensinya 30 Hz. Jika jarak antara puncak dan lembah gelombang yang berturutan adalah 50 cm, hitunglah cepat rambat gelombang tersebut!

Penyelesaian :

Diketahui : f = 30 Hz , ½  = 50 cm à  = 100 cm = 1 m
Ditanya : v = ..?
Jawab : v = .f = 1.30 = 30 m/s
Contoh Soal 2 :
Sebuah pemancar radio bekerja pada gelombang 1,5 m. Jika cepat rambat gelombang radio 3.108
m/s, pada frekuensi berapakah stasion radio tersebut bekerja!
Penyelesaian :
Diketahui :  = 1,5 m, v = 3.108 m/s
Ditanya : f = ..?
Jawab : f = = = 2. 108 Hz = 200 MHz

1. Gelombang Berjalan
APxDari gambar di samping, jika tali yang sangat panjang dibentangkan dan salah satu ujungnya
digetarkan terus menerus, maka pada tali akan terjadi gelombang berjalan di sepanjang tali. Jika
titik P berjarak x dari A dan ujung A merupakan sumber getar titik A telah bergetar selama t,

maka titik P telah bergetar selama
, dimana v = kecepatan gelombang pad tali.
Dari keadaan di atas, maka kita dapat menentukan persamaan gelombang berjalan yaitu :
, karena , maka :
, karena Tv = , maka :
, dapat juga ditulis dengan persamaan :

atau
Faktor ( bilangan gelombang), dan persamaan di atas dapat juga ditulis sbb:
, dimana yp = simpangan getar di P ( m atau cm )
A = Amplitudo ( m atau cm )
 = kecepatan sudut ( rad/ s )
t = waktu ( s )
k = bilangan gelombang ( /m )
x = jarak titik a terhadap titik P ( m atau cm )
 (lambda) = panjang gelombang ( m atau cm )

Contoh Soal 3:
 
Gelombang berjalan mempunyai persmaan y = 0,2 sin (100 t ± 2 x), dimana y dan x dalam
meter dan t dalam sekon. Tentukan amplitudo, periode, frekuensi, panjang gelombang, dan cepat
rambat gelombang tersebut !

Penyelesaian :
Diketahui : y = 0,2 sin (100 t ± 2 x)
Ditanya : A = «?, T = «?, f = ..?,  = ..?, v = ..?
Jawab : Kita dapat menjawab soal tersebut dengan cara membandingkan persamaan gelombang
dalam soal dengan persamaan umum gelombang berjalan yaitu sbb :
y = 0,2 sin (100 t ± 2 x) «««( 1 )

««««.( 2 )
Dari persamaan (1) dan (2), maka dpat diambil kesimpulan bahwa :
Amplitudonya adalah : A = 0,2 m
Periode dapat ditentukan sbb: 100 = , sehingga T = s
Dari T = s, maka dapat dicari frekuensinya , yaitu f = Hz
Panjang gelombang ditentukan sbb: 2 x = , sehingga 1 m
Dari hasil f dan , maka cepat rambat gelombangnya adalah : v = .f = 50.1 = 50 m/s
Cepat rambat gelombang dapat juga ditetnukan dengan : m/s

2. Gelombang stasioner (diam)

Gelombang stasioner ini dapat terjadi oleh karena interferensi (penggabungan dua gelombang
yaitu gelombang datang dan gelombang pantul.
Pantulan gelombang yang terjadi dapat berupa pantulan dengan ujung tetap dan dapat juga
pantulan dengan ujung bebas. Jika pantulan itu terjadi pada ujung bebas, maka gelombang pantul
merupakan kelanjutan dari gelombang datang (fasenya tetap), tetapi jika pantulan itu terjadi pada
ujung tetap, maka gelombang pantul mengalami pembalikan fase (berbeda fase 180O) terhadap
gelombang datang.
Bentuk gelombang stasioner dapat dilukiskan sebagai berikut:
Ujung pantul
Ujung pantul Untuk ujung pantul bebas: Untuk ujung pantul tetap:

Dari gambar di atas terdapat titik-titik yang memiliki amplitudo terbesar (maks) dan titik-titik
yang memiliki amplitudo terkecil (nol).
Titik yang memiliki amplitudo terbesar disebut perut gelombang dan titik yang memiliki

amplitudo terkecil disebut simpul gelombng.
Dari gambar di atas dapat disimpulkan juga bahwa pada pantulan ujung bebas, ujung pantul
merupakan perut gelombang sedangkan pada pantulan ujung tetap, ujung pantul merupakan
simpul gelombang.

Percobaan Melde
AFJika tali yang panjangnya l, dibentangkan dan diberi beban lewat katrol seperti gambar di
 

samping serta ujung A digetarkan terus menerus, maka pada tali akan terbentuk gelombang
transversal yang stasioner (diam).
Percobaan ini pertama kali dilakukan oleh Melde untuk menentukan cepat rambat gelombang
transversal pada tali.
Dari hasil percobaannya Melde menemukan kesimpulan bahwa cepat rambat gelombang pada
tali adalah :
berbanding lurus dengan akar kwadrat tegangan tali (F)
berbanding terbalik dengan akar kwadrat massa per satuan panjang tali ()
Dari dua pernyataan di atas dapat dituliskan dengan persamaan :
, dimana F ( m.g) = gaya tegangan tali ( N )
 = massa per satua panjang tali ( kg /m )
v = cepat rambat gelombang pada tali ( m/s )
karena , maka persamaan di atas dapat juga ditulis :

Contoh Soal 4:

Seutas tali yang panjangnya 5 m, massanya 4 gram ditegangkan dengan gaya 2 N dan salah satu
ujungnya digetarkan dengan frekuensi 50 Hz. Hitunglah:
cepat rambat gelombang pada tali tersebut !
panjang gelombang pada tali tersebut !

Penyelesaian :
Diketahui : l = 5 m, m = 4 gr = 4.10-3kg, F = 2 N, f = 50 Hz
Ditanya : a. v = ..?

b.  = ..?
Jawab : a. = m/s
b. m
Contoh Soal 5:

Seutas tali yang ditegangkan dengan gaya 5 N dan salah satu ujungnya digetarkan dengan
frekuensi 40 Hz terbentuk gelombang dengan panjang gelombang 50 cm. Jika panjang tali 4 m,
hitunglah:
cepat rambat gelombang pada tali tersebut !
massa tali tersebut !
Penyelesaian :
Diketahui : l = 4 m, F = 5 N, f = 40 Hz,  = 50 cm = 0,5 m
Ditanya : a. v = ..?
b. m = ..?
Jawab : a. v = .f = 0,5.40 = 20 m/s
b.- – – -à m = 0,05 kg

Soal Latihan

1. Sebuah gelombang pada tali dihasilkan dari suatu getaran dengan periode 0,25 s. Jika jarak
antara puncak dan lembah gelombang yang berturutan adalah 40 cm, hitunglah panjang
gelombang dan cepat rambat gelombang tersebut!
2. Sebuah pemancar radio bekerja pada frekuensi 300 MHz. Jika cepat rambat gelombang radio
3.108 m/s, pada panjang gelombang berapakah stasion radio tersebut bekerja!
3. Gelombang berjalan mempunyai persmaan y = 0,2 sin 2 (100 t ± 2x), dimana y dan x dalam
meter dan t dalam sekon. Tentukan amplitudo, periode, frekuensi, panjang gelombang, dan cepat

rambat gelombang tersebut !
 

4. Seutas tali yang panjangnya 2 m, massanya 40 gram ditegangkan dengan gaya 2 N dan salah
satu ujungnya digetarkan. Ternyata pada tali terbentuk gelombang dengan panjang gelombang 50
cm. Hitunglah:
a. cepat rambat gelombang pada tali tersebut !
b. frekuensi sumber gelombang tersebut !
5. Seutas tali yang ditegangkan dengan gaya F dan salah satu ujungnya digetarkan dengan
frekuensi 40 Hz terbentuk gelombang dengan cepat rambat gelombang 50 m/s. Jika panjang tali
4 m dan massanya 25 gram, hitunglah:
a. gaya tegangan pada tali tersebut !
b. panjang gelombang pada tali tersebut !
BUNYI
Gelombang bunyi merupakan gelombang mekanik yang bersifat longitudinal. Menurut
frekuensinya gelombang bunyi dibedakan menjadi 3 yaitu :
a. infrasonic ( f ” 20 Hz )
b. audio (audience ) ( 20 Hz < f < 20.000 Hz )
c. ultrasonic ( f > 20.000 Hz )
Dari ketiga jemis gelombang bunyi tersebut, hanyalah bunyi audio saja yang dapat ditangkap
oleh tilinga manusia.

Cepat rambat Bunyi
Bunyi dapat merambat padaa 3 jenis zat, yaitu zat padat, zat cair, dan gas. Cepat rambat bunyi
tersebut dapat ditentukan dengan persamaan:
a. pada zat padat
E = modulus Young (N/m2)
 = massa jenis zat (kg/m3)
v = cepat rambat bunyi ( m/s )
b. pada zat cair
B = modulus Bulk (N/m2)
 = massa jenis zat (kg/m3)
v = cepat rambat bunyi ( m/s )
c. pada zat gas
 = konstante Laplce
R = konstante umum gas ( R = 8,31 j/molK)
T = suhu mutlak gas ( K )
M = massa molekul gas ( kg/mol)

Contoh Soal 1:
Suatu bunyi yang frekuensinya f = 250 Hz merambat pada zat padat yang memiliki modulus
Young E =108 N/m2 dan massa jenisnya  = 2500 kg/m3. Tentukan :
cepat rambat bunyi
panjang gelombang bunyi

Penyelesaian :
Diketahui : f = 250 Hz, E =1010 N/m2,  =5000 kg/m3
Ditanya : a. v = «?

b.  = «?
Jawab : =200 m/s
 
 
 
 
 
 

mkalh

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

2.Intensitas Bunyi
Energi bunyi biasa disebut dengan intensitas bunyi yang menyatakan energi bunyi tiap satuan
waktu yang menembus tiap satuan luas suatu bidang secara tegak lurus (Intensitas bunyi adalah
besarnya daya bunyi tiap satuan luas bidang). Dari definisi tersebut intensitas bunyi dapat
dinyatakan dengan persamaan :
Dimana : P = daya bunyi ( watt )

A = luas bidang ( m2 )

I = intensitas bunyi (waat/m2)
Apabila sumber bunyi berupa sebuah titik dan bersifat isotropis (menyebar ke segala arah), maka
bidang yang ditembus oleh daya bunyi merupakan bidang kulit bola ( A = 4r2 ). Maka
persamaan intensitas bunyi di atas dapat dituliskan sebagai berikut :
, dimana r = jarak sumber bunyi ke suatu titik.
Dari persaman di atas, maka dapat disimpulkan bahwa intensitas bunyi di sutu titik berbanding
terbalik dengan kuarat jarak titik tersebut ke sumber bunyi.
Sehingga jika sebuah titik yang berjarak r1 dari sumber bunyi memiliki intensitas I1 dan titik
yang berjarak r2 dari sumber bunyi memiliki intensitas I2, maka akan berlaku persamaan:
, jadi
Dimana : I1 = intensitas bunyi di titik 1 (w/m2)
I2 = intensitas bunyi di titik 2 (w/m2)

Contoh Soal 2 :
Sebuah sumber bunyi mempunyai daya 200 watt. Tentukanlah intensitas bunyi di suatu titik
yang berjarak 10 m dari sumber bunyi tersebut !
Penyelesaian :
Diketahui : P = 200 watt, r = 10 m
Ditanya : I = «?
Jawab : w/m2

Contoh Soal 3 :
Intensitas bunyi di suatu tempat yang berjarak 9 m dari sumber bunyi adalah 8.10-5 w/m2.
Tentukanlah intensitas bunyi di suatu tempat yang berjarak 18 m dari sumber bunyi tersebut !
Penyelesaian :
Diketahui : r1 = 10 m, I1 = 8.10-5 w/m2
Ditanya : I2 = «?, apabila r2 = 18 m
Jawab :

w/m2

3.Taraf Intensitas Bunyi ( I )
Taraf Intensitas bunyi didefinisikan sebagai nilai logaritma dari perbandingan antara intensitas
suatu bunyi dengan intensitas standar ( intensitas ambang pendengaran ).
Besarnya Taraf Intensitas bunyi dinyatakan dengn persamaan :
, dimana : TI = Taraf intensitas bunyi (dB)
I = intensitas bunyi ( w/m2 )
I0 = intensitas ambang pendengaran.
I0 = 10-12 w/m2
Ambang pendengaran didefinisikan sebagai inensitas bunyi terkecil yang masih dapat didengar

 
oleh telinga normal. (I0 = 10-12 w/m2 )
Ambang peasaan didefinisikan sebagai inensitas bunyi terbesar yang masih dapat didengar oleh
telinga normal tanpa rsa sakit (I = 1 w/m2 )

Contoh Soal 4 :
Intensitas bunyi di suatu tempat adalah 10-5 w/m2. Tentukanlah Taraf intensitas bunyi di tempat
tersebut, jika diketahui intensitas ambang pendengaran I0= 10-12 w/m2 !
Penyelesaian :
Diketahui : I = 8.10-5 w/m2 I0= 10-12 w/m2
Ditanya : TI = «?
= 10 log ( ) = 10.log 10-7 = 10.7 = 70 dB
Contoh Soal 5 :
Taraf intensitas bunyi ssebuah mesin adalah 50 dB. Tentukanlah Taraf intensitas bunyi dari
sepuluh buah mesin sejenis jika dibunyikan bersama-sama. Diketahui intensitas ambang
pendengaran I0= 10-12 w/m2 !
Penyelesaian :
Diketahui : TI1 = 50 dB I0= 10-12 w/m2
Ditanya : TI10 = «?
Jawab : Dicari terlebih dahulu intensitas sebuah mesin.
50 = 10 log( )

5 = log

log 105 = log
105 =
I1 = 105.10-12

Kemudian dicari I10

I10 = 10. I1 = 10.10-7 = 10-6 w/m2
TI10 = 10 log = 10 log 10-6
TI10 = 10.6 = 60 dB
Soal tersebut di atas secara singkat dapat diselesaikan dengan persamaan sbb:
TIn = TI1 + 10 log n

Lihat penyelesaiannya !
TIn = TI1 + 10 log n
= 50 + 10.log 10
= 50 + 10 .1 = 50 + 10 = 60 dB
Latihan Soal.

1. Suatu bunyi yang panjang gelombangnya  = 2,5 m merambat pada zat padat yang memiliki
modulus Young E =1010 N/m2 dan massa jenisnya  = 1000 kg/m3. Tentukan :
a. cepat rambat bunyi
b. panjang gelombang bunyi
2. Sebuah sumber bunyi mempunyai daya 200 watt. Tentukanlah jarak suatu tempat dari

 

sumber bunyi itu agar ntensitas bunyi tersebut !
3. Intensitas bunyi di suatu tempat yang berjarak 9 m dari sumber bunyi adalah 8.10-5 w/m2.
Tentukanlah intensitas bunyi di suatu tempat yang berjarak 18 m dari sumber bunyi tersebut !
4. Intensitas bunyi di suatu tempat adalah 10-5 w/m2. Tentukanlah Taraf intensitas bunyi di
tempat tersebut, jika diketahui intensitas ambang pendengaran I0= 10-12 w/m2 !
5. Taraf intensitas bunyi ssebuah mesin adalah 50 dB. Tentukanlah Taraf intensitas bunyi dari
seratus buah mesin sejenis jika dibunyikan bersama-sama. Diketahui intensitas ambang
pendengaran I0= 10-12 w/m2 !

teory lev gotsky

Teory Vigotsky

1.      Teori Vygotsky
Lev Vygotsky lahir dan hidup di Rusia (1896 – 1934) hampir bersamaan dengan Piaget. Vygotsky meninggal pada usia muda pada usia 37 tahun. Tahun 1960-an baru karya Piaget dan Vygotsky diterjemahkan dalam Bahasa Inggris.  Mulai saat itu pendapat Vygotsky mulai di kenal dan diterapkan di Amerika serikat. Pada saat itu para psikolog Amerika Serikat tertarik dengan pendapat-pendapat Vygotsky.
2.      Asumsi Vygotsky
Ada tiga hal yang menjadi inti dari pendapat Vygotsky yaitu :
1.      keahlian kognitif anak akan dipahami apabila dianalisis dan diinterprestasikan secara developmental
2.      kemampuan kognitif dimediasi dengan kata, bahasa dan bentuk diskursus yang berfungsi sebagai alat psikologis untuk membantu dan mentranspormasikan aktivitas mental
3.      Kemampuan kognitif berasal dari relasi sosial dan dipengaruhi oleh latar belakang sosiokultural
Menurut Vygotsky hal yang pertama, menggunakan pendekatapan developmental berarti memahami fungsi kognitif anak dengan memeriksa asal usulnya dan transpormasinya dari bentuk awal ke bentuk selanjutnya. Jadi tindaknya mental tertentu seperti menggunakan ”ucapan batin” (inner speech) tidak bisa dilihat dengan tepat dan dievaluasi sebagai langkah dalam perkembangan bertahap.
Hal kedua Vygotsky yaitu untuk memahami fungsi kognitif kitas harus memeriksa alat yang menjadi perantara dan pembentuknya. Menurutnya bahasa merupakan alat yang penting. Bahasa digunakan untuk membantu anak dalam untuk merancang aktivitas dan memecahkan masalah.
Hal yang ketiga, kemampuan kognitif berasal dari hubungan sosial dan kultur. Menutur Vygotsky perkembangan anak tidak dapat dipisahkan dari perkembangan sosial kultural. Dia percaya bahwa perkembangan memory, perhatian, dan nalar melibatkan pembelajaran untuk menggunakan alat yang ada dalam masyarakat, seperti bahasa, sistem matematika, dan strategi memori. Dalam satu kultur, mungkin pembelajaran menggunakan komputer tetapi di kultur yang lain berhitung menggunakan jari tangan. Pandangan Vygotsky dapat dipahami bahwa pengetahuan dipengaruhi situasi dan bersifat kolaboratif. Artinya lingkungan yang mencakup obyek, artefak, alat, buku dan komunitas di mana orang berada. Dari hal ini dapat disimpulkan bahwa pengetahuan dapat dicapai dengan interaksi sosial dengan orang lain melalui kegiatan bersama.
3.      ZPD (Zone Of Proximal Development)
Vygotsky mengajukan gagasan yang unik tentang hubungan antara pembelajaran dan perkembangan. Ide ini berasal dari situasi pandangan ketiga mengenai sosial kultural. Ide unik ini adalah tentang Zone Of Proximal Development (ZPD).
ZPD merupakan serangkaian tugas yang terlalu sulit untuk dikuasai siswa secara sendirian, tetapi dapat dikuasai dengan bantuan guru atau orang yang lebih dewasa atau orang yang lebih mampu. Ada dua batas yang ada pada ZPD yaitu batas bawah dan batas bawah. Batas bawah adalah batas problem yang dapat dipecahkan oleh anak, sedangkan batas atasnya adalah tanggung jawab atau tugas tambahan yang diperoleh anak dengan bantuan guru, instruktur atau anak yang lebih mampu.
Dalam konsep pembelajaran ZPD, dalam ruang-ruang kelas dapat terdiri dari berbagai siswa dengan berbagai usia, diharapkan dalam proses ini siswa yang lebih dewasa atau lebih mampu dapat membantu siswa usianya ada di bawahnya. Sedangkan yang paling dewasa dapat dibantu oleh instruktur atau oleh guru di kelas tersebut. Contoh lain dari ZPD adalah adanya tutor teman sebaya.
4.      Scaffolding
Scaffolding erat kaitnnya dengan gagasan ZPD, sebuah teknik untuk mengubah level dukungan. Selama sesi pengajaran, orang yang lebih ahli (guru atau siswa yang lebih mampu) menyesuaikan bimbingan dengan kemampuan murid yang telah dicapai. Di awal-awal pembelajaran guru atau siswa yang lebih mampu dapat melakukan bimbingan langsung, semakin tinggi level kemampuan anak maka bimbingan yang diberikan akan semakin sedikit.
Dalam proses scaffolding, dialog merupakan hal yang penting. Vygotsky juga menganggap bahwa punya konsep yang kaya tetapi tidak sistematis, tidak teratur, dan spontan. Siswa akan memiliki konsep yang sistematis, teratur, logis dan rasioal jika ada guru, orang dewasa, orang yang lebih mampu membimbingnya.
5.      Bahasa dan Pemikiran
Menurut Vygotsky anak-anak menggunakan bahasa bukan hanya untuk komunikasi sosial, tetapi juga untuk merencanakan, dan memonitor perilaku dengan cara mereka sendiri yang dinamakan pembicaraan batin (inner speech). Kita sering memperhatikan bahwa anak-anak sering berbicara sendiri dan seolah berbicara dengan orang lain. Menurut Vygotsky hal ini merupakan pembicaraan batin, tetapi menurut Piaget hal ini menunjukan bahwa anak tersebut belum dewasa.
Pola pembicaraan bantu (inner speech) merupakan transisi awal untuk lebih komunikatif sosial. Menurut Vygotsky bahwa bahasa merupakan bentuk dan berbasis sosial. Menurut beberapa penelitian, inner speech yang diungkapkan oleh Vygotsky memang merupakan faktor perkembangan anak (Winsler, Diaz & Motero, 1997)
6.      Menerapkan Teori Vygotsky untuk Pendidikan Anak
Secara umum baik pendapat Piaget maupun pendapat Vygotsky merupakan pendapat pembelajaran kontruktivis, yaitu pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat membentuk pengetahuan dengan proses mereka sendiri. Pembentukan pengetahuan dengan kontruktivis terbukti bertahan lebih lama dan dapat mendewasakan peserta didik.
Dalam menerapkan Teory Vygotsky maka ada beberapa tahapan:
1)      gunakan zone of proximal development
2)      gunakan teknik scaffolding
3)      gunakan kawan sesama murid sebagai guru
4)      dorong pembelajaran kolaboratif, pembelajaran yang melibatkan komunitas pembelajaran di lingkungannya
5)      pertimbangan kontek kultur dalam pembelajaran
6)      pantau dan dorong anak-anak untuk menggunakan private speech atau inner speech
7)      Nilai ZPD tidak tergantung IQ
Dari hal diatas dapat dilihat bahwa proses pembelajaran yang menggunakan Teory Belajar Vygotsky menggunakan prinsip pembelajaran kelompok atau pembelajaran dengan pembimbingan. Saat ini memang di Indonesia sedang berkembang pembelajaran dengan model kelompok dan model pembelajaran langsung.
Model pembelajaran kelompok mengutamakan interaksi antara peserta didik dengan peserta didik yang lain serta dengan pembimbing atau guru dalam kelas yang bersangkutan. Dengan interaksi maka akan terjadi pembelajaran sesuai dengan ZPD atau Scaffolding. Siswa yang lebih mampu dapat menjadi tutor bagi siswa yang kurang mampu dalam penguasaan materi. Demikian juga guru dapat dijadikan sebagai tutor untuk materi yang tidak dikuasai siswa. Prinsip guru sebagai tutor merupakan salah satu ciri dari model pembelajaran langsung.

Secara sosial teory Vygotsky memang penting untuk dikembangkan di Indonesia untuk meningkatkan rasa sosial diantara peserta didik, dengan demikian maka akan timbul saling menghargai antara satu siswa dengan siswa yang lain. Dalam lingkup yang lebih besar akan menghasilkan sikap toleran yang lebih baik di antara kitaTeori Pendidikan: Teori Pengembangan Konstruktivisme Sosial Lev Vygotsky (1896-1934)

(Kristoforus Sri Ratulayn K.N / 1323009009)

 

I.       Pendahuluan

Pendidikan pada zaman ini memegang peran yang sentral dalam hidup manusia. Karena dengan pendidikan, dalam hal ini pendidikan formal, mampu membantu seseorang untuk dengan mudah memperoleh pengetahuan yang logis dan sistematis. Dengan melihat betapa penting dan sentralnya pendidikan dalam rangka mendidik anak-anak bangsa, maka perlulah untuk menyambut dengan penuh penghargaan bagi mereka yang telah dengan rela memfokuskan perhatian kepadanya. Perlu juga untuk mengusahakan bagimana metode pendidikan yang sesuai dan efektif bagi pengembangan kognitif anak.

Filsafat pendidikan adalah sebuah cabang dalam filsafat secara umum. Filsafat pendidikan memberikan pendasaran bahwa kata pendidikan / education, menurut bahasa aslinya, Latin, Educere mempunyai makna membantu untuk mengembangkan, memajukan, dan atau menumbuhkan. Filsafat pendidikan memaknai bahwa pengetahuan adalah sebuah keadaan ketika seseorang mampu menciptakan model dalam pikirannya tentang objek yang telah dilihatnya. Maka ketika objek itu telah tidak ada dihadapannya sekalipun orang tersebut masih mempunyai konsep model benda tersebut dalam pikirannya.

Dalam mata kuliah filsafat pendidikan dijabarkan pendasaran mengenai yang Paper ini berjudul Teori Pendidikan: Teori Pengembangan Konstruktivisme Sosial Lev Vygotsky (1896-1934). Masalah utama yang akan dibahas dalam paper ini adalah melihat atau melakukan sebuah pengkajian bagaimana ketika teori Pengembangan Konstruktivisme Sosial Vygotsky  dilihat dengan kacamata filsafat pendidikan mengenai Pendidikan dan Budaya (Education and Culture). Sehingga mungkin ditemukan kesamaan antara keduanya. Tujuannya adalah untuk mencoba bercermin dan memberikan masukan secara tepat dalam menangani pendidikan anak.

Dalam pembahasan ini terdiri dari beberapa pokok bagian pembahasan. Pertama, kita akan melihat secara menyeluruh tentang teori pengembangan konstruktivisme sosial Vygotsky. Secara definitif, teori Vygotsky merupakan bagian atau cabang dari teori besar konstruktivisme. Pembahasan teori Vygotsky lebih berpusat pada argumen bahwa relasi sosial dengan masyarakat dan budayalah yang membentuk pengetahuan seorang.

Kedua, kita akan melakukan analisis teori pengembangan konstruktivisme social Vygotsky dalam terang filsafat pendidikan. Apakah teori Vygotsky mempunyai kesamaan atau sejalan dengan teori yang ada di dalam filsafat pendidikan?

Akhirnya dalam kesimpulan nanti kita bisa dapatkan sebuah teori Vygotsky ternyata sejalan dengan apa yang ada dalam filsafat pendidikan. Artinya dalam teori Vygotsky pun terdapat beberapa hal yang juga menjadi unsur dalam teori filsafat pendidikan. Misalnya bahwa seorang guru bukanlah seorang yang mahatahu, melainkan dari dialog dan interaksi keduanya lah yang lebih penting untuk terjadi.

 

II.      Latar Belakang Singkat Teori Lev Vygotsky (1896-1934)

Lev Vygotsky adalah seorang psikolog yang berasal dari Rusia, dan hidup pada masa revolusi Rusia. Vygotsky sering juga dihubungkan dengan psikolog Swiss bernama Piaget. Lahir pada masa yang sama dengan Piaget, seorang psikolog yang juga mempunyai keyakinan bahwa keaktifan anaklah yang membangun pengetahuan mereka. Vygotsky meninggal dalam usia yang cukup muda, yaitu ketika masih berusia tigapuluh tujuh tahun.[1]

Antara Vygotsky dan Piaget terdapat persamaan yang mendasar dari teori yang mereka kemukakan. Teori mereka berdua masing-masing merupakan dua cabang dalam teori Konstruktivisme psikologis. Konstruktivisme secara singkat adalah mempunyai argumen bahwa pengetahuan merupakan konstrkusi dari seseorang yang mengenal sesuatu. “Seseorang yang belajar itu berarti membentuk pengertian/pengetahuan secara aktif dan terus-menerus”[2]. Hanya saja yang membedakan dari keduanya adalah Piaget lebih memfokuskan perhatian teorinya pada sudut pandang personal, individu, dan subjektif. Sedangkan Vygotsky lebih pada sosial (socioculturalism).[3]

III.    Inti Teori Vygotsky

Seperti sudah sedikit dibahas dalam penjelasan sebelumnya, bahwa Vygotsky lebih menekankan pada peran aspek sosial dalam pengembangan intelektual atau cognitif anak. Vygotsky memandang bahwa cognitif anak berkembang melalui interaksi sosial. Anak mengalami interaksi dengan orang yang lebih tahu.

Secara singkat, Teori Pengembangan Sosial berpendapat bahwa interaksi sosial dengan budaya mendahului. Maksudnya dari relasi dengan budaya membuat seorang anak mengalami kesadaran dan perkembangan kognisi. Jadi intinya Vygotsky memusatkan perhatiannya pada hubungan dialektik antara individu dan masyarakat dalam pembentukan pengetahuan.[4] Pengetahuan terbentuk sebagai akibat dari interaksi sosial dan budaya seorang anak.

Pengetahuan tersebut terbagi lagi menjadi dua bentuk, yaitu pengetahuan spontan dan pengetahuan ilmiah. Pengetahuan spontan mempunyai sifat lebih kuran teridentifikasi secara jelas dan tidak logis dan sistematis. Sedangkan pengetahuan ilmiah sebuah pengetahuan yang diperoleh dari pendidikan formal dan sifatnya lebih luas, logis dan sistematis. Kemudian proses belajar adalah sebuah perkembangan dari pengertian spontan menuju pengertian yang lebih ilmiah.

Pengetahuan ilmiah terbentuk dari sebuah proses relasi anak dengan lingkungan sekitarnya. Hal ini bergantung pada seberapa besar kemampuan anak dalam menangkap model yang lebih ilmiah. Dalam proses ini bahasa memegang peranan yang sangat penting. Bahasa sebagai alat berkomunikasi yang membantu anak dalam menyampaikan pemikirannya dengan orang lain. Dengan demikian diperlukan sebuah penyatuan antara pemikiran dan bahasa.

Seorang anak dalam masa pembelajarannya, idealnya harus mampu memvisulisasikan apa yang menjadi pemikirannya dalam bahasa. Ketika hal tersebut telah mampu terwujud itu berarti ia juga telah mampu menginternalisasikan pembicaraan mereka yang egosentris dalam bentuk berbicara-sendiri. Menurut Vygotsky seorang anak yang mampu melakukan pembicaraan pribadi lebih berpeluang untuk lebih baik dalam hubungan sosial. Karena pembicaraan pribadi adalah sebuah langkah awal bagi seorang anak untuk lebih mampu berkomunikasi secara sosial. Bahasa adalah sebuah bentuk awal yang berbasis sosial. Pandangan Vygotsky ini berkonfrontasi dengan Piaget yang lebih menekankan pada percakapan anak yang bersifat egosentris.

Unsur selanjutnya yang perlu untuk dibahas lebih lanjut adalah mengenai kebudayaan dan masyarakat. Seperti sudah dikatakan pada awal penjelasan tadi, dalam teori Vygotsky, kebudayaan adalah penentu utama perkembangan individu. Kebudayaan sendiri terdiri dari beberapa bentuk, seperti bahasa, agama, mata pencaharian, dan lainnya.

Dengan demikian, bisa sedikit kita simpulkan bahwa dalam teori Vygotsky berisikan tiga klaim besar. Pertama, bahwa kemampuan kognitif seorang anak mampu mengetahui hanya jika ia analisa dan penafsirannya. Kedua, dikatakan bahwa kemampuan kognitif didapat dengan bantuan kata, bahasa, dan bentuk percakapan. Sebuah bentuk alat dalam psikologi yang membantu seseorang untuk mentransformasi kegiatan mental. Vygotsky berargumen bahwa sejak kecil seorang anak mulai menggunakan bahasa untuk merencanakan setiap aktivitasnya dan mengatasi masalahnya. Ketiga, kemampuan kognitif berasal dari hubungan-hubungan sosial ditempelkan pada latar belakang sosiokultural.[5]

 

III.    The Zone of Proximal Development (ZPD)

“Vygotsky’s term for the range of tasks that are too difficult for children to master alone but that can be mastered with guidance and assistance from adults or more-skilled children”[6]

Salah satu konsep mendasar yang ada dalam teori Vygosky adalah sebuah penjelasan mengenai relasi antara pembelajaran dan perkembangan, yang sering disebut dengan Zone of Proximal Development (ZPD). Kutipan di awal paragraf mungkin bisa membuat kita mampu langsung menangkap apa yang dimaksud dengan zone of proximal development. Secara singkat konsep ini merupakan sebuah wilayah tempat bertemunya pengetahuan spontan anak dengan pengetahuan ilmiah seseorang yang lebih dewasa.

Pengetahuan spontan anak yang bertemu dengan pengetahuan ilmiah orang dewasa akan menghasilkan perkembangan bagi pengetahuan spontan anak.

IV.     The More Knowledgeable Other (MKO)

Istilah ini jika diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia menjadi Orang Lain yang lebih tahu. Dari situ kita bisa langsung sedikit menangkap sebuah penjelasan yang terdapat di dalamnya. MKO mengacu kepada siapa saja yang mempunyai kemampuan yang lebih tinggi dari pelajar, dalam hal ini bisa guru, teman sebaya, atau bahkan computer.

Seorang pelajar perlu berintarksi dengan orang yang mempunyai pengetahun lebih dari dirinya. Karena hal tersebut akan lebih memberikan kontribusi yang signifikan bagi perkembangan sosial kognitif pelajar tersebut. Sekali lagi, bagi Vygotsky faktor interaksi sosial dengan sesuatu yang lebih kompeten di luar diri menjadi kunci perkembangan kognitif  anak.

 

V.      Aplikasi dan Implikasi Teori dalam Pendidikan

Agar pembahasan kita tentang teori Vygotsky lebih mendarat dan langsung terasa bagi usaha pengembangan kognitif. Banyak usaha konkret yang bisa kita lakukan dalam mengaplikasikan teori tersebut, misalnya:

  1. Teori Vygotsky menuntut pada penekanan interaksi antara peserta didik dan tugas-tugas belajar. Mengedepankan suatu proses belajar dimana siswa lebih berperan aktif. Dengan demikian peran guru lebih bergeser lebih menjadi fasilitator konstruksi siswa
  2. Menggunakan zone of proximal development. Dengan penyesuaian terus menerus
  3. banyak menggunakan teman sebaya sebagai guru. Artinya bahwa memang bukan hanya orang dewasa yang mampu membantu seorang anak dalam perkembangan kognitifnya. Karena faktanya memang bahasa teman sebaya lebih mudah untuk dipahami dalam interaksinya

VI.     Analisis : Filsafat Pendidikan

Analisis awal adalah langsung membandingkan inti teori Vygotsky. Hal pertama yang menjadi sorotan kita adalah tentang argumen bahwa interaksi sosial dan budaya lebih berperan dalam pengembangan kognitif anak. Inti penekanan teori Vygotsky adalah bahwa interaksi sosial dengan sesuatu di luar dirinya yang membuat kognitif anak berkembang. Dengan demikian, zone proximal development anak semakin meningkat.

Teori Vygotsky tentang bahasa sebagai alat untuk seseorang dalam mengembangkan kognitif mengalami keselarasan dengan pandangandalam filsafat pendidikan. Dalam filsafat pendidikan pun beranggapan bahwa manusia membutuhkan pendidikan untuk bertahan. Manusia membutuhkan bahasa untuk mampu mendapatkan pengetahuan ia mempelajari bahasa yang berfungsi sebagai alat transformasi pengetahuan tersebut. Lebih dalam bahwa proses transfer ilmu mampu terjadi dengan menggunakan bahasa sebagai sarananya.

Budaya dalam filsafat pendidikan mempunyai dua unsur, yaitu spiritual dan material. Spiritual terdiri dari bahasa, seni, dan agama. Sedangkan unsur material terdiri dari factor genetic, geografis, dan ekonomi. Jika kembali menengok teori Vygotsky, dalam teori tersebut juga dikatakan bahwa bahasa mempunyai peran penting bagi perkembangan anak. Karena bahasa adala sebuah bentuk awal untuk berinteraksi sosial.

Kemudian dalam teori Vygotsky terdapat pula beberapa unsur yang menjadi agen perubahan. Artinya seorang anak perlu mendapat bimbingan dari orang lain yang mempunyai pengetahuan yang lebih dari dirinya. Proses pendampingan secara dialektika membantu meningkatkan perkembangan kognitif anak. Pengetahuan anak yang awalnya masih dalam bentuk spontan, berubah menjadi semakin tertata, sistematis dan logis.

Teori Vygotsky di atas juga mengalami keselarasan dengan teori dalam filsafat pendidikan. Dalam filsafat pendidikan kita bisa menemukan beberapa konsep tentang agen-agen perubahan untuk membantu anak mengembangkan kognitifnya. Agen-agen perubahan dalam filsafat pendidikan adalah keluarga dan negara. Agen-agen perubahan seolah-olah menjadi tombak dalam usaha mengembangkan kongnitif atau intelektual. Peran mereka sangat sentral dalam membantu anak mengolah pengetahuan spontan mereka menjadi pengetahuan yang lebih tertata, sistematis, dan logis.

VII.   Kesimpulan

Pada initinya kita bisa menyimpulkan bahwa dalam teori Vygotsky sedikit banyak telah mengandung banyak unsur yang terdapat dalam filsafat pendidikan, khususnya pokok bahasan pendidikan dan budaya. Jika dalam teori Vygotsky anak perlu berinteraksi dengan budaya. Maka dalam filsafat pendidikan pun dapat kita temukan bahwa bahasa, sebagai hasil budaya juga menjadi sangat sentral bagi berkembangnya kognitif. Bagaimana tidak, bahasa menjadi alat transfer ilmu.

Bererapa konsep dalam filsafat pendidikan juga selaras dengan teori pengembangan kognitif Vygotsky. Filsafat pendidikan telah memberika pendasaran filosofis bagi teori-teori pengembangan intelektual.

Teori Pendidikan: Teori Perkembangan Sosial Kognitif Lev Vygotsky

OPINI | 03 March 2011 | 14:30 2770 0 Nihil


 
Pendidikan pada zaman ini memegang peran yang sentral dalam hidup manusia. Karena dengan pendidikan, dalam hal ini pendidikan formal, mampu membantu seseorang untuk dengan mudah memperoleh pengetahuan yang logis dan sistematis. Dengan melihat betapa penting dan sentralnya pendidikan dalam rangka mendidik anak-anak bangsa, maka perlulah untuk menyambut dengan penuh penghargaan bagi mereka yang telah memfokuskan perhatian di dalamnya. Perlu juga untuk mengusahakan metode pendidikan yang sesuai dan efektif bagi pengembangan kognitif anak.

Psikologi pendidikan adalah sebuah cabang dalam psikologi secara umum. Psikologi pendidikan memberikan landasan bahwa kata pendidikan/education atau menurut bahasa Latin, educere mempunyai makna membantu untuk mengembangkan, memajukan, dan atau menumbuhkan. Dalam mata kuliah psikolog pendidikan, dijabarkan dasar mengenai makalah yang berjudul Teori Pendidikan: Teori Perkembangan Sosial Kognitif Vygotsky (1896-1934) ini. Masalah utama yang akan dibahas dalam makalah ini adalah melihat atau melakukan sebuah kajian tentang Teori Perkembangan Sosial Kognitif Vygotsky dilihat dengan kacamata psikologi pendidikan. Sehingga nantinya akan ditemukan korelasi antara keduanya. Tujuannya adalah untuk mencoba bercermin dan memberikan masukan secara tepat dalam menangani pendidikan anak.

Terdapat beberapa pendekatan yang berbeda untuk menjelaskan perkembangan kognitif. Satu di antara teori tersebut adalah teori konstruksi pemikiran sosial. Konteks sosial juga merupakan satu di antara sudut pandang dari perkembangan kognitif. Perspektif ini menyatakan bahwa lingkungan sosial dan budaya akan memberikan pengaruh terbesar terhadap pembentukan kognisi dan pemikiran anak. Teori ini memiliki implikasi langsung pada dunia pendidikan. Teori Vygotsky menyatakan bahwa anak belajar secara aktif lebih baik daripada secara pasif. Tokoh-tokohnya diantaranya Lev Vygotsky, Albert Bandura, dan Michael Tomasello. Teori perkembangan kognitif Vygotsky kerap dijadikan salah satu bahasan kajian. Alasannya, ia memiliki penilaian tersendiri yang membedakannya dengan para tokoh yang lain.

Vygotsky sangat dikenal sebagai seorang ahli psikologi pendidikan yang memperkenalkan teori sosiobudaya. Teori yang dinyatakan oleh Vygotsky ini merupakan teori gabungan antara kognitif dengan sosial. Teorinya ini juga menyatakan bahwa perkembangan kanak-kanak bergantung kepada interaksi kanak-kanak dengan orang ada di sekitarnya yang menjadi alat penyampaian sesuatu budaya yang membantu mereka membina pandangan tentang sekelilingnya.

Dalam kajian ini, terdiri dari beberapa pokok bagian pembahasan. Pertama, akan dilihat secara menyeluruh tentang teori perkembangan sosial kognitif Vygotsky. Secara definitif, teori Vygotsky merupakan bagian atau cabang dari teori besar konstruktivisme. Pembahasan teori Vygotsky lebih berpusat pada argumen bahwa relasi sosial dengan masyarakat dan budayalah yang membentuk pengetahuan seorang.

Kedua, melakukan analisis teori perkembangan sosial kognitif Vygotsky dalam psikologi pendidikan pendidikan. Apakah teori Vygotsky mempunyai kesamaan atau sejalan dengan teori yang terdapat dalam psikologi pendidikan? Akhirnya dalam kesimpulan nanti dapat diperoleh sebuah teori Vygotsky ternyata sejalan dengan psikologi pendidikan. Artinya dalam teori Vygotsky terdapat beberapa hal yang menjadi unsur dalam teori psikologi pendidikan. Misalnya bahwa seorang guru bukanlah seorang yang mahatahu, melainkan dari dialog dan interaksi keduanya lah yang lebih penting untuk terjadi.

Latar Belakang Teori Lev Vygotsky (1896-1934)

Nama lengkapnya adalah Lev Semyonovich Vygotsky. Ia dilahirkan di salah satu kota Tsarist, Russia, tepatnya pada pada 17 November 1896, dan  berkuturunan Yahudi. Ia tertarik pada psikologi saat berusia 28 tahun. Sebelumnya, ia lebih menyukai dunia sastra. Awalnya, ia menjadi guru sastra di sebuah sekolah, namum pihak sekolah juga memintanya untuk mengajarkan psikologi. Padahal, ia sama sekali tidak pernah mengenyam pendidikan formal di fakultas psikologi sebelumnya. Namun, inilah skenario yang membuatnya menjadi tertarik untuk menekuni psikologi, hingga akhirnya ia melanjutkan kuliah di program studi psikologi Moscow Institute of Psychology pada tahun 1925. Judul disertasinya mengenai ”Psychology of Art”.

Lev Vygotsky adalah seorang psikolog yang berasal dari Rusia dan hidup pada masa revolusi Rusia. Vygotsky dalam menelurkan pemikiran-pemikirannya di dunia psikologi kerap menghadapi rintangan oleh pemerintah Rusia saat itu. Perkembangan pemikirannya meluas setelah ia wafat pada tahun 1934, dikarenakan menderita penyakit TBC. Vygotsky pun sering dihubungkan dengan psikolog Swiss bernama Piaget. Lahir pada masa yang sama dengan Piaget, seorang psikolog yang juga mempunyai keyakinan bahwa keaktifan anak yang membangun pengetahuan mereka. Vygotsky meninggal dalam usia yang cukup muda, yaitu ketika masih berusia tigapuluh tujuh tahun.

Vygotsky merupakan satu di antara tokoh konstruktivis. Konstruktivisme adalah argumen bahwa pengetahuan merupakan konstruksi dari seseorang yang mengenal sesuatu. Seseorang yang belajar dipahami sebagai seseorang yang membentuk pengertian/pengetahuan secara aktif dan terus-menerus

Sumbangan penting teori Vygotsky adalah penekanan pada hakekatnya pembelajaran sosiokultural. Inti teori Vygotsky adalah menekankan interaksi antara aspek “internal” dan “eksternal” dari pembelajaran dan penekanannya pada lingkungan sosial pembelajaran. Menurut teori Vygotsky, fungsi kognitif berasal dari interaksi sosial masing-masing individu dalam konsep budaya. Vygotsky juga yakin bahwa pembelajaran terjadi saat siswa bekerja menangani tugas-tugas yang belum dipelajari namun tugas- tugas itu berada dalam “zone of proximal development” mereka. Zone of proximal development adalah jarak antara tingkat perkembangan sesungguhnya yang ditunjukkan dalam kemampuan pemecahan masalah secara mandiri dan tingkat kemampuan perkembangan potensial yang ditunjukkan dalam kemampuan pemecahan masalah di bawah bimbingan orang dewasa atau teman sebaya yang lebih mampu.

Teori Vygotsky yang lain adalah “scaffolding“. Scaffolding adalah memberikan kepada seorang anak sejumlah besar bantuan selama tahap-tahap awal pembelajaran dan kemudian mengurangi bantuan tersebut serta memberikan kesempatan kepada anak untuk mengambil alih tanggung jawab yang semakin besar segera setelah ia mampu mengerjakan sendiri. Bantuan yang diberikan guru dapat berupa petunjuk, peringatan, dorongan, serta menguraikan masalah ke dalam bentuk lain yang memungkinkan siswa dapat mandiri.
Vygotsky menjabarkan implikasi utama teori pembelajarannya. Pertama, menghendaki setting kelas kooperatif, sehingga siswa dapat saling berinteraksi dan saling memunculkan strategi-strategi pemecahan masalah yang efektif dalam masing-masing zone of proximal development mereka. Kedua, pendekatan Vygotsky dalam pembelajaran menekankan scaffolding. Jadi teori belajar Vygotsky adalah salah satu teori belajar sosial sehingga sangat sesuai dengan model pembelajaran kooperatif karena dalam model pembelajaran kooperatif terjadi interaktif sosial yaitu interaksi antara siswa dengan siswa dan antara siswa dengan guru dalam usaha menemukan konsep-konsep dan pemecahan masalah

Vygotsky banyak menekankan peranan orang dewasa dan anak-anak lain dalam memudahkan perkembangan si anak. Menurut Vygotsky, anak-anak lahir dengan fungsi mental yang relatif dasar seperti kemampuan untuk memahami dunia luar dan memusatkan perhatian. Namun, anak-anak tak banyak memiliki fungsi mental yang lebih tinggi seperti ingatan, berpikir dan menyelesaikan masalah. Fungsi-fungsi mental yang lebih tinggi ini dianggap sebagai ”alat kebudayaan” tempat individu hidup dan  alat-alat itu berasal dari budaya. Alat-alat itu diwariskan pada anak-anak oleh anggota-anggota kebudayaan yang lebih tua  selama pengalaman pembelajaran yang dipandu. Pengalaman dengan orang lain secara berangsur menjadi semakin mendalam dan membentuk gambaran batin anak tentang dunia. Karena itulah berpikir setiap anak dengan cara yang sama dengan anggota lain dalam kebudayaannya.

Vygotsky menekankan baik level konteks sosial yang bersifat institusional maupun level konteks sosial yang bersifat interpersonal. Pada level institusional, sejarah kebudayaan menyediakan organisasi dan alat-alat yang berguna bagi aktivitas kognitif melalui institusi seperti sekolah, penemuan seperti komputer dan mengenal huruf. Interaksi institusional memberi kepada anak suatu norma-norma perilaku dan sosial yang luas untuk membimbing hidupnya. Level interpersonal memiliki suatu pengaruh yang lebih langsung pada keberfungsian mental anak. Menurut Vygotsky, keterampilan-keterampilan dalam keberfungsian mental berkembang melalui interaksi sosial langsung. Informasi tentang alat-alat, keterampilan-keterampilan dan hubungan-hubungan interpersonal kognitif dipancarkan melalui interaksi langsung dengan manusia. Melalui pengorganisasian pengalaman-pengalaman interaksi sosial yang berada di dalam suatu latar belakang kebudayaan ini, perkembangan mental anak-anak menjadi matang.

Aliran psikologi yang dipegang oleh Vygotsky lebih mengacu pada kontruktivisme karena ia lebih menekankan pada hakikat pembelajaran sosiokultural.  Dalam analisisnya, perkembangan kognitif seseorang disamping ditentukan oleh individu sendiri secara aktif, juga ditentukan oleh lingkungan sosial secara aktif. Oleh karenanya, konsep teori perkembangan kognitif Vygotsky berkutat pada tiga hal:

Hukum Genetik tentang Perkembangan (Genetic Law of Development)

Setiap kemampuan seseorang akan tumbuh dan berkembang melewati dua aturan, yaitu tataran sosial lingkungannya dan tataran psikologis yang ada pada dirinya.

Zona Perkembangan Proksimal (Zone of Proximal Development)

Meskipun pada akhirnya anak-anak akan mempelajari sendiri beberapa konsep melalui pengalaman sehari-hari, Vygotsky percaya bahwa anak akan jauh lebih berkembang jika berinteraksi dengan orang lain. Anak-anak tidak akan pernah mengembangkan pemikiran operasional formal tanpa bantuan orang lain. Vygotsky membedakan antara actual development dan potential development pada anak. Actual development ditentukan apakah seorang anak dapat melakukan sesuatu tanpa bantuan orang dewasa atau guru. Sedangkan potensial development membedakan apakah seorang anak dapat melakukan sesuatu, memecahkan masalah di bawah petunjuk orang dewasa atau kerjasama dengan teman sebaya.

Menurut teori Vygotsky, Zona Perkembangan Proksimal merupakan celah antara actual development dan potensial development, di mana antara apakah seorang anak dapat melakukan sesuatu tanpa bantuan orang dewasa dan apakah seorang anak dapat melakukan sesuatu dengan arahan orang dewasa atau kerjasama dengan teman sebaya.

Maksud dari ZPD adalah menitikberatkan pada interaksi sosial dapat memudahkan perkembangan anak. Ketika siswa mengerjakan pekerjaanya di sekolah sendiri, perkembangan mereka kemungkinan akan berjalan lambat. Untuk memaksimalkan perkembangan, siswa seharusnya bekerja dengan teman yang lebih terampil yang dapat memimpin secara sistematis dalam memecahkan masalah yang lebih kompleks. Melalui perubahan yang berturut-turut dalam berbicara dan bersikap, siswa mendiskusikan pengertian barunya dengan temannya kemudian mencocokkan dan mendalami kemudian menggunakannya. Sebuah konsekuensi pada proses ini adalah bahwa siswa belajar untuk pengaturan sendiri (self-regulation). 

Mediasi

Mediator yang diperankan lewat tanda maupun lambang adalah kunci utama memahami proses-proses sosial dan psikologis. Makanya, jika dikaji lebih mendalam teori perkembangan kognitif Vygotsky akan ditemukan dua jenis mediasi, yaitu metakognitif dan mediasi kognitif. Media metakognitif adalah penggunaan alat-alat semiotic yang bertujuan untuk melakukan self regulation (pengaturan diri) yang mencakup self planning, self monitoring, self checking, dan self evaluation. Media ini berkembang dalam komunikasi antar pribadi. Sedangkan media kognitif adalah penggunaan alat-alat kognitif untuk memecahkan masalah yang berhubungan dengan pengetahuan tertentu. Sehingga media ini dapat berhubungan dengan konsep spontan (yang mungkin salah) dan konsep ilmiah (yang lebih terjamin kebenarannya).

Inti Teori Vygotsky

Vygotsky lebih menekankan pada peran aspek sosial dalam pengembangan intelektual atau kognitif anak. Vygotsky memandang bahwa kognitif anak berkembang melalui interaksi sosial. Anak mengalami interaksi dengan orang yang lebih tahu.

Secara singkat, teori perkembangan sosial berpendapat bahwa interaksi sosial dengan budaya mendahului. Maksudnya dari relasi dengan budaya membuat seorang anak mengalami kesadaran dan perkembangan kognisi. Jadi intinya Vygotsky memusatkan perhatiannya pada hubungan dialektik antara individu dan masyarakat dalam pembentukan pengetahuan. Pengetahuan terbentuk sebagai akibat dari interaksi sosial dan budaya seorang anak.
Pengetahuan tersebut terbagi menjadi dua bentuk, yaitu pengetahuan spontan dan pengetahuan ilmiah. Pengetahuan spontan mempunyai sifat lebih kurang teridentifikasi secara jelas, tidak logis, dan sistematis. Sedangkan pengetahuan ilmiah sebuah pengetahuan yang diperoleh dari pendidikan formal dan sifatnya lebih luas, logis, dan sistematis. Kemudian proses belajar adalah sebuah perkembangan dari pengertian spontan menuju pengertian yang lebih ilmiah.

Pengetahuan ilmiah terbentuk dari sebuah proses relasi anak dengan lingkungan sekitarnya. Hal ini bergantung pada seberapa besar kemampuan anak dalam menangkap model yang lebih ilmiah. Dalam proses ini bahasa memegang peranan yang sangat penting. Bahasa sebagai alat berkomunikasi yang membantu anak dalam menyampaikan pemikirannya dengan orang lain. Dengan demikian diperlukan sebuah penyatuan antara pemikiran dan bahasa.
Seorang anak dalam masa pembelajarannya, idealnya harus mampu memvisulisasikan apa yang menjadi pemikirannya dalam bahasa. Ketika hal tersebut telah mampu terwujud itu berarti ia juga telah mampu menginternalisasikan pembicaraan mereka yang egosentris dalam bentuk berbicara-sendiri. Menurut Vygotsky seorang anak yang mampu melakukan pembicaraan pribadi lebih berpeluang untuk lebih baik dalam hubungan sosial. Karena pembicaraan pribadi adalah sebuah langkah awal bagi seorang anak untuk lebih mampu berkomunikasi secara sosial. Bahasa adalah sebuah bentuk awal yang berbasis sosial. Pandangan Vygotsky ini berkonfrontasi dengan Piaget yang lebih menekankan pada percakapan anak yang bersifat egosentris.
Unsur yang perlu untuk dibahas lebih lanjut adalah mengenai kebudayaan dan masyarakat. Seperti sudah dikatakan pada awal penjelasan tadi, dalam teori Vygotsky, kebudayaan adalah penentu utama perkembangan individu. Kebudayaan sendiri terdiri dari beberapa bentuk, seperti bahasa, agama, mata pencaharian, dan lainnya.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa dalam teori Vygotsky terdapat tiga klaim besar. Pertama, bahwa kemampuan kognitif seorang anak dapat diketahui hanya jika dianalisis dan ditafsirkan. Kedua, kemampuan kognitif diperoleh dengan bantuan kata, bahasa, dan bentuk percakapan, sebuah bentuk alat dalam psikologi yang membantu seseorang untuk mentransformasi kegiatan mental. Vygotsky berargumen bahwa sejak kecil seorang anak mulai menggunakan bahasa untuk merencanakan setiap aktivitasnya dan mengatasi masalahnya. Ketiga, kemampuan kognitif berasal dari hubungan-hubungan sosial ditempelkan pada latar belakang sosiokultural.

The More Knowledgeable Other (MKO)

Istilah ini jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi orang lain yang lebih tahu. MKO mengacu kepada siapa saja yang mempunyai kemampuan yang lebih tinggi dari pelajar, dalam hal ini termasuk guru, teman sebaya, atau bahkan komputer.

Seorang pelajar perlu berinteraksi dengan orang yang mempunyai pengetahun lebih dari dirinya. Karena hal tersebut akan lebih memberikan kontribusi yang signifikan bagi perkembangan sosial kognitif pelajar tersebut. Sekali lagi, bagi Vygotsky faktor interaksi sosial dengan sesuatu yang lebih kompeten di luar diri menjadi kunci perkembangan kognitif anak.

Perkembangan Bahasa

Bagi Vygotsky bahasa berkembang dari interaksi sosial dengan orang lain. Awalnya, satu-satunya fungsi bahasa adalah komunikasi. Bahasa dan pemikiran berkembang sendiri, tetapi selanjutnya anak mendalami bahasa dan belajar menggunakannya sebagai alat untuk membantu memecahkan masalah. Dalam tahap praoperasional, ketika anak belajar menggunakan bahasa untuk menyelesaikan masalah, mereka berbicara lantang sembari menyelesaikan masalah. Sebaliknya, begitu menginjak tahap operasional konkret, percakapan batiniah tidak terdengar lagi.

Konstruktivisme

Pendekatan konstruktivisme pada pendidikan berusaha merubah pendidikan dari dominasi guru menjadi pemusatan pada siswa. Peranan guru adalah membantu siswa mengembangkan pengertian baru. Siswa diajarkan bagaimana mengasimilasi pengalaman, pengetahuan, dan pengertiannya dan kesiapan mereka untuk tahu dari pembentukan pengertian baru ini. Pada bagian ini, dapat dilihat permulaan aliran konstruktivisme, peranan pengalaman siswa dalam belajar, dan cara mengasimilasi pengertiannya.

Konstruktivisme adalah suatu teori belajar yang mempunyai suatu pedoman dalam filosofi dan antropologi sebaik psikologi. Pedoman filosofi pada teori ini ditemukan pada abad ke-5 SM. Metode baru ini yang mengkontribusi secara besar-besaran untuk memajukan aspek pemecahan masalah aliran konstruktivisme. Penyelidikan atau pengalaman fisik, pengalaman pendidikan adalah kunci metode konstruktivisme.

Pendukung konstruktivisme percaya bahwa pengalaman melalui lingkungan, kita akan mengikat informasi yang kita peroleh dari pengalaman ini ke dalam pengertian sebelumnya, membentuk pengertian baru. Dengan kata lain, pada proses belajar masing-masing pelajar harus mengkreasikan pengetahuannya. Pada konstruktivis, kegiatan mengajar adalah proses membantu pelajar-pelajar mengkreasikan pengetahuannya. Konstruktivisme percaya bahwa pengetahuan tidak hanya kegiatan penemuan yang memungkinkan untuk dimengerti, tetapi pengetahuan merupakan cara suatu informasi baru berinteraksi dengan pengertian sebelumnya dari pelajar.

Para konstruktivisme menekankan peranan motivasi guru untuk membantu siswa belajar mencintai pelajaran. Tidak seperti behaviourist yang menggunakan sanksi berupa reward, konstruktivisme percaya bahwa motivasi internal, seperti kesenangan pada pelajaran lebih kuat daripada reward eksternal.

Konstruktivisme yang mempunyai pengaruh besar pada tahun 1930 dan yang bekerja sebagai ahli Psikologi Rusia adalah L.S. Vygotsky. Beliau sangat tertarik pada efek interaksi siswa dengan teman sekelas pada pelajaran. Vygotsky mencatat bahwa interaksi individu dengan orang lain berlangsung pada situasi sosial. Vygotsky percaya bahwa subjek yang dipelajari berpengaruh pada proses belajar, dan mengakui bahwa tiap-tiap disiplin ilmu mempunyai metode pembelajaran tersendiri. Vygotsky adalah seorang guru yang tertarik untuk mendesain kurikulum sebagai fasilitas dalam interaksi siswa.

Aplikasi dan Implikasi Teori dalam Pendidikan

Agar pembahasan tentang teori Vygotsky langsung terasa bagi usaha pengembangan kognitif, banyak usaha konkret yang dapat dilakukan dalam mengaplikasikan teori tersebut, misalnya:
1. Teori Vygotsky menuntut pada penekanan interaksi antara peserta didik dan tugas-tugas belajar. Mengedepankan suatu proses belajar dimana siswa lebih berperan aktif. Dengan demikian peran guru lebih bergeser lebih menjadi fasilitator konstruksi siswa.
2. Menggunakan zone of proximal development. Dengan penyesuaian terus menerus.
3. Banyak menggunakan teman sebaya sebagai guru. Artinya bahwa memang bukan hanya orang dewasa yang mampu membantu seorang anak dalam perkembangan kognitifnya. Karena faktanya memang bahasa teman sebaya lebih mudah untuk dipahami dalam interaksinya.
Analisis Psikologi Pendidikan

Analisis awal adalah langsung membandingkan inti teori Vygotsky. Hal pertama yang menjadi sorotan kita adalah tentang argumen bahwa interaksi sosial dan budaya lebih berperan dalam pengembangan kognitif anak. Inti penekanan teori Vygotsky adalah bahwa interaksi sosial dengan sesuatu di luar dirinya yang membuat kognitif anak berkembang. Dengan demikian, zone proximal development anak semakin meningkat.

Teori Vygotsky tentang bahasa sebagai alat untuk seseorang dalam mengembangkan kognitif mengalami keselarasan dengan pandangan dalam psikologi pendidikan. Dalam filsafat pendidikan pun beranggapan bahwa manusia membutuhkan pendidikan untuk bertahan. Manusia membutuhkan bahasa untuk mampu mendapatkan pengetahuan atau ia mempelajari bahasa yang berfungsi sebagai alat transformasi pengetahuan tersebut. Lebih dalam bahwa proses transfer ilmu mampu terjadi dengan menggunakan bahasa sebagai sarananya.

Kemudian dalam teori Vygotsky terdapat pula beberapa unsur yang menjadi agen perubahan. Artinya seorang anak perlu mendapat bimbingan dari orang lain yang mempunyai pengetahuan yang lebih dari dirinya. Proses pendampingan secara dialektika membantu meningkatkan perkembangan kognitif anak. Pengetahuan anak yang awalnya masih dalam bentuk spontan, berubah menjadi semakin tertata, sistematis dan logis.

Teori Vygotsky di atas juga mengalami keselarasan dengan teori dalam psikologi pendidikan. Dalam psikologi pendidikan kita dapat menemukan beberapa konsep tentang agen-agen perubahan untuk membantu anak mengembangkan kognitifnya. Agen-agen perubahan dalam psikologi pendidikan adalah keluarga dan negara. Agen-agen perubahan seolah-olah menjadi tombak dalam usaha mengembangkan kognitif atau intelektual. Peran mereka sangat sentral dalam membantu anak mengolah pengetahuan spontan mereka menjadi pengetahuan yang lebih tertata, sistematis, dan logis.

Kesimpulan

Pada intinya dapat disimpulkan bahwa dalam teori Vygotsky mengandung banyak unsur psikologi pendidikan, khususnya pokok bahasan pendidikan dan budaya. Jika dalam teori Vygotsky anak perlu berinteraksi dengan budaya. Maka dalam filsafat pendidikan pun dapat kita temukan bahwa bahasa, sebagai hasil budaya juga menjadi sangat sentral bagi berkembangnya kognitif. Bahasa menjadi alat transfer ilmu. Beberapa konsep dalam psikologi pendidikan juga selaras dengan teori pengembangan kognitif Vygotsky. Psikologi pendidikan telah memberikan landasan filosofis bagi teori-teori pengembangan intelektual.

 

 

 

 

Daftar Pustaka

Santrock, John W. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Penerbit Kencana.

http://www.scribd.com/doc/35776081/teori-vygotsky

(Diakses pada 19 Februari 2011, pukul 18.06 WIB)

http://netsains.com/2009/02/pembelajaran-lanjutan-dengan-teori-konstruktivis/

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Beberapa pertanyaan yang pokok dalam teori perkembangan kognitif adalah: dengan alat dan cara apa orang mempereroleh pengetahuan, menyimpan, dan menggunakannya?. Pada prinsipnya hal ini berhubungan dengan alat-alat pengenalan dan bentuk-bentuk pengenalan. Kognisi adalah pengertian yang luas mengenai berfikir dan mengamati, jadi tingkah laku yang mengakibatkan orang memperoleh pengertian atau yang dibutuhkan untuk menggunakan pengertian.
Psikolog Rusia yaitu Lev Vygotsky telah banyak mempengaruhi psikologi perkembangan dalam hal perkembangan kognisi. Dia telah memberikan banyak pendapat dan dorongan dalam hal perkembangan kognisi.
Lev Vygotsky dapat menjadi demikian terkenal dan penting peranannya dalam dunia psikologi karma teori-teori, metode-metode dan bidang-bidang penelitian yang di kembangkannya sangat orisinil, tidak sekedar melanjutkan hal-hal yang sudah terlebih dulu di temukan orang lain. Ia tertarik khususnya pada penyelidikan-penyelidikan teoritis maupun eksprerimentil terhadap perubahan-perubahan kwalitatif pada struktur kognitif selama proses perkembangan dan berusaha menerangkannya dalam bahasa matematika logis.
Mempelajari teori kognitif Vygotsky akan sangat berguna bagi para pendidik dalam membantu perkembangan anak didiknya. Beberapa prinsip dalam konsep Vygotsky bisa kita gunakan dalam system pembelajaran agar perkembangan anak didik menjadi maksimal. Semoga makalah ini bisa berguna bagi kita semua.Amin

B. Rumusan masalah
Di dalam makalah ini kita akan membahas tentang:
1. Bagaimana teori perkembangan kognitif menurut konsep vygoysky?
2. Apa pengertian dari Zona Perkembangan Proximal dan konsep Scafolding?
3. Bagaimana penerapan konsep Vygotsky dalam system pembelajaran?

C. Tujuan penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas,maka tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Mengetahui teori perkembangan kognitif menurut konsep vygoysky.
2. Mengetahui pengertian dari Zona Perkembangan Proxima dan konsep Scafolding
3. Mengetahui penerapan konsep Vygotsky dalam system pembelajaran.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Teori Perkembangan Kognitif menurut Konsep Vygotsky
Perkembangan kognitif dan bahasa anak-anak tidak berkembang dalam situasi sosial yang hampa. Lev Vygotsky (1896-1934) seorang psikolog berkebangsaan Rusia, mengenal poin penting tentang pikiran anak lebih dari setengah abad yang lalu. Teori Vygotsky mendapat perhatian yang makin besar ketika memasuki akhir abad ke-20.
Sezaman dengan Piaget, Vygotsky menulis di Uni Sofiet selama sepuluh tahun dari tahun 1920-1930. Namun karyanya baru dipublikasikan diduia barat pada tahun 1960an. Sejak saat itulah, tulisan-tulasannya menjadi sangat berpengaruh didunia. Vygotsky juga mengagumi Piaget , Vigotsky setuju dengan teori Piaget bahwa perkembangan kognitiv terjadi secara bertahap dan dicirikan dengan gaya berpikir yang berbeda-beda, akan tetapi Vygotsky tidak setuju dengan pandangan Piaget bahwa anak menjelajahi dunianya sendirian dan membentuk gambara realitasya sendirian, karena menurut Vygotsky suatu pengetahuan tidak hanya didapat oleh anak itu sendiri melainkan mendapat bantuan dari lingkungannya juga.
Karya vygotsky didasarkan pada pada tiga ide utama:
1. Bahwa intelektual berkembang pada saat individu menghadapi ide-ide baru dan sulit mengaitkan ide-ide tersebut dengan apa yang mereka ketahui.
2. Bahwa interaksi dengan orang lain memperkaya perkembangan intelektual.
3. Peran utama guru adalah bertindak sebagai seorang pembantu dan mediator pembelajaran siswa.
Sumbangan psikologi kognitif berakar dari teori-teori yang menjelaskan bagaimana otak bekerja dan bagaimana individu memperoleh dan memproses informasi. Pandangan yang ditawarkan Vygotsky dan para ahli psikologi kognitif yang lebih mutakhir adalah penting dalam memahami penggunaan-penggunaan strategi belajar karena tiga alasan. Pertama, mereka menggaris bawahi peran penting pengetahuan alam dalam proses belajar. Dua, mereka membantu kita memahami pengetahuan dan perbedaan antara berbagai jenis pengetahuan. Tiga, merka membantu menjelaskan bagaimana pengetahuan diperoleh manusia dan diproses didalam sistem memori otak.

Para ahli psikologi kognitif menyebut informasi dan pengalaman yang disimpan dalam memori jangka panjang dalam pengetahuan awal. Pengetahuan awal (prior knowlege) merupakan kumpulan dari pengetahuan dan pengalaman individu yang diperoleh sepanjang perjalanan hidup mereka, dan apa yang ia bawah kepada suatu pengalaman baru.
Menurut teori Peaget Perkembangan kognitif seorang anak terjadi secara bertahap, lingkungan tidak tidak dapat mempengaruhi perkembangan pengetahuan anak. seorang anak tidak dapat menerima pengetahuan secara langsung dan tidak bisa langsung menggunakan pengetahuan tersebut, tetapi pengetahuan akan didapat secara bertahap dengan cara belajar secara aktif dilingkungan sekolah. Tapi Vygotsky tidak sependapat dengan Peaget, Vygotsky menekankan pada pembelajaran sosiokultural. Inti dari teori Vygotsky yaitu penekanan pada interaksi pembelajaran antara aspek internal dan aspek eksternal pada lingkungan social. Menurut teori Vygotsky, fungsi kognitif berasal dari interaksi sosial masing-masing individu dalam konsep budaya. Vygotsky juga yakin suatu pembelajaran tidak hanya terjadi saat disekolah atau dari guru saja, tetapi suatu pembelajaran dapat terjadi saat siswa bekerja menangani tugas-tugas yang belum pernah dipelajari disekolah namun tugas-tugas itu bisa dikerjakannya.
Banyak developmentalis yang bekerja dibidang kebudayaan dan pembangunan yang sepaham dengan teori Vygotsky, yang berfokus pada konteks pembangunan social budaya. Teory Vygotsky menawarkan suatu potret perkembangan manusia sebagai sesuatu yang tidak terpisahkan dari kegiatan-kegiatan sosial dan budaya. Vygotsky menekankan bagaimana proses-proses perkembangan mental seperti ingatan, perhatian, dan penalaran yang melibatkan pembelajaran yang menggunakan temuan-temuan masyarakat seperti bahasa, system matematika dan alat-alat ingatan. Vygotsky lebih banyak menekankan bahasa dalam perkembangan kognitif dari pada Peaget. Bagi Peaget bahasa baru tampil ketika anak sudah mencapai tahap perkembangan yang cukup maju. pengalaman bahasa anak tergantung pada tahap perkembangan kognitif saat itu. Pada kenyatannya, Kebanyakan anak-anak diajari bahasa sejak usia yang sangat mudah. Bahkan saat anak mulai bisa melihat dunia. Kita perlu mengenalkan bahasa sejak dini untuk memperoleh keterampilan bahasa yang baik. Para pakar perilaku memandang bahasa sama dengan perilaku lainnya, misalnya duduk, berjalan atau berlari. Mereka berpendapat bahwa bahasa hanya urutan respon atau sebuah imitasi. Tetapi banyak diantara kalimat yang kita hasilkan adalah baru, kita tidak mendengar atau membicarakan sebelumnya. Kita tidak membicarakan bahasa didalam suatu ruang hampa sosial, kita memerlukan pengenalan bahasa yang lebih dini untuk memperoleh keterampilan bahasa yang baik.
Dewasa ini kebanyakan peneliti bahasa yakin bahwa anak-anak dari berbagai konteks social yang luas menguasai bahasa dari ibu mereka tanpa diajarkan secara khusus. Seperti halnya saat anak menangis, menangis merupakan bahasa anak saat meraka belum bisa berbicara, menangis dijadikan sebagai bahasa mereka saat mereka menginginkan sesuatu. Walaupun begitu proses pembelajaran bahasa biasanya memerlukan lebih banyak dukungan dan keterlibatan dari pengasuh dan guru. Karena dari lingkungan juga mereka akan dapat tambahan kosakata. Suatu lingkungan juga yang membangkitkan rasa ingin tahu dalam penguasaan bahasa pada anak. Perkembangan pemahaman bahasa pada anak bukan saja dipengaruhi oleh kondisi biologis anak, tetapi lngkungan bahasa disekitar anak sejak usia dini itu lebih penting. Karena bahasa berfungsi sebagai komunikasi. Dan suatu komunikasih itu digunakan sebagai alat untuk menyelesaikan masalah.
Vygotsky juga menekankan bagaimana anak-anak dibantu berkembang dengan bimbingan dari orang-orang yang sudah terampil didalam bidang-bidang tersebut. Penekanan Vygotsky pada peran kebudayaan dan sosial didalam perkembangan kognitif berbeda dengan teori Peaget tentang anak sebagai ilmuwan kecil yang kesepian. Karena Peaget memandang anak-anak sebagai pembelajaran lewat penemuan individual. Sedangkan Vygotsky lebih banyak menekankan peranan orang dewasa dan anak anak lain dalam memuahkan perkembangan si anak..Menurut Vygotsky, anak-anak lahir dengan fungsi mental yang relative dasar seperti kemampuan untuk memahami dunia luar dan memusatkan perhatian. Namun,anak-anak tidak banyak meiliki fungsi mental yang lebih tinggi. Pengalaman dengan orang lain secara berangsur menjadi semakin mendalam dan membentuk gambaran batin anak tentang dunia. Vygotsky juga menekankan baik levelkonteks sosial yang bersifat inter personal. Pada level institusional, sejarah kebudayaan menyediakan organisasi dan alat-alat yang berguna bagi aktivitas kognitif melalu instuisi seperti sekolah, penemuan seperti computer. Interaksi intuisional memberi kepada anak suatu norma-norma perilaku dan social yang luas untuk membimbing hidupnya.level interpersonal memiliki suatu pengaruh yang lebih langsung pada kefungsian mental anak. Menurut Vygotsky keterampilan-keterampilan dalam keberfungsian mental berkembang melalui interaksi social langsung. Melalui pengoranisasian pengalaman-pengalaman interaksi social yang berada dalam suatu latar belakang kebudayaan ini. Perkembangan anak menjadi matang.

B. Zone proximal Development Dan Konsep Scafolding
1. Zone proximal Development
Zona proximal Development ( ZPD ) ialah istilah Vygotsky untuk tugas-tugas yang terlalu sulit untuk dikuasai sendiri oleh anak-anak, tetapi yang dapat dikuasai dengan bimbingan dan bantuan dari orang-orang dewasa atau anak-anak yang yang lebih terampil. Batas ZPD yang lebih rendah ialah level pemecahan masalah yang di capai oleh seorang anak yang bekerja secara mandiri. Dan batas yang lebih tinggi ialah level tanggung jawab tambahan yang dapat di terima oleh anak dengan bantuan seorang instruktur yang mampu. Penekanan Vygotsky pada ZPD menegaskan keyakinannya tentang pentingnya pengaruh-pengaruh social terhadap perkembangan kognitif dan peran pengajaran dalam perkembangan social. ZPD dikonseptualisasikan sebagai suatu ukuran potensi pembelajaran,akan tetapi IQ menekankan bahwa intelegensi adalah milik anak. sedangkan ZPD menekankan bahwa pembelajaran adalah suatu peristiwa social yang bersifat interpersonal dan dinamis yang tergantung pada paling sedikit dua pikiran, dimana yang satu lebih berilmu atau lebih terlatih dari yang lain. Pembelajaran oleh anak-anak kecilyang baru berjalan memberi contoh bagaimana ZPD bekerja. Anak-anak kecil yang baru berjalan itu harus di motivasi dan harus dilibatkan dalam kegiatan-kegiatan yang menuntut ketrampilan buat mereka. Guru harus harus memiliki pengetahuan untuk melatihkan ketrampilan yang menjadi target pada setiap tingkat yang di persyaratkan oleh aktifitasnya. Guru dan anak harus saling menyesuaikan persyaratan masing-masing.

Dalam suatu penelitian tentang hubungan antara anak-anak yang baru belajar berjalan dengan ibunya,pasangan itu di tugaskan untuk menyelesaikan sejumlah masalah yang terdiri atas berbagai jumlah (sedikit obyek vs banyak obyek) dan berbagai kompleksitas (perhitungan sederhana vs reproduksi angka). Para ibu di minta mengerjakan tugas ini sebagai suatu peluang untik mendorong pembelajaran dan pemahaman akan anak mereka. Vygotsky mengatakan bahwa bahasa dan pemikiran pada mulanya berkembang sendiri-sendiri, tetapi pada akhirnya bersatu.
Ada dua prinsip yang mempengaruhi penyatuan pemikiran dan bahasa. Pertama, semua fungsi mental memiliki asal usul eksternal atau sosia. Anak-anak harus menggunakan basa dan mengkomunikasikannya kepada orang lain sebelum mereka berfokus ke dalam proses-proses mental mereka sendiri. Kedua, anak-anak harus berkomunikasi secara eksternal dan menggunakan bahasa selama periode waktu yang lama sebelum transisi dari kemampuan bicara secara eksternal ke internal berlangsung. Periode transisi ini terjadi antara usia 3 hingga 7 tahun dan meliputi berbicara kepada dirinya sendiri. Setelah beberapa saat, berbicara sendiri itu menjadi hakekat kedua anak-anak dan mereka dapat bertindak tanpa menverbalisasikannya. Bila ini terjadi anak-anak telah menginternalisasikan pembicaraan mereka yang egosentris dalam bentuk berbicara sendiri, yang menjadi pemikiran anak.
Teori Vygotsky menentang gagasan-gagasan Piaget tentang bahasa dan pemikiran. Vygotsky menyatakan bahwa bahasa, bahkan dalam bentuknya yang paling awal, adalah berbasis sosial, sementara Piaget menekankan pada percakapan anak-anak yang bersifar egosentris dan berorientasi nonsosial. Anak-anak berbicara kepada diri mereka untuk mengatur perilakunya dan untuk mengarahkan diri mereka (Duncan, 1991). Sebaliknya, Piaget menekankan bahwa percakapan anak kecil yang egosentris mencerminkan ketidakmatangan sosial dan kognitif mereka.
Meskipun pada akhirnya anak-anak akan mempelajari sendiri bebrapa konsep melalui pengalaman. sehari-hari, Vygotsky percaya bahwa anak akan jauh lebih maju dan berkembang jika berinteraksi dengan orang lain. anak-anak tidak akan mengembangkan pemikiran operasional formal tanpa bantuan orang lain.
Menurut Vygotsky, zona perkembangan proksimal merupakan celah antara actual development dan potensial development, dimana antara seorang anak dapat melakukan sesuatu tanpa bantuan orang dewasa dan apakah seorang anak dapat melakukan Sesuatu dengan arahan orang dewasa atau kerja sama dengan teman sebaya. Zona perkembangan proximal menitik beratkan pada interaksi social akan dapat memudahkan perkembangan anak. Ketika seorang siswa mengerjakan pekerjaannya disekolah sendiri, perkembangan mereka akan lambat . jadi untuk memaksimalkan perkembangan siswa seharusnya bekerja dengan teman sebaya yang lebih terampil yang dapat memimpin secara sistematis dalam memecahkan masalah yang lebih kompleks. Melalui interaksi yang berturut-turut ini diharapkan dapat mengembangkan pengalaman berbicara, bersikap dan berdiskusi secara baik.

2. Konsep scafolding
Selain teori Vygotsky diatas, Vygotsky juga mempuyai teori yang lain yaitu tentang “scaffolding”. Scaffolding adalah memberikan bantuan yang besar kepada seorang anak selama tahap-tahap awal pembelajaran dan kemudian mengurangi bantuan tersebut dan memberikan kesempatan kepada anak tersebut untuk mengerjakan pekerjaannya sendiri dan mengambil alih tanggung jawab pekerjaan itu. Bantuan yang diberikan guru dapat berupa petunjuk, peringatan, dorongan menguraikan masalah kedalam bentuk lain yang memungkinkan siswa dapat mandiri.
Vygotsky menjabarkan implikasi utama teori pembelajarannya yaitu:
1. Menghendaki setting kelas kooperaif, sehingga siswa dapat saling berinteraksi dan saling memunculkan strategi-strategi pemecahan masalah yang efekif dalam masng-masing zone of proximal development mereka.

2. Pendekatan Vygotsky dalam pembelajaran dalam menekankan scaffolding. Jadi teori belajar vigotsky adalah salah satu teori belajar social sehingga sangat sesuai dengan model pembelajaran kooperatif karena dalam model pembelajaran kooperatif terjadi interaktif social yaitu interaksi antara siswa dengan siswa dan antara siswa dengan guru dalam usaha menemukan konsep-konsep danpemecahan masalah.
Pengaruh karya Vygotsky dan burner terhadap dunia pengajaran dijabarkan oleh smith
1. Walaupun Vygotsky dan burner telah mengusulkan peranan yang lebih penting bagi orang dewasa dalam pembelajaran anak-anak dari pada peran yang diusulkan Peaget, keduanya tidak mendukung pengajaran diaktivis diganti sepenuhnya. Sebaliknya mereka malah menyatakan walaupun anak dilibatkan dalam pembelajaran aktif, guru harus aktif mendampingi setiap kegiatan anak-anak. Dalam istilah teoristis ini berarti anak-anak bekerja dalam zona perkembangan proksimal dan guru menyediakan scaffolding bagi anak.
2. Secara khusus Vygotsky mengemukakan bahwa disamping guru, teman sebaya juga berpengaruh pada perkembangan kognitif anak. Berlawanan dengan pembelajaran lewat penemuan individu (individual discoveri learning) kerja kelompok secara kooperatif tampaknya mempercepat perkembangan anak.
3. Gagasan tentang kelompok kerja kreatif ini diperluas menjadi pengajaran pribadi oleh teman sebaya, yaitu seorang anak mengajari anak lainnya yang agak tertinggal didalam pelajaran. Foot et al, menjelaskan pengajaran oleh teman sebaya ini dengan menggunakan teori vygotsky. Satu anak bisa lebih efektif membimbing anak lainnya melewati ZPD karena mereka sendiri baru saja melewati tahap itu sehingga bisa dengan mudah melihat kesulitan-kesulitan yang dihadapi anak lain dan menyediakan scaffolding yang sesuai.
Komputer juga dapat digunakan untuk meningkatkan pembelajaran dalam berbagai cara. Dalam prespektif pengikut vygotsky – bruner, perintah-perintah dilayar komputer merupakan scaffolding. Ketika anak menggunakan perangkat lunak atau software pendidikan, komputer menggunakan bantuan atau petunjuk scara detail seperti yang diisyaratkan sesuai kedudukan anak dalam ZPD. Tidak dipungkiri lagi beberapa anak dikelas lebih terampil dalam menggunakan computer sebagai tutor bagi teman sebayanya. Dengan murid-murid yang bekerja dengan komputer guru bisa bebas mencurahkan perhatiannya kepada individu-individu yang memerlukan bantuan dan menyiapkan scaffolding yang sesuai bagi masing-masing anak.

C. Penerapan dalam pembelajaran
Hoover, peneliti dari Texas University of Austin yang juga CEO pada southwest educational development labolatory menyatakan: constructivism’s central idea is that human learning is contructed, that learners buld new knowledge upon the foundation of previous learning. This view of learning sharply contrasts with one in which learning is the passive transmission of information fro individual to another, a view in which reception, not contruction, is key. Ada dua hal penting disini yang berkenaan dengan pengetahuan yang dikontruksi oleh pelajar. Pertama adalah pelajar membangun satu pengertian baru dengan menggunakan apa yang sudah mereka ketahui sebelumnya. Dalam hal ini tidak ada “tabularasa” dimana pengetahuan digoreskan. Pelajar akan memasuki suasana pembelajaran dimana pengetahuan yang diterima akan dihubungkan dengan pengalaman yang sudah ada sebelumnya dan pengetahuan yang sudah dimiliki saat ini akan mempengaruhi penerimaan pengetahuan yang baru. Dalam hal ini, Ki Hajar Dewantara adalah salah satu tulisannya yang mengungkapkan bahwa yang terjadi dalam diri anak adalah sesuai dengan “convergentie theorie”. Teori ini mengajarkan bahwa seorang anak terlahir ibarat kertas yang sudah ada tulisannya, akan tetapi semua tulisan itu masih kabur atau suram. Tugas pembelajaran adalah membantu anak untuk mempertebal tulisan-tulisan yang bersifat baik sehingga kelak dapat berubah menjadi ilmu yang berguna dan budi pekerti yang baik. Sedangkan tuisan yang sifatnya jelek harus dibiarkan agar bertambah suram atau bahkan menghilang. Ki Hajar menentang teori tabula rasa yang menganggap anak terlahir bagaikan kertas putih yang bisa ditulisi apa saja oleh pemelajar, atau teori aliran negative yang menganggap anak lahir bagaikan kertas yang sudah penuh dengan tulisan yang tidak dapat diubah isinya . Kedua adalah bahwa pembelajaran lebih bersifat aktif dan bukan pasif. Pelajar akan membandingkan apa yang baru dipelajarinya dengan apa yang diketahuinya. Jika terdapat perbedaan, maka pelajar akan mencoba mengakomodasikan apa yang baru dipelajarinya dengan memodifikasi pengetahuan yang sudah ada atau dimilkinya. Dalam proses ini akan terjadi proses pertimbangan oleh pelajar yang akan diakhiri dengan proses modifikasi jika pengetahuan baru tersebut dapat diterima. Salah satu landasannya adalah teori tidak kesesuaian kognitiv dari festinger (cognitive dissonance theory). Teori ini dikemukakan oleh festinger dalam bukunya yang berjudul A Theory of Cognitife dissonance. Menurut teori ini, ada kecenderungan dalam diri seseorang untuk selalu melihat konsistensi antar kognisi yang dimilikinya misalnya kepercayaan dan opini. Jika terjadi tidak kekesuaian antara sikap dengan prilaku (attitude and behavior), maka salah satu harus berubah untuk mehilangkan disonansi (ketidak-sesuaian) tersebut. Dalam hal, ada perbedaan sikap dan perilaku, maka biasanya orang akan merubah sikap untuk mengakomodasi perilaku. Ada dua faktor yang mempengaruhi tingkat ketidak sesuaian tersebut yaitu:
1. jumlah disanonsi keyakinan
2. kepentingan yang ada dalam masing-masing keyainan
Untuk menghilangkan ketidak sesuaian tersebut, pada dasarnya ada tiga cara yang dapat dilakukan oleh seseorang, yaitu:
1. mengurangi tingkat kepentingan dalam disonansi keyakinan
2. menembah kesesuain keyakinan melebihi disonansi keyakinan
3. merubah disonansi keyakinan untuk menghilangkan inkonsistensi

Disonansi sering terjadi dalam keadaan dimana seseorang harus membuat pelihan antara dua tindakan atau keyakinan yang tidak saling bersesuaian. Disonansi terbesar terjadi jika kedua elternatif memiliki tingkat atraktif yang sama. Perubahan sikap biasanya terjadi dalam arah yang memilki insentif yang lebih sedikit karena hasilnya adalah disonansi yang lebi kecil. Disini teori ini memiliki pertentangan dengan teori prilaku umum yang menganggap perubahan perilaku terbesar akan kearah peningkatan insentif.
Maddux, cleborne d Johnson, d lamont dalam tulisannya mengenai teori kontrutifis membagi paham kontruktivis kedalam dua aliran, yaitu paham kontruktivis kogitif dan paham kontruktivis social. Kontruktivis kognitif didasarkan pengembangan yang dibuat oleh ahli psikologi perkembangan Swiss dan Peaget. Teori Peaget ini mengandung dua unsur pokok yaitu, umur dan tahap perkembangan. Melalui kedua unsur ini bisa diprediksi apa yang bisa dan tidak bisa dilakukan oleh seorang anak berdasarkan umurnya, serta teori perkembangan yang menjelaskan bagaimana seorang anak membangun kemampuan kognitivnya.
Perkembangan termasuk internalisasi atau penyerapan isyarat-isyarat sehingga anak-anak dapat berfikir dan memecahkan masalah tanpa bantuan orang lain. Internalisasi ini disebut pengaturan diri (self regulation). Langkah pertama dari pengaturan diri dan pemikiran mandiri adalah mempelajari bahwa segala sesuatu memiliki makna. Langkah kedua dalam pengembangan struktur-struktur internal dan pengaturan diri adalah latihan. Siswa berlatih gerak-gerak isyarat yang akan mendatangkan perhatian. Kemudian langkah terakhir termasuk penggunaan isyarat dan memecahkan masalah tanpa bantuan orang lain.
Menurut Vygotsky, dengan melibatkan anak berdiskusi dan berfikir (reasoning) dalam mempelajari segala kejadian, akan mendorong anak untuk merefleksikan apa yang telah dikatakan atau diperbuatnya. Hal ini dapat menjadi “inner speech” atau “inner dialogue”, dialog dengan dirinya sendiri. Ini proses awal bagi anak untuk mengetahui tentang dirinya sendiri. Selanjutnya, dikemudian hari ia akan mampu mengevaluasi diri, menganalisis kekurangan serta kekuatan yang dimilikinya. Dengan terbiasa melibatkan anak diskusi, akan membantu anak untuk bisa berfikir pada tahapan yang lebih tinggi atau meta-cognition. Proses seperti ini dapat membuatnya menjadi manusia spiritual, yaitu manusia yang tahu siapa dirinya, dan mempunyai kesadaran bahwa dirinya adalah bagian dari masyarakat, komunitas dan alam semesta.

Teori kontrukivis sosial dibangun berdasarkan pengembangan yang dibuat oleh Lev Vygotsky. Vygotsky menekankan pada lingkungan social yang ikut membantu perkembangan seorang anak. Bagi Vygotsky, budaya sangat berpengaruh sekali dalam membentuk strutur kognitif anak. Yang membantu perkembangan anak bukan hanya guru, tetapi jaga anak-anak yang lebih dewasa. Vygotsky mengemukakan konsep mengenai zone of proximal development. Dalam konsep ini seorang anak dapat memahami suatu konsep dengan bantuan orang lain yang lebih dewasa yang tidak bisa dilakukannya sendiri. Dengan begitu seorang anak akan lebih mengerti dan mempunyai banyak pengalaman dan wawasan serta dapat menyelesaiakan suatu permasalahan yang dianggapnya rumit dan memerlukan bantuan orang lain yang dianggapnya mampu membantu untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, suatu wawasan yang tidak hanya didapat didalam sekolah tapi diluar sekolah. Dan permasalahan tersebut yang ada hubungannya dengan sekolah. Disini para pendukung kontruktivisme yakin bahwa pengalaman melalui lingkungan, kita aka memperoleh informasi, dan dapat menggabungkan pengalaman yang didapat sebelumnya dengan pengalaman yang baru. Dengan kata lain pada proses belajar masing-masing pelajar harus mengkreasikan pengetahuannya. Ada empat prinsip dasar dalam penerapan teori Vygotsky yaitu:
1. Belajar dan berkembang adalah aktivitas social dan kolaboratif
2. ZPD dapat menjadi pemandu dalam menyusun kurikulum dan pelajaran
3. Pembelajaran disekolah harus dalam konteks yang bermakna, tidak boleh dipisahkan dari pengetahua anak-anak yang dibangun dalam dunia nyata mereka
4. Pengalaman anak diluar sekolah harus dhubungkan dengan pengalaman mereka disekolah

BAB III
KESIMPULAN

• Teori Vgotsky menekankan pada pembelajaran sosiokultural. Inti dari teori Vygotsky yaitu penekanan pada interaksi pembelajaran antara aspek internal dan aspek eksternal pada lingkungan social. Menurut teori Vygotsky, fungsi kognitif berasal dari interaksi sosial masing-masing individu dalam konsep budaya.
• Zona perkembangan proximal ( ZPD ) ialah istilah Vygotsky untuk tugas-tugas yang terlalu sulit untuk dikuasai sendiri oleh anak-anak, tetapi yang dapat dikuasai dengan bimbingan dan bantuan dari orang-orang dewasa atau anak-anak yang lebih terampil.
• Teori kontrukivis social dibangun berdasarkan pengembangan yang dibuat oleh lev Vygotsky. Vygotsky menekankan pada lingkungan social yang ikut membantu perkembangan seorang anak. Bagi Vygotsky, budaya sangat berpengaruh sekali dalam membentuk strutur kognitif anak. Yang membantu perkembangan anak bukan hanya guru, tetapi jaga anak-anak yang lebih dewasa. Vygotsky mengemukakan konsep mengenai zone of proximal development. Ada empat prinsip dasar dalam penerapan teori Vygotsky yaitu:
1. belajar dan berkembang adalah aktivitas social dan kolaboratif
2. seorang yang lebih dewasa dapat menjadi pemandu dalam menyusun kurikulum dan pelajaran
3. pembelajaran disekolah harus dalam konteks yang bermakna, tidak boleh dipisahkan dari pengetahuan anak-anak yang dibangun dalam dunia nyata mereka
4. pengalaman anak diluar sekolah harus dihubungkan dengan pengalaman mereka di sekolah.

DAFTAR PUSTAKA

Dewantara, Ki Hajar, Dasar-dasar Majelis Luhur Persatuan Taman Siswa, Jogjakarta; 1977.
Http://Anwarholil.blogspot.com/2008/04/Teori-Vygotsky
Http://ipotes.wordpress.com
Http://rufmania.multiply.com/perkembangan-kognitif
Http://valmband.multiply.com
Http://viking.coe.uh.edu/ebook/et-it/social.hatm
Http://wikipedia.org/wiki/teori-perkembangan-kognitif
http://www.al-azhar.ac.id/konsep-vygotsky
Santrock, John W, 1995, Perkembangan masa hidup, edisi 5 jilid 1, Jakarta, Erlangga   TEORI LEV VYGOTSKY (1896-1934)

Posted: February 12, 2011 by rushexor in artikel

Lev Vygotsky adalah seorang filosof Rusia yang idenya mempunyai peran penting dalam memahami budaya, interaksi sosial dan peranan bahasa dalam perkembangan kognitif. Teori Vygotsky mendapat perhatian yang makin besar ketika memasuki akhir abad ke-20. Ia dipengaruhi oleh Pavlov dan beranggapan bahwa perkembangan secara langsung dipengaruhi oleh perkembangan sosial. Istilah yang sering digunakan adalah : dampak sosial, scaffolding, and zone of proximal development (ZPD).

Lev Vygotsky berbeda dengan konstruktivisme kognitif Piaget, konstruktivisme sosial yang dikembangkan oleh Vygotsky adalah bahwa belajar bagi anak dilakukan dalam interaksi dengan lingkungan sosial maupun lingkungan fisik. Inti konstruktivisme Vygotsky adalah interaksi antara aspek internal dan eksternal yang penekanannya pada lingkungan sosial dalam belajar. Konstruktivisme adalah suatu teori belajar yang mempunyai suatu pedoman dalam filosofi dan antropologi sebaik psikologi. Pedoman filosofi pada teori ni ditemukan pada abad ke-5 sebelum masehi. Ketika Socrates memajukan pemikiran dari level sophist oleh metode perkembangan sistematis yang ditemukan melalui gabungan antara pertanyaan dan alasan logika. Metode baru ini yang mengkontribusi secara besar-besaran untuk memajukan aspek pemecahan masalah aliran konstruktivisme.

Ada empat prinsip dasar dalam penerapan teori Vygotsky yaitu:
a. Belajar dan berkembang adalah aktivitas social dan kolaboratif
b. ZPD dapat menjadi pemandu dalam menyusun kurikulum dan pelajaran
c. Pembelajaran disekolah harus dalam konteks yang bermakna, tidak boleh dipisahkan dari pengetahua anak-anak yang dibangun dalam dunia nyata mereka
d. Pengalaman anak diluar sekolah harus dhubungkan dengan pengalaman mereka disekolah

Para ahli psikologi kognitif menyebut informasi dan pengalaman yang disimpan dalam memori jangka panjang dalam pengetahuan awal. Pengetahuan awal (prior knowlege) merupakan kumpulan dari pengetahuan dan pengalaman individu yang diperoleh sepanjang perjalanan hidup mereka, dan apa yang ia bawah kepada suatu pengalaman baru. . Kita perlu mengenalkan bahasa sejak dini untuk memperoleh keterampilan bahasa yang baik. Para pakar perilaku memandang bahasa sama dengan perilaku lainnya, misalnya duduk, berjalan atau berlari. Mereka berpendapat bahwa bahasa hanya urutan respon atau sebuah imitasi. Tetapi banyak diantara kalimat yang kita hasilkan adalah baru, kita tidak mendengar atau membicarakan sebelumnya. Kita tidak membicarakan bahasa didalam suatu ruang hampa sosial, kita memerlukan pengenalan bahasa yang lebih dini untuk memperoleh keterampilan bahasa yang baik. Bahasa berfungsi sebagai komunikasi. Dan suatu komunikasih itu digunakan sebagai alat untuk menyelesaikan masalah.
Interaksi sosial yang dipelajari anak berasal dari orang yang berkemampuan intelektual diatas anak tersebut. Umumnya anak mempelajari orang lain diatas umurnya atau orang dewasa. Disini guru berperan sebagai pengarah dan pemandu kegiatan siswa dan mendoronh siswa yang mampu untuk bekerja mandiri. Tidak hanya itu, guru juga bertindak sebagai seorang pembantu dan mediator pembelajaran siswa. Menurut Vygotsky keterampilan-keterampilan dalam keberfungsian mental berkembang melalui interaksi social langsung. Melalui pengoranisasian pengalaman-pengalaman interaksi social yang berada dalam suatu latar belakang kebudayaan ini. Perkembangan anak menjadi matang.
Vygotsky menekankan bagaimana proses-proses perkembangan mental seperti ingatan, perhatian, dan penalaran yang melibatkan pembelajaran yang menggunakan temuan-temuan masyarakat seperti bahasa, system matematika dan alat-alat ingatan.

Menurut Vygotsky, anak-anak lahir dengan fungsi mental yang relative dasar seperti kemampuan untuk memahami dunia luar dan memusatkan perhatian. Namun,anak-anak tidak banyak meiliki fungsi mental yang lebih tinggi. Pengalaman dengan orang lain secara berangsur menjadi semakin mendalam dan membentuk gambaran batin anak tentang dunia.
Pengalaman anak diluar sekolah, harus dihubungkan dengan pengalaman mereka disekolah. Teori Vygotsky menentang gagasan-gagasan Piaget tentang bahasa dan pemikiran. Vygotsky menyatakan bahwa bahasa, bahkan dalam bentuknya yang paling awal, adalah berbasis sosial, sementara Piaget menekankan pada percakapan anak-anak yang bersifar egosentris dan berorientasi nonsosial. Anak-anak berbicara kepada diri mereka untuk mengatur perilakunya dan untuk mengarahkan diri mereka (Duncan, 1991). Sebaliknya, Piaget menekankan bahwa percakapan anak kecil yang egosentris mencerminkan ketidakmatangan sosial dan kognitif mereka.
Menurut Vygotsky keterampilan-keterampilan dalam keberfungsian mental berkembang melalui interaksi social langsung. Melalui pengoranisasian pengalaman-pengalaman interaksi social yang berada dalam suatu latar belakang kebudayaan ini. Perkembangan anak menjadi matang.

Pembelajaran berdasarkan scaffolding yaitu memberikan ketrampilan yang penting untuk pemecahan masalah secara mandiri, seperti diskusi dan praktek langsung. Zone of Proximal Development adalah wilayah dimana anak mampu untuk belajar dengan bantuan orang yang kompeten. Batas ZPD yang lebih rendah ialah level pemecahan masalah yang di capai oleh seorang anak yang bekerja secara mandiri. Dan batas yang lebih tinggi ialah level tanggung jawab tambahan yang dapat di terima oleh anak dengan bantuan seorang instruktur yang mampu.
Penilaian belajar dilakukan dengan menggunakan cheklist, review, atau pertanyaan. Sedangkan penerapan teknologi untuk belajar adalah dengan pemakaian visualisasi, contoh grafis, pengalaman dunia nyata yang terkait dengan kebutuhan siswa.

Aplikasi teori kognitif terhadap pembelajaran siswa
Belajar merupakan proses aktif untuk membangun pengetahuan. Proses aktif yang dimaksud tidak hanya secara mental namun juga secara fisik, artinya secara fisik pengetahuan siswa secara aktif dibangun berdasarkan proses asimilasi pengalaman atau bahan yang dipelajari dengan pengetahuan. Ciri pembelajaran dalam pandangan kognitif:
a. Menyediakan pengalaman belajar berkaitan dengan pengetahuan yang dimiliki siswa sehingga belajar melalui proses pembentukan pengetahuan.
b. Menyediakan berbagai alternatif pengalaman belajar, misalnya suatu masalah dapat diselesaikan dengan berbagai cara.
c. Mengintegrasikan pembelajaran dengan sesuatu yang realistik yang melibatkan pengalaman konkrit, misalnya untuk memahami konsep melalui kenyataan kehidupan sehari-hari.
d. Mengintegrasikan pembelajaran sehingga terjadi kerjasama seseorang dengan orang lain atau dengan lingkungan. Misalnya kerjasama antara siswa-guru, siswa-siswa.
e. Memanfaatkan berbagai media untuk komunikasi.
f. Melibatkan emosional siswa sehingga menjadi menarik dan siswa mau belajar.

Tujuan pendidikan menurut teori belajar kognitif adalah :
a. Menghasilkan individu yang memiliki kemampuan berfikir untuk menyelesaikan setiap persoalan.
b. Kurikulum dirancang sedemikian rupa sehingga terjadi situasi untuk memungkinkan pengetahuan dan ketrampilan dapat dikonstruksi oleh peserta didik.
c. Peserta didik diharapkan selalu aktif dan dapat menemukan cara belajar yang sesuai bagi dirinya.

Ada empat prinsip dasar dalam penerapan teori Vygotsky dikelas :
a. Belajar dan berkembang adalah aktivitas sosial dan kolaboratif.
b. ZPD dapat menjadi pemandu dalam penyusunan kurikulum dan pelajaran.
c. Pembelajaran disekolah harus dalam konteks yang bermakna, tidak boleh dipisahkan dari pengetahuan anak-anak yang dibangun dalam ‘dunia nyata’ mereka.

pnitipan anak

perkenalan englis

good morning/good afternoon/ good evening/ good night* (selamat pagi/selamat siang/selamat malam/ selamat tidur*jarang digunakan)

how are you to day..

hello my friend..

i would like to introduce my self to you…[saya akan memperkenalkan diri saya kepada anda]

my name ismayanti…

i live in…{sebutkan tempat tinggal anda}…

i was born on..{lahir anda}

i was married and had a son named reyka..

and my husband named johan.

my job is…{pekerjaan anda}

my hobby is..{hoby anda}

i want to become a professional teacher and is useful for the family of nations and states.

[saya ingin menjadi seorang pengajar profesional dan berguna untuk keluarga bangsa dan negara]

kata penutup..  i think that is all,thank you for you attention..[saya pikir  itu semua cukup,terimakasih atas perhatian anda]

tip cara menulis

Judul Buku   :
99 CaraMenjadikan Anak Anda BERGAIRAH MENULIS.

Diterjemahkan dari 99 Ways To Get Kids to Love Writing; and 10 Easy Tips For Teaching them Grammar.

Penulis           : Mary Leonhardt

(Crown plubishing, 201 E.50th  Street, New York, NY 10022.
email;       maryl@tiac.net)

Penerbit         : – Kaifa, Bandung.

Jl. Yodkali No. 16, Bandung40124. Telp. (022) 7200931

Mizan Media Utama, (MMU)

Jl. BatikKumeli No. 12, bandung40123. Telp. (022)2517755.

Cetakan          : III,November 2002.

Halaman        : 176 hlm.

Mary Leonhardt, sebelumnya telah menulis buku yang berjudul; Parents Who Love Reading, Kids Who Don’t, Keeping kids Reading, dan 99 Ways to Get Kids to Love Reading. Bukunya yang terakhir ini telah diterbitkan dalam bahasa Indonesia dengan judul 99 Cara Menjadikan Anak Anda“Keranjingan” Membaca (Kaifa, 1999). Mary mengajar Bahasa Inggris di sekolah pemerintah, swasta, dan paroki selama 28 tahun. Sekarang ini dia mengajar di SMU Concord Carlisle di Massachusetts.

Sudah lama ia mengetahui cara mengubah anak-anak menjadi pembaca jempolan. Kiatnya adalah membantu mengembangkan kecintaan kepada segala macam bacaan, sesegera mungkin.Anak yang bisa membaca dan memahami sastra yang sulit dan rumit biasanya memiliki latar belakang mau membaca apa pun yang ada di hadapannya. Penulis terbaik juga memiliki latar belakang banyak menulis hanya karena mereka senang melakukannya.

Sekali anak jatuh cinta dengan menulis, tulisan mereka akan melejit. Maka, sebagai orang tua, akan sangat berhargalah jika anda memiliki sedikit waktu untuk memahami bagaimana menjadikan ini nyata. Maka teruslah Membaca!

***
Sepuluh Alasan Mengapa Gemar Menulis itu Penting.Rasa suka terhadap suatu kegiatan merupakan prasyarat untuk keberhasilan di bidang apa pun. Demikian pula halnya dalam menulis.Hanya anak-anak yang suka menulis saja yang akan menulis dengan sering dan teliti, salah satu hal yang mereka butuhkan untuk menjadi penulis ulung.Hanya siswa yang gemar menulis secara mandiri, yang akan mengembangkan irama dan gaya pribadi mereka.

Hanya anak yang terbiasa menulis mandiri sajalah yang akan belajar cara menulis dengan fokus yang tajam dan jelas.

Anak-anak harus sering dan bebas menulis serta membaca, supaya prigel (sangat terampil) dalam menggunakan struktur kalimat yang kompleks dan benar secara tata bahasa.

Anak-anak yang menikmati tulis-menulis jarang menunda-nunda menyerahkan makalah dan laporan sekolah yang di tugaskan

Anak-anak yang suka menulis, dan sering menulis untuk iseng, juga lebih memahami hal-hal yang di bacanya.

Membaca dan menulis, tak pelak lagi, saling berkaitan. Anak-anak yang gemar membaca akan memperoleh kebahagiaan menulis, yang kemudian mengalir dalam tulisan mereka. Anak-anak yang menulis cerita, puisi, dan memoar akan membaca dengan ketelitian dan wawasan yang jauh lebih besar. Mereka mulai memperhatikan bagaimana seorang pengarang menyusun alur cerita, menggambarkan secara rinci karakter seorangt okoh, atau menggunakan teknik-teknik pengibaratan.

Anak-anak yang gemar menulis dan membaca, menjadi murid yang unggul dalam hampir semua mata pelajaran.

Anak-anak dengan kebiasaan menulis pribadi yang mandiri mempunyai cara yang mudah untuk mengatasi trauma emosional.

Penulis yang prigel dan fasih mempunyai keuntungan luar biasa dalam sebagian besar pekerjaan.

***

99 Cara Memotivasi Anak Agar gemar menulis.

Sepuluh Kiat Utama;

1. Tumbuhkan kecintaan dan kebiasaan membaca pada diri anak. Inilah satu-satunya hal terpenting yang bisa anda lakukan untuk menjamin agar mereka menjadi penulis yang baik.

2. Dukunglah selalu tulisan anak anda. Dalam setiap tulisan, pastilah adayang dapat anda puji. Pujian adalah cara terefektif untuk memotivasi anak agarterus menulis.

3. Tawarkan saran dan kritik terhadap kepada anak hanya kalau mereka sudah menjadi penulis yang terampil dan percaya diri.

4. Hargai privasi anak. Janganlah membaca tulisannya tanpa seizinnya.

5. Hargai pendapat anak.

6.  Jangan menuntut kesempurnaan.

7. Jangan menyensor tulisan anak. Tulisan yang betul-betul tidak dapat diterima biasanya hanya musiman.

8. Sadarilah bahwa anak mempunyai selera menulis yang berbeda-beda, seperti halnya selera membaca. Doronglah mereka untuk menulis apa yang mereka senangi.

9. anda tak perlu mengajarkan tata bahasa kepada anak ketika mereka baru memulai menulis. Sebagian besar pengetahuan ketatabahasaan bersifat berkembang sehingga dapat dikuasai anak sedikit demi sedikit daripada dipelajari secara langsung.

10. Anda sendiri, menulislah untuk kesenangan.


Kiat Bagi Anak Usia Pra Sekolah;

11. Biarkan anak melihat kehidupan sehari-hari mereka itu menarik dan layak untuk dibicarakan.

12. Jangan berusaha menyensor atau mengendalikan perasaan anak.

13. Mendengarkan secara aktif merupakan teknik bagus untuk membantu anak memperluas gagasan dan pengalaman mereka.

14. Di samping menghargai pendapat anak, ajari mereka menghargai pendapat orang lain.

15. Jadikanlah anak-anak anda, anak yang luwes dan berpikiran terbuka. Itulah kunci menjadi penulis yangbaik.

16. Doronglah anak anda untuk terlibat dalam permainan yang imajinatif.

17. Bantulah anak menikmati bunyi kata-kata yang berbeda dengan membuat kalimat-kalimat lucu atau sajak bersama mereka.

18. Doronglah tulisan dalam bentuk apa pun dari anak yang masih kecil,selama tidak membuat anda jengkel, seperti mencorat-coret dengan crayon di buku gambar, mewarnai dengan kapur berwarna di trotoar, atau mengoleskan selai dikursi makan.

19. Sediakan lebih banyak kertas kosong dari pada buku mewarnai.

20. Sediakan banyak peralatan menulis.

21. Ketika anak anda sudah lebih banyak bicara, dan goresannya lebih dari sekedar corat-coret diatas kertas. Minta mereka menceritakan kepada anda tentang tulisan dan gambar mereka.

22. Pampangkan karya seni dan tulisan awal anak pada kulkas, dinding dapur,kantor, di mana saja yang terpikir oleh anda. Sebagai bentuk pujian dan dorongan serta sebagai cara membiasakan anak membiarkan orang lain melihat dan mengapresiasi karya mereka.

23. Bacakan puisi pada anak anda, dan belikan mereka kaset lagu anak. Mendengarkan lirik dan irama yang indah akan menumbuhkan rasa cinta anak pada bahasa yang imajinatif.

24. Awali tradisi ulang tahun membuat buklet “Ketika aku berumur tiga tahun (empat, lima dan seterusnya)”

25. Dorong anak anda mendiktekan cerita kepada anda.

26. Jangan dorong anak anda menulis sebelum mereka siap.


Kiat Bagi Anak Usia Sekolah Dasar:

27. Doronglah upaya menulis dini- begitu si anak menunjukkan dia siap-supaya mereka mempunyai pengalaman menyenangkan dalam menulis, sebelum tugas menulis di mulai di sekolah.

28. Anak-anak yang masih kecil sangat berminat mengetahui cara yang benar dalam mengerjakan segala sesutau. Minat ini bisa dimanfaatkan untuk mengajari mereka berbagai bentuk tulisan.

29. Menulis Puisi merupakan cara yang mudah untuk memulai.

30. Mulailah dengan puisi harfiah tentang pengalaman tertentu.

31. Kemudian cobalah puisi konyol. Penulisan puisi menggugah rasa bermain dengan kata-kata dan struktur kalimat. Kegiatan ini membantu mengembangkan kesadaran akan pengibaratan, metafora dan irama sembari memperlihatkan kekuatan dalam menulis singkat dan ringkas.

32. Katakan kepada anak anda, bahwa mereka tidak harus membuat puisinya mempunyai rima. Tetapi apabila mereka mau, perlu mereka ingat bahwa rima tidak boleh terkesan dipaksakan- harus seolah-olah puisi itu memang dituliskan begitu adanya, dan tahu-tahu sudah mempunyai rima dengan baris sebelumnya.

33. Namun, perlu diingat bahwa kebanyakan puisi awal anak-anak atau remaja-bersifat hambar, umur, dan betul-betul buruk.

34. Selanjutnya, doronglah mereka menulis catatan harian.

35. Setelah anak anda menulis agak lebih lancar, doronglah dia menulis berita.

36. Untuk anak yang masih kecil, mulailah dengan memberikan kertas kosongdan menunjukkan kepada mereka cara membuat judul dan dua kolom.

37. Tawarkan bantuan penyuntingan untuk Koran mereka.

38. Ketika mereka sudah agak lebih besar dan menulis dengan lebih mandiri,jika anda mempunyai komputer, perlihatkanlah cara menggunakan template surat kabar.

39. Setelah mereka sudah menulis Koran kecil atau madding beberapalama, perlihatkanlah kepada mereka jenis-jenis tulisan surat kabar.

40. Jelaskan bahwa dalam penulisan berita yang jujur, mereka hanya bolehmenyajikan fakta, berurutan menurut tingkat kepentingannya.

41. Jelaskan bahwa tulisan feature (karangan khas) mengungkapkankisah di balik berita. Bentuk ini tidak harus menyajikan fakta terpenting diawal, tetapi bisa ditulis secara lebih menarik atau kreatif.

42. Jelaskan kepada anak anda, bahwa dalam penulisan editorial atau tajukrencana, dia bisa mengutarakan pendapatnya sendiri. Lazimnya tajuk rencana didasarkan atas berita baru-baru ini.

43. Jangan berharap anda akan selalu bersepakat dengan pendapat anak anda.

44. Anjurkan anak anda menuliskan suratpersuasif (tulisan yang mengajak pembaca sepakat dengan gagasanpenulisnya) ketika ia kecewa terhadap sesuatu.

45. Pandulah dia sedikit mengenal cara tepat menulis surat persuasif yang baik.

46. Setelah anak anda mempunyai pengalaman menulis dengan kejadian nyata,dalam buku harian atau suratkabar, sarankan mereka mencoba mengarang fiksi.

47. Bersiaplah membaca karangan awal berupa kisah nyata yang agak disamarkan.

48. Begitu anak anda mulai mengarang cerita yang lebih panjang, perlihatkankepada mereka cara menuliskan percakapan.

49. Jelaskan kepada anak anda bahwa cara mengarang yang paling baik adalahmengambil pengalaman yang banyak mereka ketahui- seperti bermain sepak bolaatau pergi berkemah- lalu katakan “Bagaimana seandainya”.

50. Dorong mereka untuk menggunakan gayatutur orang.


Kiat Bagi Anak Usia Sekolah Menengah;

51. Sarankan agar anak remaja anda bergabung dengan staf Koran, bukutahunan, atau majalah kesusastraan sekolah.

52. Bantulah mereka memikirkan cara untuk mulai menggunakan tulisan merekasecara professional.

53. Perlihatkan kepada mereka cara memanfaatkan internet untuk menulismakalah penelitian di sekolah.

54. Berika sedikit panduan bagi mereka untuk menulis esai pendaftaran masukke perguruan tinggi.

55. Jangan menuntut anak remaja anda selalu juara di sekolah.


Kegiatan dan Rutinitas Yang Menggugah Semangat Menulis;

56. Jadilah keluarga yang suka menuliskan pesan.

57. Jika anda hendak membeli komputer keluarga, pertimbangkanlah untukmembeli laptop daripada desktop.

58. Jika anda memang mampu membelinya, pertimbangkanlah memberikan satulaptop untuk setiap anak anda yang sudah besar.

59. Buatlah kisah keluarga, dilengkapi dengan foto dan sedikit narasi.

60. Sebagai salah satu kegiatan dalam acara menginap atau pesta ulang tahun,sarankan agar anak-anak menuliskan cerita kelompok, dan berikan hadiah untukcerita yang terbaik.

61. Cari situs tulis menulis bagi anak-anak di internet. Diantaranya; http://www.stonesoup.com, http://www.kidstory.com, http://www.realkids.com/club.htm. dan lainsebagainya.

62. Doronglah anak anda untuk mengikutsertakan karya terbaiknya dalamsayembara menulis atau mengirimkannya ke majalah anak-anak.

63. Dorong anak anda untuk menerbitkan karya mereka sendiri.

64. Ingat bahwa penulis sejati mempunyai rutinitas menulis yang berbeda-beda.

Kiat Mencari Sekolah;

65. Carilah guru-guru yang hangat dan mengayomi.

66. Carilah sekolah dengan rasio murid-guru yang rendah, semakin sedikitmurid yang menjadi tanggung jawab guru, semakin besar waktunya untuk membacatulisan anak-anak itu.

67. Carilah sekolah yang memberikan banyak kebebasan akademis bagi guru.

68. Carilah sekolah yang mendukung membaca mandiri bagi siswa. Karenakebiasaan membaca sangat penting bagi keberhasilan menulis (dan keberhasilanakademis secara keseluruhan).

69. Carilah sekolah yang menekankan pelajaran menulis kretaif.

70. Carilah sekolah yang memperlakukan murid sebagai penulis sejati. Kuncinyaadalah mencari sekolah yang terlihat menghargai individualitas dan bakat yangberbeda-beda dari penulis muda.

71. Waspadalah sekolah yang memakai metode rubrik untuk menulis tulisan.Hanya pada saat anak diberi kelonggaran dan di dorong untuk banyak menulis yangmengasyikkan dan yang berarti bagi mereka, barulah mereka mulai memperolehkefasihan yang nyata dan rasa kebahasaan yang tinggi. Begitu hal ini terjadi,maka mereka akan dengan mudah diajari format konvensional.

72. Penggunaan rubrikberarti anak akan terus menerus mencoba untuk menulis dengan standar lain,bukan mengembangkan kecakapan kritis mereka sendiri.

73. Jika anda terpaksa menyekolahkan anak anda di sekolah yang tidakmengajarkan tulis menulis dengan baik, atau sama sekali tidak mengajarkannya,carilah guru disana yang sekiranya tidak menghambat.

Kiat Bagi Anak Yang Mempunyai Kelemahan Menulis;

74. Cobalah selidiki apa persisnya kelemahan anak anda.

Pertama, hitunglah berapa banyak waktu yang dihabiskan anak anda untukmembaca. Jika anak anda sedikit sekali membaca, anggaplah itu inti dari banyak,atau semua permasalahan menulis.

Kalau tidak banyak membaca, anak anda akan meneladani bahasa lisan, bukan bahasa tertulis. Ini berarti struktur kalimat mereka longgar dan bertele-tele dan tulisan merekasering berisikan kalimat rull-on (kalimat dengan dua atau lebih kalimatlengkap yang secara salah digabungkan menjadi satu kalimat).

75. Anak-anak yang tulisan tangannya buruk diperbolehkan untuk mengetik atau menggunakan komputer.

76. Anak-anak yang tidak bisa mengeja harus di ajari trik-trik mengeja.

Mengeja itu ganjil, begitu banyak emosi yang mengelilinginya. Anak yang dapat mengeja dengan baikadalah anak yang dapat membaca dengan baik, juga memiliki kemampuan pengolahan visualdan audiotoral yang sangat baik.

77. Anak-anak yang banyak membuat kesalahan tata bahasa harus dikelilingioleh bahan bacaan apa saja; komik, majalah, surat kabar, dan lain sebagainya.

78. Carilah kegiatan menulis yang akan memotivasi anak anda yang belum bisamenulis dengan baik untuk menulis demi kesenangan.

“Orang yangdapat membaca dengan baik, akan dapat menulis dengan baik karena mereka secaratidak sadar akan memperoleh gayapenulisan yang baik”

(Stephen Krashen,Penulis The power of Reading,insights from the research)

79. Berikan sedikit bantuan untuk tugas menulis di sekolah.

80. Jika anak anda membawa makalah kepada anda dan minta bantuan, hargailah ia sebagai penulis.

81. Apabila anak berhenti menulis sama sekali, hal itu biasanya karena mereka sedang bergulat dengan masalah emosionalnya.

Kiat Bagi Penulis Yang Lancar Dan Mandiri;

82. Sadarilah bahwa jika anak anda menjadi sangat tertarik terhadap tulis menulis, dan tulisannya bagus. Anda mungkin harus menjadi mentornya dalam halini.

83. Mulailah memberikan umpan balik dengan lebih lengkap seraya anak anda menjadi penulis yang lebih baik.

84. Temukanlah kekuatan unik setiap anak.

85. Anak-anak yang visual dan berdarah seni cenderung menulis dengan banyak pengibaratan dan detail yang hidup.

Anak-anak seperti ini cukup mudah dikenali. Biasanya mereka menyukai mitos, dan fantasi sepertilayaknya anak kecil karena detailnya yang hampir metaforis. Dan jika lebihbesar, mereka akan menjadi anak yang pemikir dan meditatif. Kadang mereka menyukaikegiatan di luar rumah dan berjam-jam memancing atau mendaki gunung (dan menyimpan citra alam yang indah untuk digunakan nantinya).

86. Dengan para penulis visual ini, tekankan bahwa perumpamaan yang efektif itu segar dan mendesakkan pemahaman yang lebih kaya.

87. Berikan dorongan untuk menulis ulang apabila maknanya tidak jelas.

88. Anjurkan kepada penulis visual untuk membaca tulisan para penulis vyangakan memperkaya tulisan mereka sendiri dengan detail, deskripsi, dan citra yangmenarik.

89. Anda mungkin harus menawarkan dukungan khusus bagi penulis yang kaya danpenuh detail ini karena hanya sedikit guru yang bisa mengenali berbagaikemungkinan dalam jenis gayaini.

90. Anak-anak yang sangat verbal biasanya bagus dalam menciptakan penutur yang bersemangat dan mendefinisikan tokoh dengan tajam.

Kemampuan menulis dengan irama yang khas dan menarik merupakan keahlian khusus pengarang jenis ini.

91. Anda dapat membantu penulis yang sangat verbal ini menjelajahi jenis-jenis penuturan yang berbeda.

92. Kadang-kadang, dengan penulis seperti itu, anda perlu menyarankan supaya mereka menggambarkan tokoh-tokohnya dan setting cerita dengan sedikit sempurna.

93. Carilah buku-buku yang memiliki teknik penuturan yang menarik utnukmereka baca.

94. Anak-anak yang sangat mahir menggunakan beragam nada kadang bermasalah dengan guru-guru yang tidak menghargai ironi atau komedi.

95. Sebagian anak tidak begitu kuat dalam pemeriaan atau penuturan, namun dia berkisah dengan luar biasa.

96. Semangati para pendongeng muda ini, bahkan ketika cerpen pertama merekatak berkesudahan dan sangat sukar di ikuti.

97. Seraya mereka menulis lebih banyak, mulai sarankan agar mereka menambahkan deskripsi, atau penutur yang sedikit berkrepribadian.

98. Kiatnya adalah menemukan penutur yang baik untuk mereka baca, yang juga mempunyai gaya yang hidup dan berkembang.

Umumnya, para penutur ini sangat berprestasi di sekolah karena pemahaman mereka akan ilmu pengetahuan faktual membuat mereka disayangi guru-gurunya.

Terakhir;

99. Lihatlah gambaran yang lebih besar. Mempunyai anak yang merupakan penulis dan pembaca, hebat memang penting. Namun, lebih penting lagi adalah mempunyai anak yang menjadi orang baik.

Penulis handal haruslah merupakan orang yang berintegritas dan welas asih, karena mereka bisa mempunyai kekuatan dan pengaruh.

***

9 CaraMudah Mengajarkan Tata Bahasa

1. Jangan berusaha memberikan pelajaran tata bahasa formal kecuali anak anda luar biasa reseptif dan ingin belajar. Ajarkan tata bahasa bersamaan dengan mengajar anak anda menulis.

2. Sebutlah bantuan anda sebagi “penyuntingan” dan selalu tawarkan sebagai bantuan, bukan keharusan.

Bersikaplah sangatmenghargai. Katakan kepada mereka bahwa tulisan itu adalah karya mereka, dananda hanyalah menawarkan saran. Mereka tidak harus menerima saran anda.Merekalah pengambil keputusan akhir mengenai karya mereka sendiri.

3. Gunakanlah istilah Tata Bahasa yang benar ketika membantu anak andadengan tulisan mereka, tetapi lakukan secara sambil lalu. Jangan berusahamembuat mereka mempelajari istilah-istilah itu. Biarkan mereka mencernamyasecara alamiah.

Berikut tinjauan singkat tentang jenis kata:

Kata Benda (Nomina) menamai orang, tempat atau benda. Misalnya apel atau Jakarta.

Kata Ganti (Pronomina) menggantikan kata benda, misalnya diaatau mereka.

Kata Kerja (Verba) menunjukkan perbuatan, misalnya menjerit,melompat.

Kata Sifat (Adjektiva) menerangkan kata benda, seperti besaratau pengecut.

Kata Keterangan (Adverbia) menerangkan katakerja, kata sifat, atau kata keterangan lainnya, misalnya sangat atau dengancepat.

Kata Depan (preposisi) menunjukkan tempat atau kedudukan,seperti di rumah dan dalam kereta.

Kata Sambung (konjungsi) menghubungkan kata, frase, atauklausa, misalnya karena, dan, sejak, ketika.

Kata Seru (Interjeksi) memperlihatkan emosi yang kuat,misalnya; Wah!

Anak anda juga perlumengetahui istilah-istilah bagian kalimat, seperti Subyek, predikat,obyek, kalimat langsung dan tidak langsung, kalimat aktif dan pasif dan lainsebagainya.

4. Jangan berusaha mengajarkan struktur kalimat sampai kalimat bersusunmulai terlihat dalam tulisan anak anda.

Kalimat bersusun adalahkalimat yang terdiri dari satu klausa bebas dan satu klausa terikat. Klausaadalah bahan pembangun utama kalimat. Kalusa mempunyai satu subjek dan satupredikat.

Kalimat tunggal terdiriatas satu klausa bebas. Kalimat majemuk mempunyai setidaknya dua klausabebas. klausa disebut bebas karena ia bisa berdiri sendiri. Sedangkan klausaterikat walaupun mempunyai subyek dan predikat tetapi ia tidak bisa berdirisendiri.

Contoh; yang baruberumur lima tahun                 (klausaterikat)

Anak itu mendapatuntung dari kios limunnya       (klausa bebas)

Anak itu, yang baru berumur lima tahun, mendapat untung dari kios limunya (kalimat bersusun).

5. Begitu kalimat bersusun mulai merayapi tulisan anak anda, pujilah merekadan sebutkan nama kontruksi kalimat itu untuk mereka.

6. Setelah anka anda mulai memakai kalimat bersusun dalam tulisannya, dansetelah anda berkesempatan membuat dia akrab dengan peristilahannya, jelaskan kalimat rull-on dan fragmen kalimat apabila mereka meminta bantuan penyuntingan.

Kalimat rull-on adalah dua klausa bebasyang digabungkan dengan koma, padahal ia membutuhkan titik koma atau titik ataukata sambung.

Contoh; Aku pulangcepat harihujan.                   (koma)

Aku pulang cepat; harihujan                                  (titik koma)

Aku pulang cepat. Harihujan                                 (titik)

Aku pulang cepat karenaharihujan                      (kata sambung)

Fragmen kalimat adalah sekelompok kata yangbelum menjadi gagasan lengkap.

Contohnya berupa frase;di belakang gudang, atau

Klausa terikat; ketilkasaya pergi.

7. Mulailah memperhatikan keseiringan dalam tulisan mereka.

8. Setelah anda sampai sejauh ini dalam tata bahasa, mintalah anak andamembaca tulisan anda dan menyarankan penyuntingan.

9. Sediakan buku tata bahasa untuk mengatasi masalah-masalah yang muncul.

Jika anak anda sudahmahir dalam tata bahasa. Kini anda hanyalah memperhatikan agar mereka tidaksombong dan merendahkan orang lain, tidak menjadi orang yang palingmembosankan, Tuan Tata Bahasa sempurna yang selalu memperbaiki orang lain.

Jangan Lupa menjadikananak anda menjadi orang yang BAIK, MENGHARGAI dan MENGHORMATI orang lain.

10 Penulis peraih Nobel Sastra dan 10 penulis Terkemuka Indonesia.

10 PeraihNobel Sastra;

1. Pearl S.Buck

Seorang wanita yang lahir di Hillsboro, West Virginia pada 1892, ia adalah pengarangAmerika yang produktif, menghasilkan lebih dari 85 buku, termasuk novel, bukuanak, drama, biografi, dan non fiksi. Novel-novelnya senantiasa mengangkat konfrontasi antara Timur dan Barat serta mengambil lokasi Cina sebagai latarcerita, lalu melebar ke India dan Korea. Dia dianugrahi Nobel pada 1938 untukpenggambarannya yang kaya dan bersifat epik mengenai kehidupan petani di Cinadan untuk mahakarya biografisnya. Karyanya yang paling terkenal adalah TheGood Earth (Bumi yang Subur), yang lama mendiami daftar bukularis Amerika dan meraih beberapa penghargaan antara lain; Hadiah Pulitzer danMedali William Dean Howells.

2. ErnestHemingway,

Lahir di Oak Park, Illinois pada 1898, ia adalah salah satu penulis Amerika terbesar padaabad ke-20, yang dikenal dengan gaya penulisannya yang elegan. Prosanya tidak berbelit, dialognya ringkas, dan kecenderungannya menggunakan understatements angat efektif dalam cerpen-cerpennya. Dalam karyanya, dia senang menampilkan tokoh-tokoh yang keras dan kadang lugu, menjalani kehidupan yang penuh bahaya.Keberanian dan kejujuran mereka dilatari oleh masyarakat modern yang brutal,dan dalam konfrontasi ini mereka kehilangan harapan dan keyakinan. Hemingwaydianugerahi hadiah Nobel pada tahun 1954 untuk kepiawaiannya dalam senibertutur, yang tercermin dalam karyanya The Old Man and The Sea(Orang tua dan laut) yang juga meraih hadiah Pulitzer, dan untuk pengaruh yangdiberikannya pada gaya kepenulisan kontemporer.

3. JohnSteinbeck,

Lahir di Salinas, California pada 1902, ia adalah pengarang Amerika yang berciri khastulisannya yang mengandung pengertian yang simpatik bagi orang-orang malang didunia. Novel-novel Steinbeck dapat diklasifikasikan sebagai novel sosial, yangmengangkat persoalan ekonomi dari kalangan pekerja pedesaan. Setelah padaawalnya menggunakan humor yang kasar dan membumi, dia melanjutkan dengan fiksiyang serius, dan sering agresif dalam kritik sosial. Grapes of Wrath(Amarah) pemenang Hadiah Pulitzer dianggap sebagai karyanya yang terbaik.Steinbeck dianugerahi Hadiah Nobel pada 1962 untuk tulisannya yang realistis danimajinatif, yang dicampur dengan rasa humor yang simpatis dan persepsi sosialyang tajam.

4. NaguibMahfouz

Lahir diKairo pada tahun 1911, adalah salah satu penulis kontemporer utama di Mesir,yang dikenal dengan novel dan cerpennya yang berkisah tentang kehidupan kotatradisional. Jumlah karyanya tak kurang dari tiga puluh novel, lebih dariseratus cerpen, dan lebih dari dua ratus artikel, serta separoh novelnya telahdiangkat ke layar perak yang diedarkan ke berbagai wilayah yang berbahasa Arab.Mahfouz menerima Hadiah Nobel pada 1988 karena dia penulis yang melaluikarya-karyanya yang kaya nuansa- sebentar jernih dan realistis dan jernih,sebentar ambigu secara evokatif- telah membentuk seni bertutur Arab yang jugaberlaku bagi seluruh umat manusia.

5. RabindranathTagore

Lahir diBengal pada 1861, adalah penulis India yang terutama dikenal untuk kumpulanpuisinya, Gitanjali (1912) yang didasarkan pada tema-tema Hindutradisional. Bagi dunia, dia menjadi suara budaya spiritual India. Baginegaranya sendiri (terutama Bengal), dia adalah lembaga hidup yang besar. Pada1913 Tagore meraih hadiah Nobel untuk puisinya yang sensitif, segar dan indahsehingga dia menjadikan pemikiran puitisnya bagian dari sastra Barat, denganketrampilan yang luar biasa dan dengan kata-katanya sendiri dalam BahasaInggris. Selain puisi, dia juga menulis beberapa kumpulan cerpen, novel, dramamusikal, drama tari, esai segala jenis, catatan perjalanan, dua autobiografi,gambar dan lukisan, serta lagu yang lirik dan nadanya dia yang ciptakan sendiri.

6. HermanHesse

Lahir diClaw di Black Forest pada 2 Juli 1877, adalah penulis Swiss kelahiran Jerman.Karya-karyanya yang simbolis membahas dualitas keberadaan manusia serta rasaketerasingan dan kesepian seniman. The Glass Bead Game (1943) danSiddartha (1922) mencerminkan minatnya dalam mistisisme Asia. Diadianugerahi Hadiah Nobel pada 1946 untuk tulisannya yang cemerlang. Dengankupasan yang semakin tajam dan berani, karya-karyanya melambangkan idealismehumanitarian klasik dan kualitas gaya yang tinggi.

7. RudyardKipling

Lahir diBombay pada 1865, ia adalah pengarang Inggris yang karya-karya populernyamenafsirkan India dalam segala gairah, ketakpuasannya, dan perjuangannya.Pandangan romantisnya mengenai imperalisme Inggris tercermin dalampuisi-puisinya yang terkenal, misalnya “Mandalay”,”GungaDin”, dan Recessional (1897). Jungle Book menjadisastra anak klasik di seluruh dunia. Kipling menerima Hadiah Nobel pada 1907untuk kekuatan pengamatannya, imajinasinya yang orisinal, semangat ideceritanya, dan bakat bertuturnya yang luar biasa, yang mencirikan karyapengarang yang terkenal di seluruh dunia ini. Selain Hadiah Nobel, Kipling jugamenerima banyak penghargaan lain dan berbagai gelar kehormatan, termasuk MedaliEmas dari Royal Society of literature pada 1926.

8. YasunariKawabata,

Lahir diOsaka pada 1899, ia adalah pengarang Jepang yang Novel-novelnya seringmenggambarkan individu yang terasing dan kesepian, yang mencari keindahan dankemurnian. Dia memulai kariernya dengan cerpen Izu Dancer, yangditerbitkan pada tahun 1927. setelah beberapa karya yang menonjol, Novel SnowCountry (1937) memantapkan posisi Kawabata sebagai salah satu pengarangterdepan di jepang. The Old Capital adalah karyanya yang palingberkesan di Negara kelahirannya, maupun di Luar negeri. Pada 1959, Kawabatamenerima Medali Goethe di Frankrut, dan pada 1968 dianugerahi hadiahNobel untuk kepiawaian bertuturnya, yang secara sangat peka mengungkapkan intisaripemikiran Jepang.

9. Jean-PaulSartre,

Lahir diParis pada 1905, ia adalah penulis dan filosof Prancis, serta eksistensialis terdepan. Tulisan teoritis, novel maupun drama karyanya adalah salah satusumber inspirasional utama bagi sastra modern, tetapi Sartre paling di kenalsebagai penulis drama. Tulisannya menelaah individu sebagai makhluk yangbertanggung jawab, namun kesepian, terapung dalam alam yang bermakna dengankebebasan memilih yang menyeramkan. Novel pertamanya, La Nausee (1938)dan kumpulan cerpennya, Le Mur (1938), secara dramatismengungkapkan tema tersebut. Sartre menerima Hadiah Nobel pada 1964 untukkaryanya yang kaya dalam gagasan dan sarat oleh semangat kebebasan sertapencarian kebenaran, dan telah memberikan pengaruh yang jauh di masa kini.

10. Winston Churchill,

Lahir pada1874, ia adalah negarawan yang menerima Hadiah Nobel untuk bidang Sastra pada1953 untuk kepiawaiannya dalam penggambaran sejarah dan biografi, dan jugauntuk pidatonya yang cemerlang dalam membela nilai-nilai kemanusiaan yang dijunjung tinggi. Dua karya biografinya membahas kehidupan ayahnya, LordRandolph  Churchill, dan kehidupan leluhurnya, Duke of Marlborough.Buku sejarah yang ditulisnya adalah The World Crisis (1923-29)tentang Perang Dunia I dalam empat jilid, dan History of TheEnglish-Speaking Peoples (1956-58), juga empat jilid. Pidato-pidatonyadibukukan menjadi berbelas jilid, diantaranya The Unrelenting Struggle (1942),The Dawn of Liberation (1945), dan Victory (1946).

Cairo, 16 November2008, 21.15 WK.Diiringi keinginan untuk menimbulkan kecintaan akan membaca dan menulis.Semoga Bermanfaat!

 

Next: Aku Bisa Nulis Cerpen